Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

4 Cara Mengatur Keuangan Setelah PPN Naik 11 Persen

Kompas.com - 14/04/2022, 06:06 WIB
Elsa Catriana,
Akhdi Martin Pratama

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Semenjak Pajak Pertambahan Nilai (PPN) naik dari semula 10 persen menjadi 11 persen, harga beberapa kebutuhan terimbas melonjak.

Mulai dari barang kebutuhan pokok, jasa keuangan, hingga jasa pendidikan ikut naik. Oleh sebab itu, mau tak mau masyarakat pun dituntut untuk bisa mengelolah keuangannya dengan baik agar tidak boncos.

Financial Planner Nadia Harsya membeberkan 4 tips untuk mengelola keuangan pascakenaikan PPN menjadi 11 persen.

Baca juga: Aturan Baru PPN Jual Beli Kendaraan Bermotor Bekas: Perubahan dan Perhitungannya

"Pertama adalah buat estimasi budget dan list kebutuhan berbelanja. Estimasi budget dan list ini pun harus kamu patuhi. Artinya jangan sampai kamu membeli barang yang tidak ada di list kamu dan yang paling penting jangan sampai melewati budget yang sudah ditentukan," ujar Nadia saat dijumpai Kompas.com, Rabu (13/4/2022).

Tips kedua mengelola keuangan ketika PPN naik adalah hindari berbelanja di jam kritis. Nadia menjelaskan, selama bulan puasa, ketika merasa lapar terkadang dapat membuat seseorang menjadi impulsif.

"Oleh sebab itu, ketika memasuki jam-jam lapar atau sudah merasa lapar, jangan buka aplikasi belanja seperti e-commerce. Kamu bisa melakukan aktivitas lain yang lebih produktif," katanya.

Baca juga: Perjalanan Haji dan Umroh Tidak Kena PPN, Tapi Wisatanya Dipungut Pajak

Tips ketiga adalah jadilah smart shopper. Artinya, ketika belanja jangan asal pilih produk saja, tapi pilih produk yang memang murah dan kualitasnya bagus.

"Bahkan jangan capek untuk membandingkan barang mana yang bagus mana yang tidak. Kalau bisa pilih barang yang memberikan promo," katanya.

Kemudian, tips keempat mengelola keuangan ketika PPN naik yang tak kalah penting lainnya adalah kreatif mencari penghasilan tambahan.

Menurut dia, selama bulan Ramadhan, produk hampers banyak dicari dan dibutuhkan masyarakat. Menjual hampers adalah salah satu opsi yang bisa dicoba ketika ingin mencari duit tambahan.

"Kreasikan produk-produk yang lagi promo. Kumpulkan dan jadi hampers. Itu lagi banyak dicari orang dan menjadi peluang usaha untuk kamu coba," katanya.

Baca juga: Masih Ada Diskon PPN untuk Penjualan Rumah sampai September 2022

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Whats New
Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Whats New
Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Whats New
Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Whats New
Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Whats New
Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Whats New
Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Work Smart
Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Whats New
Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Whats New
Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Whats New
Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Whats New
Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Whats New
KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

Whats New
Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Whats New
Jumlah Investor Kripto RI Capai 19 Juta, Pasar Kripto Nasional Dinilai Semakin Matang

Jumlah Investor Kripto RI Capai 19 Juta, Pasar Kripto Nasional Dinilai Semakin Matang

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com