Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sinyal Kenaikan Tarif Listrik, Pertalite, hingga Elpiji 3 Kg, Apa yang Jadi Pertimbangan Pemerintah?

Kompas.com - 14/04/2022, 09:00 WIB
Yohana Artha Uly,
Akhdi Martin Pratama

Tim Redaksi

"Untuk jangka menengah dan panjang, akan dilakukan penyesuaian harga Pertalite, minyak Solar, dan mempercepat bahan bakar pengganti seperti KBLBB, bahan bakar gas (BBG), bioethanol, bioCNG, dan lainnya," jelasnya.

Seperti diketahui, harga Pertalite dan Solar tidak mengalami kenaikan karena disubsidi oleh pemerintah, meski produk BBM lainnya yang nonsubsidi sudah mengalami kenaikan per 1 April 2022 lalu sebagai respons kenaikan harga minyak dunia.

Harga Pertalite saat ini masih banderol Rp 7.650 per liter, sementara Solar masih dijual seharga Rp Rp 5.150 per liter.

Selain menyesuaikan harga Pertalie dan Solar, strategi menghadapi kenaikan harga minyak dunia juga dilakukan pemerintah dengan pengamanan cadangan operasional menjadi 30 hari dari saat ini hanya 21 hari.

Sementara untuk strategi jangka pendek, pemerintah akan menjaga ketersediaan pasokan dan distribusi BBM, khususnya ada periode Ramadhan dan Idul Fitri. Lalu, meningkatkan pengawasan dan penindakan penyalahgunaan BBM, serta memaksimalkan fungsi digitalisasi SPBU.

Tak hanya itu, pemerintah juga bakal menambah kuota Solar sebanyak 2,29 juta kilo liter (KL) sehingga menjadi 17,39 juta KL, serta Pertalite ditambah 5,45 juta KL sehingga menjadi 28,50 juta KL.

"Jadi untuk jangka pendek, kami mengusulkan perubahan kuota BBM jenis tertentu yaitu minyak Solar, Pertalite, dan melakukan penyesuaian harga BBM non subsidi," kata Arifin.

Baca juga: Soal Rencana Kenaikan Harga Pertalite dan Elpiji 3 Kg, Pengamat: Pemerintah Tidak Punya Empati

Kenaikan Elpiji 3 Kg

Terkait rencana kenaikan harga Elpiji 3 kg, Arifin bilang, hal itu sebagai bagian dari strategi jangka pendek dalam menghadapi lonjakan harga minyak dunia. Kenaikan harga bakal diterapkan melalui perubahan formula Elpiji 3 kg.

"Dalam strategi jangka pendek dilakukan uji coba penjualan dengan aplikasi MyPertamina di 34 kabupaten/kota di 2022. Serta dilakukan penyesuaian formula Elpiji 3 kg," jelas dia.

Lebih lanjut, Arifin mengatakan, pemerintah akan menjaga ketersediaan elpiji dan mengurangi impor. Sehingga dalam strategi jangka pendek juga akan dilakukan peningkatan pendistribusian elpiji 3 kg yang tepat sasaran, bekerja sama dengan pemerintah daerah dan aparat penegak hukum (APH).

Sedangkan dalam jangka menengah dan panjang, akan dilakukan substitusi ke kompor induksi jaringan gas dengan target bisa mencapai sekitar 1 juta rumah tangga per tahun. Lalu dilakukan subsidi komoditas menjadi subsidi langsung ke pengguna.

Kemudian melakukan substitusi dengan dimethyl ether (DME) sehingga akan mengurangi 1 juta metrik ton Elpiji pada 2027, juga melakukan penyesuaian harga jual eceran untuk mengurangi tekanan pada APBN dan menjaga inflasi.

"Serta dengan dilakukan percepatan program biogas," tutup Arifin.

Baca juga: Dirut Pertamina: Tenteng Satu Tabung Elpiji 3 Kilogram, Itu Pemerintah Subsidi Rp 33.750

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com