JAKARTA, KOMPAS.com – Bursa saham Amerika Serikat atau Wall Street ditutup melemah pada perdagangan Kamis (14/4/2022). Investor masih mencerna laporan keuangan dari bank – bank besar, dan kenaikan inflasi.
Dow Jones Industrial Average (DJIA) turun 0,3 persen, S&P 500 melemah 1,2 persen, dan Nasdaq Komposit turun 2,14 persen.
Mengutip CNBC, pergerakan pasar dipengaruhi oleh inflasi, yang menjadi fokus investor pekan ini. Imbal hasil Treasury juga naik lebih tinggi, benchmark imbal hasil Treasury AS 10 tahun naik 13 basis poin atau 2,8 persen.
“Apa yang terjadi dengan imbal hasil berdampak langsung pada saham, itu merupakan satu hal dari begitu banyak data negatif lainnya, atau titik data bearish yang harus dihadapi investor,” kata Adam Sarhan, pendiri dan CEO di 50 Park Investments.
Baca juga: Laporan Keuangan Korporasi Dorong Penguatan Wall Street
Pada hari Selasa, rilis indeks harga konsumen bulan Maret 2022 menunjukkan peningkatan 8,5 persen dari tahun lalu, dan ini merupakan kenaikan tahunan tercepat sejak Desember 1981 dan lebih tinggi dari perkiraan Dow Jones sebesar 8,4 persen
Kekhawatiran inflasi dan imbal hasil obligasi yang lebih tinggi mendorong saham teknologi melemah. Hal ini terjadi karena investor menjual saham yang bertumbuh demi aset yang lebih stabil.
Microsoft turun 2,7 persen, Apple jatuh 3 persen, dan Google tergelincir 2,4 persen. Saham chip juga merosot seperti Nvidia turun sekitar 4,3 persen, dan Advanced Micro Devices melemah sekitar 4,8 persen.
Baca juga: Bos Tesla Elon Musk Mau Caplok Twitter Seharga Rp 616 Triliun
Sentimen juga muncul dari rencana Elon Musk yang akan mengakuisisi Twitter seharga 54,20 per saham. Musk mengatakan ini adalah penawaran terbaik dan terakhirnya untuk perusahaan media sosial tersebut.
Musk juga menilai beberapa aturan Twitter perlu diubah agar dapat berkembang. Saham Twitter turun sekitar 1,7 persen. Pada saat yang sama, saham Tesla turun 3,6 persen.
“Saya pikir data – data mendukung langkah kebijakan dan memberi kami dasar untuk melakukannya. Saya lebih suka pendekatan front-loading, jadi kenaikan 50 basis poin di bulan Mei akan konsisten dengan itu, dan mungkin lebih banyak lagi di bulan Juni dan Juli,” kata anggota dewan Federal Reserve Christopher Waller.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.