JAKARTA, KOMPAS.com - Direktur Utama PT Krakatau Steel Tbk (KRAS) Silmy Karim mengungkapkan perusahaan masih memiliki utang sebesar 1,9 miliar dollar AS atau sekitar Rp 27,2 triliun (asumsi kurs Rp 14.350 per dollar AS). Utang ini berasal dari berbagai bank, baik pelat merah maupun swasta.
"Komponen utang kami saat ini sekitar 1,9 miliar dollar AS, di mana yang utamanya adalah di Himbara dan juga ada 4 bank lain. Himbara itu ada di 60 persen, sisanya di bank asing dan bank swasta nasional,” ujarnya dalam rapat dengar pendapat dengan Komisi VI DPR, Senin (11/4/2022).
Ia mengatakan, besaran utang tersebut tidak ideal bagi keuangan perusahaan. Menurut Silmy, seharusnya besaran utang Krakatau Steel bisa ditekan ke kisaran 1 miliar dollar AS.
Baca juga: Syarat dan Tahapan Rekrutmen PPPK Tenaga Kesehatan pada 2022
Dia mengungkapkan, sejalan dengan roadmap yang direncanakan, posisi utang perusahaan akan menjadi sekitar 1,1-1,2 miliar dollar AS di akhir 2022, berkurang dari posisi awal di 2018 yang sebesar 2,3 miliar dollar AS.
"Idealnya Krakatau Steel itu utang di kisaran 1 miliar dollar AS. Sehingga kalau kami bisa melewati tahun ini dengan baik itu sudah mendekati ideal," kata dia.
Silmy menjelaskan, pihaknya telah melakukan sejumlah transformasi perusahaan sehingga bisa menekan jumlah utang. Ia mengatakan, Krakatau Steel sudah memiliki roadmap hingga 2025 untuk menyehatkan keuangan perusahaan.
Baca juga: Krakatau Steel Cetak Laba Bersih Rp 258 Miliar di Kuartal I-2022
Secara rinci, pada 2019-2020 perusahaan fokus melakukan restrukturisasi utang, perbaikan di sisi operasional, serta melakukan digitalisasi internal guna mengubah pola kultur kerja dan operasi yang lebih efisien.
Selain itu, Krakatau Steel fokus membentuk subholding company di 2021-2022. Ada dua subholding yang terbentuk, salah satunya berfokus pada baja konstruksi dan satu lagi berfokus pada investasi-investasi yang mendukung industri baja nasional.
Kemudian di 2023-2025 mendatang, Krakatau Steel akan memperluas dan memperkuat posisi perusahaan di pasar. Ini termasuk dengan proyek peningkatan kapasitas produksi 10 Juta ton baja klaster Cilegon (rolling mill) untuk mendukung industri baja nasional.
"Ini di dalamnya kami juga memanfaatkan kapabilitas digital dan lain-lain. Sehingga ini membuat Krakatau Steel yang sebelumnya 8 tahun mengalami kerugian, saat ini menjadi dua tahun berturut-turut mengalami keuntungan," tutup Silmy.
Sebagai informasi, Krakatau Steel mencatatkan laba bersih 18 juta dollar AS atau sekitar Rp 258 miliar sepanjang kuartal I-2022 dengan penjualan mencapai 647 juta dollar AS atau sekitar Rp 10 triliun. Namun, kinerja hingga 31 Maret 2022 ini belum diaudit.
Baca juga: Jelang Lebaran, Penjualan Eceran Ritel Tumbuh Melambat
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.