Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jakarta Timur Bakal Jadi Kawasan Emas Baru, Seperti Apa?

Kompas.com - 14/04/2022, 08:45 WIB
Kiki Safitri,
Akhdi Martin Pratama

Tim Redaksi


JAKARTA, KOMPAS.com - Jakarta Timur siap bertransformasi menjadi kawasan emas baru di Jakarta meninggalkan citra lamanya sebagai wilayah industrial dan menjadi wilayah bisnis dan komersial. Hal ini tentunya akan membuka peluang bagi Jakarta Timur untuk leluasa berkembang

Kepala Suku Dinas Cipta Karya Tata Ruang dan Pertanahan Jakarta Timur Widodo Soeprayitno mengatakan, Jakarta Timur merupakan kawasan paling luas di Jakarta dengan kepadatan penduduk yang paling rendah.

Saat ini, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta tengah menggodok Rancangan Perintah Gubernur (Rapergub) yang akan memudahkan pengembangan kawasan. Meski selama ini wilayah Jakarta Timur memang kerap tertinggal dibandingkan wilayah lain di Jakarta, namun pihaknya telah menyusun sejumlah rencana pengembangan wilayah sesuai dengan potensi-potensi yang dimiliki.

Baca juga: IHSG Bakal Uji Resistance di Level 7.300, Simak Rekomendasi Saham Hari Ini

“Pemprov sedang menggodok Rapergub dimana isinya akan lebih ramah terhadap investasi yang masuk ke Jakarta. Misalnya dahulu dalam satu zonasi hanya bisa dibangun 30 persen kini dilonggarkan menjadi 60 persen. Melalui regulasi yang sedang disiapkan ini akan memudahkan investasi,” ungkap Widodo dalam Focus Group Discussion (FGD) Membedah Potensi Kawasan Emas Baru di Jakarta Timur beberapa waktu lalu.

Widodo menjelaskan, Jakarta Timur masih memiliki potensi pengembangan yang sangat tinggi mengingat wilayah ini merupakan wilayah administrasi paling luas di DKI Jakarta sebesar 188,02 km2 dengan jumlah penduduk 3.037.193 jiwa.

Ini membuat kepadatan penduduk di Jakarta Timur relatif rendah jika dibandingkan wilayah lain di Jakarta, sehingga pengembangan Jakarta Timur masih memiliki potensi yang sangat besar untuk dikembangkan.

Kepala Bagian Pembangunan dan Lingkungan Hidup Setkor Kota Jakarta Timur Sarjono, mendorong sejumlah pengembang properti untuk masuk dan mengembangkan Jakarta Timur. Namun ia berharap pengembangan yang dilakukan tak hanya sekadar membangun hunian melainkan turut mendorong terciptanya ekosistem baru sehingga tercipta kawasan emas baru.

“Sebelumnya pengembang ini hanya jual kavling di Jakarta Timur, kemudian dibangun satu-satu saat ada yang membeli. Namun saat ini sudah ada Agung Podomoro yang sedang melakukan pembangunan di Jalan I Gusti Ngurah Rai, Klender. Artinya tren pertumbuhan memang sudah mulai mengarah ke Jakarta Timur,” jelasnya.

Baca juga: Laporan Keuangan Korporasi Dorong Penguatan Wall Street

Wakil Ketua Kadin Bidang Properti dan Real Estate Jakarta Timur Rose Yunita menambahkan, industri properti memang merupakan industri pionir yang dapat mendorong pertumbuhan ekonomi kawasan. Sebab industri ini juga memiliki efek berganda alias multiplier effect tinggi.

Dari catatan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, industri properti akan berpengaruh positif terhadap pertumbuhan 147 industri turunannya. Dalam jangka pendek, pengembangan industri properti juga bisa mendorong percepatan pemulihan ekonomi nasional pasca pandemi.

“Ada lima sektor bisnis tumbuh dan berkembang di Jakarta Timur. Pertama dengan adanya infrastruktur, pemukiman kemudian ada manusia-manusia baru yang tinggal di wilayah tersebut. Ini kemudian akan berkembang ke sejumlah sektor lain seperti konstruksi, makanan dan minuman, kesehatan dan kecantikan, serta SDM dan Pendidikan,” ujar Rose.

Sementara itu, Pengamat Tata Kota Universitas Trisakti Yayat Supriatna mengungkapkan, wilayah Jakarta Timur memang memiliki tiga zona yang sebenarnya punya potensi melimpah namun tanpa adanya konektivitas yang baik antar zonanya.

“Zona 1 karena berdekatan dengan industri, kemudian banyak perkantoran di Kelapa Gading bisa menjadi pusat bisnis, sementara zona 2 bisa menjadi wilayah pemukiman, sedangkan zona 3 karena menjadi titik temua banyak transportasi, seperti LRT Jabodebek, MRT, Bandara Halim Perdana Kusumah sampai kereta cepat KCIC bisa menjadi hub transportasi yang akan mendorong pertumbuhan Jakarta Timur,” jelas Yayat.

Menurut dia, untuk mendorong rencana pengembangan tersebut, Pemprov DKI Jakarta maupun Pemerintah Kotamadya Jakarta Timur perlu untuk menciptakan konsep pembangunan yang berkelanjutan dan yang dapat menggali potensi-potensi wilayah secara optimal sehingga dapat menciptakan kawasan emas baru di Jakarta Timur.

Baca juga: Minyak Goreng Langka dan Mahal, APSI Minta Pemerintah Bentuk Lembaga Khusus

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Cek, Ini Daftar Lowongan Kerja BUMN 2024 yang Masih Tersedia

Cek, Ini Daftar Lowongan Kerja BUMN 2024 yang Masih Tersedia

Whats New
Rincian Harga Emas Hari Ini di Pegadaian 29 Maret 2024

Rincian Harga Emas Hari Ini di Pegadaian 29 Maret 2024

Spend Smart
Kecelakaan Beruntun di GT Halim Diduga gara-gara Truk ODOL, Kemenhub Tunggu Investigasi KNKT

Kecelakaan Beruntun di GT Halim Diduga gara-gara Truk ODOL, Kemenhub Tunggu Investigasi KNKT

Whats New
Indef: Banjir Barang Impor Harga Murah Bukan Karena TikTok Shop, tapi...

Indef: Banjir Barang Impor Harga Murah Bukan Karena TikTok Shop, tapi...

Whats New
Emiten Menara TBIG Catat Pendapatan Rp 6,6 Triliun Sepanjang 2023

Emiten Menara TBIG Catat Pendapatan Rp 6,6 Triliun Sepanjang 2023

Whats New
LKPP: Nilai Transaksi Pemerintah di e-Katalog Capai Rp 196,7 Triliun Sepanjang 2023

LKPP: Nilai Transaksi Pemerintah di e-Katalog Capai Rp 196,7 Triliun Sepanjang 2023

Whats New
?[POPULER MONEY] Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis | Pakaian Bekas Impor Marak Lagi

?[POPULER MONEY] Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis | Pakaian Bekas Impor Marak Lagi

Whats New
Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Whats New
Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Whats New
Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Whats New
Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Whats New
Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Whats New
Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Whats New
Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Whats New
Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Work Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com