JAKARTA, KOMPAS.com - Direktur Penilaian Perusahaan Bursa Efek Indonesia (BEI) I Gede Nyoman Yetna berharap kesuksesan IPO GOTO atau PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk, bisa diikuti oleh perusahan–perusahaan teknologi lainnya di tanah air.
“Kami optimis pencapaian IPO GOTO ini menjadi momentum yang baik untuk mendorong semakin banyaknya perusahaan teknologi lainnya untuk mengikuti langkah ini,” kata Nyoman kepada wartawan, Selasa (13/4/2022).
Sebagai informasi, GOTO melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Senin (11/4/2022) sebagai perusahaan ke-15 yang tercatat di BEI sepanjang tahun 2022.
Baca juga: Kartu Prakerja Gelombang 26 Ditutup, Ini Cara Cek Hasil Seleksinya
GoTo melepas sebanyak 46,7 miliar saham seri A yang mewakili sebesar 3,43 persen dari modal ditempatkan dan disetor emiten setelah Penawaran Umum Perdana Saham seharga Rp 338 per saham. GOTO juga mengalami oversubscribed hingga 15,7 kali.
Nyoman mengatakan, Indonesia merupakan negara penghasil unicorn terbanyak di Asia Tenggara. Selain itu, Indonesia juga masih mempunyai potensi yang sangat besar melahirkan unicorn-unicorn selanjutnya di mana saat ini terdapat puluhan Centaur yang siap menjadi Unicorn atau istilah saat ini “Soon-icorn”.
“Oleh karena itu, kami senantiasa mendorong perusahaan dari berbagai industri termasuk juga perusahaan-perusahaan di bidang teknologi untuk memanfaatkan pasar modal sebagai house of growth dengan melakukan sosialisasi IPO dan listing baik secara one on one maupun melalui workshop,” jelas Nyoman.
Baca juga: IHSG Diprediksi Melemah, Simak Rekomendasi Saham Hari Ini
Hingga 11 April 2022, BEI mencatat ada 30 perusahaan yang mengantre di BEI untuk melakukan IPO. Adapun 15 perusahaan merupakan perusahaan dengan aset skala besar atai di atas Rp 250 miliar, 12 perusahaan skala menengah atau dengan aset Rp 50 miliar hingga Rp 250 miliar, dan 3 perusahaan dengan aset skala kecil atau aset di bawah Rp 50 miliar.
Sementara dari sektornya, sebanyak 6 perusahaan dari sektor consumer cyclicals, 5 perusahaan dari sektor consumer non-cyclicals, kemudian masing – masing 4 perusahaan dari sektor Infrastructures dan Properties & Real Estate.
Selain itu ada 3 perusahaan dari sektor energy, masing – masing 2 perusahaan dari sektor industrials, technology, dan healthcare, dan selanjutnya masing – masing 1 perusahaan dari sektor basic materials dan transportation & logistic.
Baca juga: Bitcoin dkk Menguat, Cek Harga Kripto Hari Ini
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.