UBS dalam catatannya yang dikutip AFP mengatakan bahwa pelemahan yen kemungkinan akan memukul daya beli rumah tangga Jepang dan usaha kecil berorientasi domestik yang akan menghadapi biaya impor yang lebih tinggi.
"Pemerintah menawarkan dukungan fiskal dan kemungkinan besar akan memperluas dukungan. Kami pikir intervensi pembelian JPY dimungkinkan jika laju depresiasi dianggap terlalu cepat," lanjut catatan bank Swiss tersebut.
Meski demikian, UBS tidak menutup kemungkinan BoJ melakukan penyesuaian untuk mengatasi kritik publik atas depresiasi yen, sembari menambahkan bahwa BoJ di kepemimpinan Kuroda telah cukup fleksibel dan pragmatis dalam kebijakan-kebijakan sebelumnya.
Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida tidak berkomentar langsung tentang penurunan yen ketika ditanya pada Selasa (12/4/2022), tetapi menekankan pentingnya stabilitas nilai tukar mata uang asing.
"Saya akan menahan diri untuk tidak mengomentari tingkat nilai tukar, tetapi stabilitasnya penting dan saya pikir fluktuasi yang cepat tidak diinginkan," ujar dia seperti dikutip AFP.
Namun, narasi itu semakin banyak mendapat tentangan, seturut lonjakan harga komoditas yang juga memukul sejumlah bisnis dan konsumen, lebih keras dibanding masa-masa sebelumnya.
"Efek negatif, atau risiko dari pelemahan yen yang sekarang kita lihat, belum pernah terjadi sebelumnya," kata Eiji Hashimoto, ketua Federasi Besi dan Baja Jepang, seperti dikutip Bloomberg di edisi tayang Kamis (7/4/2022),
Hashimoto menambahkan, pelemahan yen pada masa-masa lalu cenderung menguntungkan bagi produsen baja dan industri lain. Namun, lonjakan biaya energi yang berbarengan terjadi dengan kenaikan harga material saat ini menurut dia benar-benar terasa berbeda.
Setahun ini, harga material sudah melonjak 15 persen dan diperkirakan masih akan berlanjut. Harga-harga barang modal untuk perusahaan disebut naik dengan kecepatan tertinggi dalam 40 tahun terakhir, termasuk 25 persen kenaikan besi dan baja pada Februari 2022.
"Bahan baku kami makin dan makin mahal. Tidak ada keuntungannya bagi kami," kata Hidemi Moriya, petinggi produsen barang berbahan besi di Nagano Jepang, seperti dikutip Bloomberg.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanSegera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.