Namun, narasi itu semakin banyak mendapat tentangan, seturut lonjakan harga komoditas yang juga memukul sejumlah bisnis dan konsumen, lebih keras dibanding masa-masa sebelumnya.
"Efek negatif, atau risiko dari pelemahan yen yang sekarang kita lihat, belum pernah terjadi sebelumnya," kata Eiji Hashimoto, ketua Federasi Besi dan Baja Jepang, seperti dikutip Bloomberg di edisi tayang Kamis (7/4/2022),
Hashimoto menambahkan, pelemahan yen pada masa-masa lalu cenderung menguntungkan bagi produsen baja dan industri lain. Namun, lonjakan biaya energi yang berbarengan terjadi dengan kenaikan harga material saat ini menurut dia benar-benar terasa berbeda.
Setahun ini, harga material sudah melonjak 15 persen dan diperkirakan masih akan berlanjut. Harga-harga barang modal untuk perusahaan disebut naik dengan kecepatan tertinggi dalam 40 tahun terakhir, termasuk 25 persen kenaikan besi dan baja pada Februari 2022.
"Bahan baku kami makin dan makin mahal. Tidak ada keuntungannya bagi kami," kata Hidemi Moriya, petinggi produsen barang berbahan besi di Nagano Jepang, seperti dikutip Bloomberg.
Selama bertahun-tahun, pelemahan yen terhadap dollar AS akan membawa sejumlah keuntungan bagi para eksportir untuk lebih kompetitif di pasar global, sekalipun menambah beban biaya impor dan ongkos akuisisi perusahaan di luar negeri menjadi lebih mahal.
Namun, saat ini pelemahan yen terhadap dollar AS hanya memberikan dampak yang terasa lebih memukul bagi perusahaan kecil, termasuk pemasok suku cadang bagi pabrikan besar otomotif setempat.
Padahal, kata Moriya, dalam industri otomotif tak segampang itu untuk membuat pernyataan semacam, "Kami tak akan memasok suku cadang kalau harga tidak dinaikkan." Yang terjadi, margin keuntungan perusahaan yang diiris menjadi makin tipis.
Naskah: KOMPAS.com/PALUPI ANNISA AULIANI
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.