Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

AAJI Sebut Unit Link Mampu Mendorong Percepatan Ekonomi Indonesia

Kompas.com - 13/04/2022, 11:30 WIB
Agustinus Rangga Respati,
Yoga Sukmana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Produk Asuransi yang Dikaitkan dengan Investasi (PAYDI) atau unit link dinilai akan memperkuat fundamental ekonomi guna mendorong percepatan pertumbuhan ekonomi Indonesia.

Ketua Dewan Pengurus AAJI Budi Tampubolon mengungkapkan, produk unit link sudah dua dekade melindungi masyarakat Indonesia.

"Pada tahun 2021 saja, penempatan investasi dari industri asuransi pada produk saham dan reksadana sebesar Rp 316,57 triliun. Ini telah berkontribusi dalam menjaga stabilitas pasar modal Indonesia. Sementara, penempatan pada Surat Berharga Negara (SBN) sebesar Rp 107,54 triliun mendukung program pemerintah dalam pembangunan nasional jangka panjang,” kata dia Selasa (13/4/2022).

Baca juga: Rekrutmen Bersama BUMN 2022, Simak Cara Daftar hingga Jadwalnya

Lebih lanjut Budi menerangkan, pembayaran klaim produk unit link juga telah mendukung dua program utama pemerintah yaitu Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) dan program Ketahanan Keuangan Keluarga.

Buktinya, total klaim dan manfaat pada tahun 2021 yang sudah diterima oleh nasabah unit link di Indonesia tercatat sebesar Rp 101,57 triliun dengan pertumbuhan sebesar 19,9 persen jika dibandingkan pada tahun sebelumnya.

"Manfaat unit link tidak hanya dirasakan masyarakat, namun juga berdampak pada pembangunan ekonomi Indonesia," imbuh dia.

Ia menambahkan, sampai sekarang produk unit link masih digemari masyarakat Indonesia.

Berdasarkan catatannya pada Laporan Kinerja AAJI tahun 2021, produk asuransi unit link masih mendominasi dengan kontribusi sebesar 62,9 persen dari keseluruhan total pendapatan premi. Unit link tercatat telah melindungi 6,44 juta orang Indonesia.

Baca juga: Apa Itu Unit Link alias PAYDI?

Ke depannya, AAJI optimis dengan adanya penyempurnaan dari peraturan PAYDI atau unit link yang sudah ada. Ia berharap, masyarakat dapat lebih mudah memahami dan dapat benar-benar merasakan manfaat dari produk ini.

"Dengan demikian, lebih banyak masyarakat Indonesia dapat terlindungi sehingga ketahanan keuangan keluarga Indonesia semakin besar, dan pada akhirnya dapat berdampak positif pada ketahanan ekonomi Indonesia,” ucap dia.

Menanggapi hal tersebut, Ketua Departemen R&D dan Pelaporan AAJI Paul Setio Kartono berpendapat, unit link masih menjadi produk favorit nasabah asuransi jiwa di berbagai belahan dunia.

Ia bilang ada beberapa faktor penyebabnya. Pertama, unit link memberikan manfaat ganda berupa perlindungan dan investasi. Kedua, produk ini memberikan kemudahan akses bagi affluent market atau kelas menengah yang sebelumnya terhalangi untuk berkecimpung dan merasakan manfaat investasi pasar modal.

Berdasarkan data yang ia miliki, pada tahun 2020 di Asia, market share produk unit link masih tinggi. Hal ini ditunjukkan dengan pangsa pasar unit link di Malaysia sebesar 53,2 persen dan Filipina sebesar 74 persen.

"Di Indonesia pendapatan premi unit link selalu meningkat dan tumbuh positif di setiap tahunnya. Pendapatan premi PAYDI pada tahun 2021 sebesar Rp 127,7 triliun, tumbuh 6,4 persen jika dibandingkan dengan tahun 2020. Tahun 2021, PAYDI berkontribusi sekitar 63 persen terhadap total pendapatan premi industri asuransi jiwa, sementara 37 persen lainnya berasal dari produk tradisional,” jelas Paul.

Baca juga: OJK: Salah Kaprah jika Beli Unit Link Disebut Bisa Tambah Kaya

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kasus Korupsi PT Timah: Lahan Dikuasai BUMN, tapi Ditambang Swasta Secara Ilegal

Kasus Korupsi PT Timah: Lahan Dikuasai BUMN, tapi Ditambang Swasta Secara Ilegal

Whats New
4 Tips Mengelola THR agar Tak Numpang Lewat

4 Tips Mengelola THR agar Tak Numpang Lewat

Spend Smart
Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis, Stafsus Erick Thohir: Kasus yang Sudah Sangat Lama...

Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis, Stafsus Erick Thohir: Kasus yang Sudah Sangat Lama...

Whats New
Menkeu: Per 15 Maret, Kinerja Kepabeanan dan Cukai Capai Rp 56,5 Triliun

Menkeu: Per 15 Maret, Kinerja Kepabeanan dan Cukai Capai Rp 56,5 Triliun

Whats New
Siap-siap, IFSH Tebar Dividen Tunai Rp 63,378 Miliar

Siap-siap, IFSH Tebar Dividen Tunai Rp 63,378 Miliar

Whats New
Harga Tiket Kereta Bandara dari Manggarai dan BNI City 2024

Harga Tiket Kereta Bandara dari Manggarai dan BNI City 2024

Spend Smart
Penukaran Uang, BI Pastikan Masyarakat Terima Uang Baru dan Layak Edar

Penukaran Uang, BI Pastikan Masyarakat Terima Uang Baru dan Layak Edar

Whats New
Cara Cek Tarif Tol secara Online Lewat Google Maps

Cara Cek Tarif Tol secara Online Lewat Google Maps

Work Smart
PT SMI Sebut Ada 6 Investor Akan Masuk ke IKN, Bakal Bangun Perumahan

PT SMI Sebut Ada 6 Investor Akan Masuk ke IKN, Bakal Bangun Perumahan

Whats New
Long Weekend, KAI Tambah 49 Perjalanan Kereta Api pada 28-31 Maret

Long Weekend, KAI Tambah 49 Perjalanan Kereta Api pada 28-31 Maret

Whats New
Ini Sejumlah Faktor di Indonesia yang Mendorong CCS Jadi Peluang Bisnis Baru Masa Depan

Ini Sejumlah Faktor di Indonesia yang Mendorong CCS Jadi Peluang Bisnis Baru Masa Depan

Whats New
ITMG Bakal Tebar Dividen Rp 5,1 Triliun dari Laba Bersih 2023

ITMG Bakal Tebar Dividen Rp 5,1 Triliun dari Laba Bersih 2023

Whats New
Kemenaker Siapkan Aturan Pekerja Berstatus Kemitraan, Ini Tanggapan InDrive

Kemenaker Siapkan Aturan Pekerja Berstatus Kemitraan, Ini Tanggapan InDrive

Whats New
Kaum Mumpung-mumpung, Maksimalkan Penawaran Terbaik Lazada untuk Belanja Aneka Kebutuhan Ramadhan

Kaum Mumpung-mumpung, Maksimalkan Penawaran Terbaik Lazada untuk Belanja Aneka Kebutuhan Ramadhan

BrandzView
Musim Hujan, Petani Harus Waspadai Serangan Hama

Musim Hujan, Petani Harus Waspadai Serangan Hama

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com