Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Demi Hemat APBN, Pemerintah Mau Naikkan Listrik, Pertalite, Solar, dan Elpiji 3 Kg

Kompas.com - 14/04/2022, 08:54 WIB
Muhammad Idris

Penulis

Sumber Kompas.com

KOMPAS.com - Imbas dari kenaikan harga minyak dunia, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif berencana menaikkan harga sejumlah komoditas energi di level konsumen, seperti tarif dasar listrik, BBM Pertalite, hingga elpiji 3 kg.

Kenaikan harga tersebut merupakan upaya pemerintah demi menghemat APBN. Jika tak ada penyesuaian harga, kondisi tersebut bakal memberatkan keuangan negara.

Kenaikan harga Pertalite dan Solar

Harga minyak mentah dunia memang mengalami lonjakan di tengah konflik geopolitik Rusia dan Ukraina yang mengerek harga minyak mentah Indonesia (ICP/Indonesia Crude Price) sampai Maret 2022 mencapai 98,4 dollar AS per barel.

Arifin menuturkan, realisasi ICP tersebut berada jauh di atas asumsi 2022 yang hanya 63 dollar AS per barel. Selain itu, rata-rata harga CP Aramco elpiji juga mencapai 839,6 dollar AS per metrik ton, jauh di atas asumsi awal pemerintah yaitu 569 dollar AS per metrik ton.

Baca juga: Jakarta Timur Bakal Jadi Kawasan Emas Baru, Seperti Apa?

"Untuk jangka menengah dan panjang, akan dilakukan penyesuaian harga Pertalite, minyak Solar, dan mempercepat bahan bakar pengganti seperti KBLBB, bahan bakar gas (BBG), bioethanol, bioCNG, dan lainnya," ujar Arifin dalam rapat kerja dengan Komisi VII DPR dikutip pada Kamis (14/4/2022).

Seperti diketahui, harga Pertalite dan Solar tidak mengalami kenaikan seiring disubsidi oleh pemerintah, meski produk BBM lainnya yang nonsubsidi sudah mengalami kenaikan harga per 1 April 2022 sebagai respons kenaikan harga minyak dunia.

Harga Pertalite saat ini masih banderol Rp 7.650 per liter, sementara Solar masih dijual seharga Rp Rp 5.150 per liter.

Lebih lanjut, Arifin mengatakan, strategi menghadapi kenaikan harga minyak dunia juga dilakukan melalui pengamanan cadangan operasional menjadi 30 hari dari saat ini hanya 21 hari. Kemudian, melakukan manajemen stok secara jangka panjang.

Baca juga: Rincian Harga Emas Hari Ini di Pegadaian, dari 0,5 Gram hingga 1 Kg

"Serta melakukan optimalisasi campuran bahan bakar nabati dalam solar," kata dia.

Secara rinci, Solar diusulkan bertambah 2,29 juta kilo liter (KL) menjadi 17,39 juta KL, minyak tanah bertambah 0,10 juta KL menjadi 0,58 juta KL, dan Pertalite bertambah 5,45 juta KL menjadi 28,50 juta KL.

"Untuk jangka pendek, kami mengusulkan perubahan kuota BBM jenis tertentu yaitu minyak Solar dan minyak tanah, juga JBKP Pertalite, dan melakukan penyesuaian harga BBM non subsidi," tutup Arifin.

Kenaikan tarif listrik

Hal yang serupa juga akan diterapkan pada harga dasar listrik dari PLN. Mengingat harga bahan bakar fosil mengalami kenaikan, baik minyak bumi maupun batu bara.

"Dalam jangka pendek, rencana penerapan tariff adjustment tahun 2022. Ini untuk bisa dilakukan penghematan kompensasi sebesar Rp 7 – 16 triliun,” ujar Arifin.

Baca juga: Pedagang Pasar: Harga Minyak Goreng Curah Masih Tinggi

Selain itu, pihaknya juga akan melakukan efisiensi biaya pokok penyediaan listrik dan strategi energi primer PLN, serta optimalisasi pembangkit dengan bahan bakar sumber domestik (PLTU dan PLT EBT).

Lebih lanjut, untuk jangka menengah dan panjang di sektor ketenagalistrikan, strategi yang diambil di antaranya pemadanan dan pemilahan data pelanggan penerima manfaat berdasarkan DTKS untuk subsidi langsung.

Halaman:
Sumber Kompas.com
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com