Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Lewat Perdagangan Karbon, Orang Biasa Pun Bisa Jaga Bumi Sekaligus Dapat Keuntungan

Kompas.com - 12/04/2022, 22:02 WIB
Sri Noviyanti

Editor

KOMPAS.com – Belakangan, netralisasi karbon menjadi istilah baru yang kerap terdengar. Hal ini mengiringi  carbon neutrality dan carbon peak yang jadi pekerjaan rumah dan harus diprioritaskan pada 2022.

Dilansir dari ScienceDirect, para pemimpin negara juga telah berkomitmen untuk menurunkan setidaknya 50 persen emisi karbon pada 2030. Dengan target ini, netralisasi karbon diprediksi dapat terwujud pada 2060 sebagai upaya menyelamatkan lingkungan. Hal ini dibahas saat gelaran COP26.

Untuk mencapai hal tersebut, seluruh pihak pun harus turut berkontribusi, termasuk perusahaan swasta dan bagian terkecil dari sebuah negara, yakni masyarakat.

Pada 2020, Tesla memperoleh pendapatan operasional 1,58 miliar dollar AS dari penjualan kredit karbon. Jumlah ini melebihi dua kali laba bersih tahunan yang perusahaan ini hasilkan. Ini artinya, penjualan kredit karbon justru lebih menguntungkan daripada produk yang dijual perusahaan, yakni mobil.

Amerika Serikat (AS) sebagai negara dengan 11 negara bagian membuat kebijakan pada pembuat mobil untuk menjual persentase tertentu dari kendaraan tanpa emisi pada 2025.

Jika tidak mencapai target itu, maka perusahaan harus membeli kredit emisi karbon untuk menutupi kekurangan dan menghindari denda besar. Inilah yang menjadikan Tesla sebagai "penjual kredit karbon".

Tesla tidak mengungkapkan nama perusahaan yang membeli emisi karbonnya dalam laporan keuangan. Namun, pada 2019, dilansir dari Bloomberg, perusahaan mobil Amerika General Motors dan perusahaan mobil Eropa Fiat Chrysler mengatakan bahwa mereka membeli emisi karbon mereka dari Tesla di AS.

Fiat Chrysler menghabiskan setidaknya 1,8 miliar euro secara global untuk membeli kredit karbon.

Inisiatif netraliasasi karbon

Selain perusahaan mobil, perusahaan raksasa teknologi dinilai jadi pihak yang berkontribusi atas emisi karbon.

Pendiri Microsoft Bill Gates adalah salah satunya. Dia mengambil banyak penerbangan pribadi setiap tahunnya. Penerbangan dengan jet pribadi yan dilakukan olehnya menjadi satu penyumbang emisi karbon.

Untuk mengupayakan hal itu, Gates tidak mengubah penerbangan jet pribadi menjadi penerbangan biasa. Ia mengantinya dengan menghabiskan 7 juta dollar AS setahun untuk mengimbangi jejak karbon dari jet pribadinya dengan membeli tunjangan untuk kelebihan emisi karbonnya.

Di sisi lain, Gates punya inisiatif berinvestasi pada banyak proyek netralisasi karbon, terutama teknologi Carbon Capture, Utilization and Storage (CCUS) atau disebut juga penangkapan, pemanfaatan, dan penyimpanan karbon.

Raksasa teknologi lainnya, Apple, juga telah mencoba melakukan inisiatif pengurangan emisi karbon.

Pada konferensi musim gugur 2020, Apple mengumumkan pembatalan headphone dan colokan yang biasanya disertakan dengan produk ponsel keluarannya.

Melalui inisiatif itu, Apple mengklaim telah mengurangi emisi karbon sebesar 2 juta ton per tahun dalam produksi dan logistiknya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Jokowi Tegaskan Freeport Sudah Milik RI, Bukan Amerika Serikat

Jokowi Tegaskan Freeport Sudah Milik RI, Bukan Amerika Serikat

Whats New
Astra Infra Group Bakal Diskon Tarif Tol Saat Lebaran 2024, Ini Bocoran Rutenya

Astra Infra Group Bakal Diskon Tarif Tol Saat Lebaran 2024, Ini Bocoran Rutenya

Whats New
Dampak Korupsi BUMN PT Timah: Alam Rusak, Negara Rugi Ratusan Triliun

Dampak Korupsi BUMN PT Timah: Alam Rusak, Negara Rugi Ratusan Triliun

Whats New
Cek, Ini Daftar Lowongan Kerja BUMN 2024 yang Masih Tersedia

Cek, Ini Daftar Lowongan Kerja BUMN 2024 yang Masih Tersedia

Whats New
Rincian Harga Emas Hari Ini di Pegadaian 29 Maret 2024

Rincian Harga Emas Hari Ini di Pegadaian 29 Maret 2024

Spend Smart
Kecelakaan Beruntun di GT Halim Diduga gara-gara Truk ODOL, Kemenhub Tunggu Investigasi KNKT

Kecelakaan Beruntun di GT Halim Diduga gara-gara Truk ODOL, Kemenhub Tunggu Investigasi KNKT

Whats New
Indef: Banjir Barang Impor Harga Murah Bukan Karena TikTok Shop, tapi...

Indef: Banjir Barang Impor Harga Murah Bukan Karena TikTok Shop, tapi...

Whats New
Emiten Menara TBIG Catat Pendapatan Rp 6,6 Triliun Sepanjang 2023

Emiten Menara TBIG Catat Pendapatan Rp 6,6 Triliun Sepanjang 2023

Whats New
LKPP: Nilai Transaksi Pemerintah di e-Katalog Capai Rp 196,7 Triliun Sepanjang 2023

LKPP: Nilai Transaksi Pemerintah di e-Katalog Capai Rp 196,7 Triliun Sepanjang 2023

Whats New
?[POPULER MONEY] Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis | Pakaian Bekas Impor Marak Lagi

?[POPULER MONEY] Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis | Pakaian Bekas Impor Marak Lagi

Whats New
Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Whats New
Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Whats New
Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Whats New
Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Whats New
Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com