Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Indonesian Insight Kompas
Kelindan arsip, data, analisis, dan peristiwa

Arsip Kompas berkelindan dengan olah data, analisis, dan atau peristiwa kenyataan hari ini membangun sebuah cerita. Masa lalu dan masa kini tak pernah benar-benar terputus. Ikhtiar Kompas.com menyongsong masa depan berbekal catatan hingga hari ini, termasuk dari kekayaan Arsip Kompas.

Safe-Haven Yen Catat Pelemahan Terburuk dalam 20 Tahun terhadap Dollar AS

Kompas.com - 13/04/2022, 15:42 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

YEN Jepang mencatatkan level terendah terhadap dollar AS dalam dua dekade terakhir, Rabu (13/4/2022). Ini memperpanjang tren pelemahan yen karena kesenjangan yang makin lebar antara kebijakan ultra-longgar Jepang dan pengetatan oleh The Fed di Amerika Serikat.

Meski yen secara tradisional punya julukan sebagai mata uang safe-haven, ketidakpastian global akibat invasi Rusia ke Ukraina justru tidak membuat yen perkasa.

Sebaliknya, langkah pengetatan The Fed menuju kebijakan yang lebih agresif dan kejutan lonjakan harga minyak di Jepang—yang adalah pengimpor utama minyak dunia—, menurut para analis menjadi sentimen yang mendorong pelemahan yen.

Selepas jeda perdagangan siang, Rabu sekitar pukul 13.30 WIB, satu dollar AS bernilai setara dengan 126 yen, kurs terendah yen sejak 2002.

"Yen Jepang telah menjadi salah satu mata uang terlemah di dunia tahun ini," kata kelompok perbankan Belanda ING dalam komentarnya baru-baru ini, seperti dikutip AFP.

Yen telah melemah 10 persen terhadap dollar AS pada 2021, setelah empat tahun berturut-turut sebelumnya stabil menguat.

Menurut ING, badai sempurna telah tercipta dari relasi The Fed yang mengambil langkah hawkish, Bank Sentral Jepang (BoJ) yang dovish, dan guncangan perdagangan negatif Jepang sebagai importir utama bahan bakar fosil.

Bank Sentral AS, The Fed, telah mengambil langkah hawkish karena memulai jalur pengetatan yang agresif, yang mendorong imbal hasil treasury Amerika sehingga memperkuat dollar AS atas yen.

Sebelumnya, Rabu, Gubernur BoJ Haruhiko Kuroda mengatakan bank sentral akan mempertahankan kebijakan pelonggaran moneter dalam upaya mencapai target inflasi dua persen yang telah lama dipegang.

"Mengingat situasi ekonomi dan harga, Bank of Japan akan berusaha mewujudkan target inflasi dua persennya ... dengan terus melanjutkan pelonggaran moneter yang kuat saat ini," kata Kuroda seperti dikutip AFP. 

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Rekomendasi untuk anda
28th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com