Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Harga Emas Dunia Naik Tipis

Kompas.com - 12/04/2022, 09:41 WIB
Yohana Artha Uly,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

Sumber CNBC

NEW YORK, KOMPAS.com - Harga emas dunia naik tipis pada akhir perdagangan Senin waktu setempat (Selasa pagi WIB) di dorong pernyataan Bank Sentral AS atau Federal Reserve (The Fed) terkait suku bunga dan fokus investor terhadap laporan harga konsumen Maret.

Mengutip CNBC, Selasa (12/4/2022), harga emas di pasar spot naik tipis 0,1 persen ke level 1.947,80 dollar AS per troy ounce. Sementara harga emas berjangka Comex New York Exchange naik 0,1 persen ke level 1.948,2 dollar AS per troy ounce.

Harga emas sebenarnya sempat naik tinggi dalam sesi perdagangan kemarin, namun mengalami tekanan hingga menjadi hanya naik tipis pada penutupan perdagangan, karena pernyataan pihak Bank Sentral AS terkait suku bunga acuan.

Baca juga: Awal Pekan, Harga Emas Antam Turun Rp 1.000 Per Gram

Harga emas menyerah setelah mengalami kenaikan yang cukup tinggi. Pergerakan harga emas dunia cenderung melemah sejak The Fed memberi sinyal kenaikan suku bunga acuan yang agresif sebesar 50 basis poin (bps) pada bulan Mei guna mengatasi inflasi yang tinggi.

Pernyataan Presiden Federal Reserve Chicago, Charles Evans yang mengisyaratkan tidak akan menentang kenaikan suku bunga acuan untuk bisa menjadi netral, di mana akan membutuhkan beberapa kali kenaikan suku bunga, turut memberikan tekanan pada harga emas.

Evans mengatakan kenaikan suku bunga 50 bos 'sangat mungkin' pada pertemuan The Fed. Namun The Fed dinilai seharusnya tidak menaikkan suku begitu cepat sehingga tidak memiliki cukup waktu untuk menilai tekanan inflasi dan menyesuaikan kebijakan lanjutan.

"Pertanyaan sebenarnya adalah apakah (The Fed) benar-benar akan mengambil sikap yang cukup kuat terhadap tekanan inflasi ini, untuk mencegah potensi yang kami yakini masih bisa mendukung harga emas?," ujar Direktur Perdagangan Logam Mulia High Ridge Futures, David Meger.

Adapun The Fed sudah menaikkan suku bunga 25 bps pada Maret lalu ke kisaran 0,25 persen dan 0,50 persen, yanng sekaligus menjadi menjadi kenaikan pertama dalam tiga tahun terakhir.

Baca juga: Harga Emas Dunia Turun Tipis Usai The Fed Rilis Risalah Pertemuan

Emas memang dianggap sebagai lindung nilai terhadap inflasi. Namun kenaikan suku bunga tidak menguntungkan emas, sebab meningkatkan peluang kerugian memegang emas yang memang tidak memberikan imbal hasil.

Justru kenaikan suku bunga menaikkan imbal hasil obligasi pemerintah Amerika Serikat (AS) dan meningkatkan nilai mata uang dollar AS. Kondisi itu membuat investor beralih ke aset berisiko dari aset safe haven emas.

Kini investor sedang fokus pada laporan harga konsumen AS dan indeks harga produsen bulan Maret yang akan dirilis pekan ini. Para pelaku pasar memperkirakan harga konsumen mengalami kenaikan lebih lanjut karena dampak perang Rusia-Ukraina telah berdampak pada peningkatan ongkos energi.

"Perang terus berlanjut dan tanpa solusi yang jelas dan menjadi bukti bahwa itu menjadi masalah jangka panjang (dan mendukung kenaikan harga emas)," kata Carlo Alberto De Casa, Analis Pasar Eksternal di Kinesis.

Baca juga: Bingung Investasi Emas atau Bitcoin? Simak 4 Perbedaan Keduanya Berikut!

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber CNBC
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Libur Lebaran, Injourney Proyeksi Jumlah Penumpang Pesawat Capai 7,9 Juta Orang

Libur Lebaran, Injourney Proyeksi Jumlah Penumpang Pesawat Capai 7,9 Juta Orang

Whats New
Program Peremajaan Sawit Rakyat Tidak Pernah Capai Target

Program Peremajaan Sawit Rakyat Tidak Pernah Capai Target

Whats New
Cara Cetak Kartu NPWP Hilang atau Rusak Antiribet

Cara Cetak Kartu NPWP Hilang atau Rusak Antiribet

Whats New
Produsen Cetakan Sarung Tangan Genjot Produksi Tahun Ini

Produsen Cetakan Sarung Tangan Genjot Produksi Tahun Ini

Rilis
IHSG Melemah Tinggalkan Level 7.300, Rupiah Naik Tipis

IHSG Melemah Tinggalkan Level 7.300, Rupiah Naik Tipis

Whats New
Sempat Ditutup Sementara, Bandara Minangkabau Sudah Kembali Beroperasi

Sempat Ditutup Sementara, Bandara Minangkabau Sudah Kembali Beroperasi

Whats New
Sudah Salurkan Rp 75 Triliun, BI: Orang Siap-siap Mudik, Sudah Bawa Uang Baru

Sudah Salurkan Rp 75 Triliun, BI: Orang Siap-siap Mudik, Sudah Bawa Uang Baru

Whats New
Harga Naik Selama Ramadhan 2024, Begini Cara Ritel Mendapat Keuntungan

Harga Naik Selama Ramadhan 2024, Begini Cara Ritel Mendapat Keuntungan

Whats New
Mentan Amran Serahkan Rp 54 Triliun untuk Pupuk Bersubsidi, Jadi Catatan Sejarah bagi Indonesia

Mentan Amran Serahkan Rp 54 Triliun untuk Pupuk Bersubsidi, Jadi Catatan Sejarah bagi Indonesia

Whats New
Kasus Korupsi PT Timah: Lahan Dikuasai BUMN, tapi Ditambang Swasta Secara Ilegal

Kasus Korupsi PT Timah: Lahan Dikuasai BUMN, tapi Ditambang Swasta Secara Ilegal

Whats New
4 Tips Mengelola THR agar Tak Numpang Lewat

4 Tips Mengelola THR agar Tak Numpang Lewat

Spend Smart
Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis, Stafsus Erick Thohir: Kasus yang Sudah Sangat Lama...

Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis, Stafsus Erick Thohir: Kasus yang Sudah Sangat Lama...

Whats New
Menkeu: Per 15 Maret, Kinerja Kepabeanan dan Cukai Capai Rp 56,5 Triliun

Menkeu: Per 15 Maret, Kinerja Kepabeanan dan Cukai Capai Rp 56,5 Triliun

Whats New
Siap-siap, IFSH Tebar Dividen Tunai Rp 63,378 Miliar

Siap-siap, IFSH Tebar Dividen Tunai Rp 63,378 Miliar

Whats New
Harga Tiket Kereta Bandara dari Manggarai dan BNI City 2024

Harga Tiket Kereta Bandara dari Manggarai dan BNI City 2024

Spend Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com