Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

LPS Sebut Simpanan Orang Kaya di Bank Tumbuh Terus, Kenapa?

Kompas.com - 12/04/2022, 20:50 WIB
Yohana Artha Uly,
Akhdi Martin Pratama

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Lembaga Penjaminan Simpanan (LPS) mencatat jumlah simpanan orang kaya di bank terus meningkat. Tercermin dari kelas simpanan di atas Rp 5 miliar yang mencapai naik 16,3 persen menjadi sebesar Rp 3.818 triliun pada Februari 2022.

"Jadi kalau orang kaya, semakin bagus ekonominya, semakin kencang tumbuhnya, dobel digit lah (simpanan orang kaya di bank), cukup baik ya tumbuh 16 persen year on year," ujar Ketua Ketua Dewan Komisioner LPS Purbaya Yudhi Sadewa dalam acara Silaturahmi LPS dan Perbankan di Hotel Fairmont, Jakarta, Selasa (12/4/2022).

Baca juga: LPS Optimis Pertumbuhan Ekonomi RI Bisa Capai 5,5 Persen, Apa Pemicunya?

Menurutnya, peningkatan tabungan orang kaya di perbankan menunjukkan bahwa perekonomian Indonesia sudah mengalami pemulihan, terlebih didukung naiknya harga berbagai komoditas. Seperti diketahui, saat ini batu bara dan minyak kelapa sawit memang tengah mengalami lonjakan harga.

"Tapi secara umum pasti karena fondasi ekonominya membaik," imbuh dia.

Purbaya pun menilai, simpanan di bank akan naik terus. Jika asumsi pertumbuhan ekonomi tahun ini sebesar 5 persen dan inflasi sebesar 3 persen terealisasi maka simpanan di bank akan tumbuh 8-10 persen dari produk domestik bruto (PDB).

"Itu adalah proyeksi pertumbuhan keuntungan perusahaan, kira-kira seperti itu. Nanti orang-orang kaya yang punya perusahaan semakin banyak juga duitnya, yang di bawah gajinya naik juga. Jadi kalau ekonominya semakin bagus, semuanya akan happy," jelas Purbaya.

Baca juga: LPS Minta Masyarakat Cermati Tawaran Cashback dari Bank

Sebelumnya, Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Febrio Nathan Kacaribu memperkirakan dana pihak ketiga (DPK) yang tersimpan di perbankan tembus sekitar Rp 600 triliun-Rp 700 triliun.

Ia bilang, tingginya dana tersebut disebabkan oleh harga komoditas unggulan RI yang meningkat yakni kepala sawit dan batu bara. Adapun Kenaikan harga ini terjadi akibar memanasnya geopolitik antara Rusia dan Ukraina, serta meningkatnya permintaan dunia.

"Saat ini kami prediksi ada sekitar Rp 600 - Rp 700 triliun DPK yang menumpuk di perbankan," kata Febrio dalam Webinar Indonesia Macro Economic Outlook 2022 di Jakarta, Senin (4/4/2022).

Baca juga: LPS Akan Diberi Mandat untuk Menjamin Polis Asuransi

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com