Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bangun Infrastruktur Butuh Rp 6.445 Triliun, APBN Cuma Mampu "Bantu" 37 Persen

Kompas.com - 14/04/2022, 14:00 WIB
Fika Nurul Ulya,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan, pembiayaan infrastruktur tidak bisa hanya mengandalkan APBN.

Dalam RPJMN Nasional 2020-2024, kebutuhan pendanaan infrastruktur mencapai Rp 6.445 triliun. APBN bahkan tidak bisa menyediakan setengahnya dari total nilai anggaran tersebut.

Saat ini, ada sekitar 54 proyek jalan tol yang dikategorikan proyek strategis nasional. Lokasinya tersebar di seluruh wilayah Indonesia.

"APBN dalam hal ini menyediakan sebesar Rp 2.385 triliun atau 37 persen dari kebutuhan," kata Sri Mulyani dalam Penandatanganan Perjanjian Induk antara INA dengan Hutama Karya, Kamis (14/4/2022).

Baca juga: Jokowi Happy INA dan 2 BUMN Teken Kerja Sama, Harap RI Segera Banjir Investor

Wanita yang karib disapa Ani ini menuturkan, dana yang disediakan APBN sebesar Rp 2.385 triliun itu pun terjadi sebelum negara mengalami shock (guncangan) akibat pandemi Covid-19.

Pada saat pandemi, APBN harus memindahkan prioritas ke masalah kesehatan. Tak heran, Sri Mulyani akhirnya mengalokasikan dana untuk program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) mencapai ratusan triliun hingga tahun 2022.

Dana diarahkan untuk penanganan pandemi, perlindungan sosial, membantu UMKM, dan pemulihan ekonomi.

"Oleh karena itu, jelas untuk meneruskan pembangunan enggak mungkin terus-menerus bergantung pada APBN. Peran APBN jelas penting dan swasta diperlukan, untuk itu kami di Kemenkeu terus melakukan reformasi fiskal," tutur Ani.

Baca juga: Demi Hemat APBN, Pemerintah Mau Naikkan Listrik, Pertalite, Solar, dan Elpiji 3 Kg

Bendahara negara ini menuturkan, pihaknya kerap membuat intervensi untuk menggaet investor di bidang konstruksi, mulai dari membentuk Project Development Fund dan membuat skema agar investor tertarik melalui ability payment.

"APBN meski sangat penting tak mungkin kerja sendiri. Pengelolaan keuangan negara terus ditingkatkan termasuk melakukan berbagai inovasi mendukung peranan BUMN dan peranan swasta," bebernya.

Di sisi lain, mendukung kapasitas BUMN untuk membangun infrastruktur, sehingga mampu memaksimalkan leverage neraca keuangan. Salah satunya dengan penandatanganan head of agreement (perjanjian induk).

"(Pendanaan) Dengan injeksi fresh money tak melalui APBN langsung tapi melalui INA (SWF Imdonesia). Pembentukan INA menjadi sebuah momentum penting di mana Indonesia mampu mengembangkan creative financing dengan buat platform yang kredibel," tandas Ani.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

BTN Cetak Laba Bersih Rp 860 Miliar pada Kuartal I 2024

BTN Cetak Laba Bersih Rp 860 Miliar pada Kuartal I 2024

Whats New
Bulog Siap Jadi Pembeli Gabah dari Sawah Hasil Teknologi Padi China

Bulog Siap Jadi Pembeli Gabah dari Sawah Hasil Teknologi Padi China

Whats New
Bulog Baru Serap 633.000 Ton Gabah dari Petani, Dirut: Periode Panennya Pendek

Bulog Baru Serap 633.000 Ton Gabah dari Petani, Dirut: Periode Panennya Pendek

Whats New
Dari Perayaan HUT hingga Bagi-bagi THR, Intip Kemeriahan Agenda PUBG Mobile Sepanjang Ramadhan

Dari Perayaan HUT hingga Bagi-bagi THR, Intip Kemeriahan Agenda PUBG Mobile Sepanjang Ramadhan

Rilis
INACA: Iuran Pariwisata Tambah Beban Penumpang dan Maskapai

INACA: Iuran Pariwisata Tambah Beban Penumpang dan Maskapai

Whats New
Bank DKI Sumbang Dividen Rp 326,44 Miliar ke Pemprov DKI Jakarta

Bank DKI Sumbang Dividen Rp 326,44 Miliar ke Pemprov DKI Jakarta

Whats New
OASA Bangun Pabrik Biomasa di Blora

OASA Bangun Pabrik Biomasa di Blora

Rilis
Pengumpulan Data Tersendat, BTN Belum Ambil Keputusan Akuisisi Bank Muamalat

Pengumpulan Data Tersendat, BTN Belum Ambil Keputusan Akuisisi Bank Muamalat

Whats New
Cara Hapus Daftar Transfer di Aplikasi myBCA

Cara Hapus Daftar Transfer di Aplikasi myBCA

Work Smart
INA Digital Bakal Diluncurkan, Urus KTP hingga Bayar BPJS Jadi Lebih Mudah

INA Digital Bakal Diluncurkan, Urus KTP hingga Bayar BPJS Jadi Lebih Mudah

Whats New
Suku Bunga Acuan BI Naik, Anak Buah Sri Mulyani: Memang Kondisi Global Harus Diantisipasi

Suku Bunga Acuan BI Naik, Anak Buah Sri Mulyani: Memang Kondisi Global Harus Diantisipasi

Whats New
Ekonom: Kenaikan BI Rate Bakal 'Jangkar' Inflasi di Tengah Pelemahan Rupiah

Ekonom: Kenaikan BI Rate Bakal "Jangkar" Inflasi di Tengah Pelemahan Rupiah

Whats New
Menpan-RB: ASN yang Pindah ke IKN Bakal Diseleksi Ketat

Menpan-RB: ASN yang Pindah ke IKN Bakal Diseleksi Ketat

Whats New
Lebaran 2024, KAI Sebut 'Suite Class Compartment' dan 'Luxury'  Laris Manis

Lebaran 2024, KAI Sebut "Suite Class Compartment" dan "Luxury" Laris Manis

Whats New
Rupiah Melemah Sentuh Rp 16.200, Mendag: Cadangan Divisa RI Kuat, Tidak Perlu Khawatir

Rupiah Melemah Sentuh Rp 16.200, Mendag: Cadangan Divisa RI Kuat, Tidak Perlu Khawatir

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com