Pakaian, aksen, atau lingkungan tempat tinggal mereka dapat memengaruhi pikiran dan perasaan rekruter (Knocker, 2021).
Bias dapat terjadi karena otak manusia terbiasa mengambil jalan pintas untuk membantu manusia membuat keputusan dengan cepat.
Contohnya, kandidat tinggal di lingkungan kota yang mewah, rekruter akan dengan cepat menganggap bahwa kandidat sudah sukses dan akan memiliki performa yang baik di posisi barunya.
Contoh Lain, saat kandidat sudah memiliki tiga anak, rekruter akan menganggap bahwa kandidat terlalu sibuk dengan kewajiban keluarga untuk fokus pada pekerjaan (Knocker, 2021).
Bahaya dari hiring bias
Dikutip dari Howard (2017), unconscious bias memiliki implikasi merugikan yang sama dengan diskriminasi dan bias yang dilakukan secara sadar.
Oleh karena itu, rekruter harus menjadi penggerak untuk menciptakan keragaman di tempat kerja.
Perusahaan dengan karyawan yang beragam telah terbukti dapat bekerja lebih efektif dan berkinerja lebih baik.
Karyawan dengan keragaman latar belakang, etnis, pengalaman, dan gaya kerja akan mendorong inovasi dan memungkinkan berbagai pemikiran dan sudut pandang.
Dikutip dari Alexandra (2020), perusahaan dengan karyawan yang berasal dari berbagai kultur 35 persen lebih mungkin untuk mengungguli median industri nasional masing-masing.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanSegera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.