Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemudik via Kapal Laut Diprediksi Melonjak 234 Persen, Ini Langkah Kemenhub

Kompas.com - 13/04/2022, 05:55 WIB
Muhammad Choirul Anwar

Penulis


KOMPAS.com – Volume pemudik yang akan menggunakan transportasi laut pada arus mudik Lebaran 2022 diprediksi mencapai 1,4 juta penumpang atau melonjak 234 persen dari tahun 2021.

Angka tersebut merupakan hasil survei Badan Litbang Kementerian Perhubungan (Kemenhub) mengenai prediksi jumlah pemudik via kapal laut pada masa mudik Idul Fitri 1443 H/2022.

Untuk mengantisipasi peningkatan penumpang tersebut, Direktorat Jenderal Perhubungan Laut Kemenhub telah menyiapkan armada kapal laut sebanyak 1.186 unit dengan kapasitas 2,46 juta orang penumpang.

Baca juga: Syarat dan Cara Daftar Mudik Gratis Kemenhub dan Jasa Raharja

Terkait hal ini, Direktorat Jenderal Perhubungan Laut juga telah menggelar rapat koordinasi kesiapan penyelenggaraan angkutan laut Lebaran pada hari Selasa, 12 April 2022 di Jakarta.

Tujuan utama dari penyelenggaraan rapat koordinasi ini adalah untuk memantapkan koordinasi antar-instansi terkait, penyedia jasa, dan asosiasi yang terlibat langsung dalam penyelenggaraan angkutan laut Lebaran.

Plt Direktur Jenderal Perhubungan Laut Capt Mugen S Sartoto menegaskan, pihaknya akan memastikan bahwa seluruh armada kapal dalam keadaan laik laut.

“Kami menginstruksikan kepada seluruh Unit Pelaksana Teknis (UPT) di seluruh Indonesia untuk melaksanakan uji kelaiklautan kapal terhadap seluruh kapal yang berada/beropersi di wilayah kerjanya,” ujarnya, dikutip dari keterangan resmi pada Rabu (13/4/2022).

Baca juga: Cara Cek Saldo e-Toll Mandiri untuk Persiapan Mudik Lebaran

Sejalan dengan itu, pihaknya bakal mempersiapkan angkutan mudik Lebaran 2022 dengan tetap menerapkan protokol kesehatan dalam rangka mengurangi risiko penyebaran Covid-19.

 

Karena itu, dia telah menginstruksikan para kepala UPT untuk membentuk Posko Pelayanan Angkutan Laut Lebaran Tahun 2022 (1443 H) sesuai Instruksi Dirjen No: IR- DJPL /2/2022 pada masing-masing wilayah kerja.

Posko tersebut dibentuk dengan melibatkan instansi dan stakeholder terkait di pelabuhan. Kepala UPT juga diminta melaporkan perkembangan situasi terkini setiap hari ke Posko Kantor Pusat Ditjen Hubla.

Baca juga: Catat Total Tarif Tol Surabaya-Probolinggo untuk Mudik Lebaran 2022

Para Kepala UPT juga harus menyediakan alat pemeriksaan kesehatan, fasilitas vaksin, dan tempat isolasi sementara.

Kemudian, dia juga meminta agar seluruh fasilitas di pelabuhan dan kapal telah dibersihkan dan dilakukan penyemprotan disinfektan secara berkala oleh instansi atau operator yang bertanggung jawab.

Pengawasan terhadap keselamatan dan keamanan pelayaran juga harus diperketat dengan berkoordinasi dengan instansi dan stakeholder terkait, termasuk dengan BMKG setempat untuk menyebarluaskan prakiraan cuaca kepada masyarakat maritim dalam rangka mewaspadai terjadinya cuaca buruk.

Hal penting lain yang harus disiapkan adalah mengoptimalkan potensi armada pada daerahnya masing-masing, terutama ruas-ruas dengan jumlah penumpang tertinggi pada arus mudik/balik sehingga dapat mengurangi terjadinya penumpukan penumpang.

Baca juga: Update Tarif Tol Malang-Solo 2022 untuk Mudik Lebaran

“Sedangkan kepada perusahaan pelayaran diwajibkan untuk memperbaharui/meng-update informasi terkini jadwal kedatangan/keberangkatan kapal baik di pelabuhan maupun melalui media sosial,”tegas Mugen.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Emiten Menara TBIG Catat Pendapatan Rp 6,6 Triliun Sepanjang 2023

Emiten Menara TBIG Catat Pendapatan Rp 6,6 Triliun Sepanjang 2023

Whats New
LKPP: Nilai Transaksi Pemerintah di e-Katalog Capai Rp 196,7 Triliun Sepanjang 2023

LKPP: Nilai Transaksi Pemerintah di e-Katalog Capai Rp 196,7 Triliun Sepanjang 2023

Whats New
?[POPULER MONEY] Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis | Pakaian Bekas Impor Marak Lagi

?[POPULER MONEY] Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis | Pakaian Bekas Impor Marak Lagi

Whats New
Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Whats New
Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Whats New
Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Whats New
Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Whats New
Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Whats New
Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Whats New
Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Whats New
Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Work Smart
Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Whats New
Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Whats New
Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Whats New
Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com