Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kalangan Buruh Kecam Pengeroyokan Ade Armando

Kompas.com - 12/04/2022, 18:20 WIB
Muhammad Choirul Anwar

Penulis


KOMPAS.com – Pengeroyokan yang dialami pegiat media sosial sekaligus Dosen FISIP Universitas Indonesia Ade Armando di kawasan Gedung DPR, Jakarta, membuat kalangan buruh ikut buka suara.

Presiden Konfederasi Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (KSPSI) Andi Gani Nena Wea mengecam keras tindakan pemukulan disertai kekerasan terhadap Ade Armando tersebut.

Andi Gani meminta polisi segera mengusut tuntas pelaku dan juga aktor intelektual dari insiden yang terjadi di tengah aksi demonstrasi mahasiswa pada 11 April 2022 tersebut.

Baca juga: Perhitungan THR 2022, Cek Besaran THR 2022 Karyawan Swasta

"Saya sangat yakin pelaku kekerasan itu bukan peserta aksi tetapi penyusup yang sudah disiapkan aktor intelektual," katanya kepada wartawan di Jakarta, Selasa (12/4/2022).

Selain menyesalkan adanya kejadian ini, Andi Gani yang juga Pimpinan Konfederasi Buruh ASEAN itu sebenarnya juga mengaku terkejut atas kejadian tersebut.

Menurutnya, pengeroyokan semacam ini tidak harus terjadi. Ia menilai, perbedaan pendapat merupakan hal yang sangat biasa dan penyampaian pendapat masyarakat dijamin oleh Undang-Undang.

Namun, kata dia, penyampaian aspirasi yang bersifat anarkis tidak akan menghasilkan apa-apa, dan itu sama saja dengan memaksakan kehendak.

Andi Gani sendiri dikenal sebagai pimpinan buruh yang sering menggelar aksi buruh dalam skala besar di Tanah Air. Dalam memimpin aksi buruh, Andi Gani selalu menekankan untuk menjauhi aksi kekerasan.

Sebelumnya, Sekjen Pergerakan Indonesia untuk Semua (PIS) Nong Darol Mahmada mengatakan, pengeroyokan akademisi Universitas Indonesia sekaligus pegiat media sosial Ade Armando, diduga dipicu oleh makian seorang perempuan.

Baca juga: Karyawan Kena PHK karena Melakukan Tindak Pidana Apa Dapat Pesangon?

Mulanya, Ade Armando berada di lokasi demonstrasi mahasiswa di depan gedung DPR pada Senin (11/4/2022), tepatnya pukul 14.00. Kehadiran Ade Armando di sana untuk membuat konten YouTube dan media sosial Gerakan PIS.

Pukul 15.35 tim menyepakati untuk menyudahi peliputan. Posisinya saat itu Ade Armando dan tim ada di depan pintu gerbang utama DPR.

"Pukul 15.40 tiba-tiba didatangi oleh seorang ibu-ibu tidak dikenal sambil memaki-maki. Makian ibu-ibu inilah yang merangsang massa untuk bertindak beringas. Mereka semua mengepung Ade Armando dan tim," kata Nong Darol dalam keterangan tertulis yang diterima Kompas.com, Selasa (12/4/2022).

Pukul 15.41 Ade Armando dan tim kemudian mundur ke dinding pagar DPR. Kemudian mereka didatangi massa yang mendorong-dorong Ade Armando. Lalu, tim liputan bergeser ke sebelah kiri depan gedung DPR. Mereka hendak meninggalkan lokasi karena sudah tidak kondusif.

Baca juga: Begini Perhitungan Pesangon PHK Karyawan karena Sakit Berkepanjangan

"Beberapa saat kemudian dihampiri beberapa orang tidak dikenal, mereka tiba-tiba langsung menyerang. Sebelumnya mereka mengepung Ade dan tim. Sepertinya pengepungan dilakukan untuk menutup penyerangan dari pantauan petugas," tutur Nong Darol.

Anggota tim liputan berusaha melindungi Ade Armando yang terus menerus diserang dan dipukuli, tetapi tim kemudian terjatuh dan terpental. Karena tidak bisa menolong, tim yang terpental mencari polisi untuk meminta pertolongan.

Polisi kemudian datang dan memberikan pertolongan. Setelah diamankan dan ditarik ke dalam gedung DPR oleh pihak kepolisian, Ade Armando mendapatkan penanganan dari dokter polisi pada jam 16.10.

Baca juga: Karyawan Resign karena Alasan Ini Bisa Cairkan Pesangon

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com