Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ada Perang Rusia-Ukraina, Sri Mulyani Optimistis Ekonomi Kuartal I Tumbuh hingga 5,2 Persen

Kompas.com - 13/04/2022, 11:50 WIB
Fika Nurul Ulya,
Akhdi Martin Pratama

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati percaya diri pertumbuhan ekonomi Indonesia tembus 4,5-5,2 persen sepanjang kuartal I 2022.

Keyakinan tetap ada meskipun terjadi eskalasi perang antara Rusia dengan Ukraina yang melemahkan pertumbuhan ekonomi global dan meningkatnya harga komoditas, di tengah rantai pasok global yang sudah terkendala saat pandemi Covid-19.

"Untuk tahun 2022 kami di Kementerian Keuangan, kami akan terus melihat indikator bulan Maret. Dan (proyeksi) kami tetap di kisaran 4,5-5,2 persen untuk kuartal I," kata Sri Mulyani dalam konferensi pers Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) secara virtual di Jakarta, Rabu (13/4/2022).

Baca juga: Prabowo Temui Sri Mulyani, Ini yang Dibahas

Sri Mulyani meyakini pemulihan ekonomi Indonesia tetap terjaga, terutama ditopang dengan meredanya dan penanganan Covid-19 yang membaik diikuti pembatasan kegiatan masyarakat yang makin longgar.

Dia pede, pertumbuhan ekonomi Indonesia akan tetap kuat yang didukung oleh kegiatan konsumsi masyarakat atau rumah tangga, kegiatan investasi, serta dukungan belanja pemerintah.

"(Pertumbuhan ekonomi) untuk keseluruhan tahun tetap 4,8 persen-5,5 persen. Jadi (proyeksi kami) tetap pada kisaran 4,5-5,2 persen di kuartal I, mid-nya di 5 persen," ucap dia.

Lebih lanjut dia menjelaskan, tetap tingginya pertumbuhan ekonomi terjadi di tengah revisi outlook oleh lembaga internasional, seperti OECD, IMF, dan Bank Dunia (World Bank).

Tercatat, OECD menurunkan outlook pertumbuhan ekonomi global dari 4,5 persen menjadi 3,5 persen pada tahun 2022.

Baca juga: Sri Mulyani: Dulu Tantangan Masyarakat adalah Pandemi, Sekarang Kenaikan Harga Pangan

Adapun Bank Dunia menyampaikan, revisi outlook pertumbuhan ekonomi untuk wilayah Asia Timur dan Pasifik dari 5,4 persen menjadi sekitar 4-5 persen.

"Jadi terjadi penurunan cukup material sebesar 1,4 persen hingga 0,4 persen. Sementara untuk Indonesia, Bank Dunia memproyeksi ekonomi Indonesia tumbuh 5,1 persen (tahun 2022)," ucap Sri Mulyani.

Sebagai informasi, ketidakpastian dan pengaruh eksternal seperti eskalasi perang Rusia dengan Ukraina membuat aliran modal asing keluar (net outflow) dari pasar keuangan Indonesia.

Aliran modal asing sudah keluar (net outflow) 1,3 miliar dollar AS dari pasar keuangan pada tanggal 31 Maret 2022. Investor merelokasi aset ke instrumen dan negara lain untuk melindungi nilai.

Akibatnya, nilai tukar rupiah terdepresiasi secara rerata mencapai 0,33 persen dibanding posisi akhir tahun 2022. Namun, cadangan devisa RI masih tinggi.

Pada Maret 2022, nilainya mencapai 139,1 miliar dollar AS. Jumlahnya setara dengan pembiayaan 7,2 bulan impor atau 7,0 bulan impor dan pembiayaan utang luar negeri pemerintah.

Standar ini berada di atas standar kecukupan internasional yang biasanya dihitung pada sekitar 3 bulan kebutuhan impor.

Baca juga: Sri Mulyani: Kejahatan Lingkungan Jadi Sumber Uang Ilegal, Nilainya Tembus Rp 4 Triliun

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com