3. Tanyakan Bagaimana Perusahaan Menjalankan Investasi
Saat perusahaan melakukan penawaran investasi, jangan terburu-terburu setuju dengan apapun yang dibicarakan. Namun, cobalah balik bertanya bagaimana sistem kerja perusahaan dalam menjalankan investasinya.
Di sini kamu bisa menilai jawaban dari perusahaan. Apabila mereka terkesan menutup-nutupi dan tidak ingin transparan, maka sebaiknya hindari untuk segera berinvestasi.
4. Tak Perlu Merasa Ketinggalan Jaman
Saat ini perbincangan soal investasi sangat sering terdengar, terutama di kalangan anak muda. Seolah-olah, bagi yang belum berinvestasi, artinya belum melek keuangan dan kurang memikirkan masa depan. Beberapa orang kemudian merasa takut ketinggalan jaman atau FOMO (Fear of Missing Out).
Padahal, untuk berinvestasi bukan berdasarkan tren atau pendapat orang lain. Namun, kesiapan diri berupa alokasi dana dan pengetahuan yang cukup.
5. Rencanakan Investasi dengan Jelas
Sebelum memutuskan untuk berinvestasi, pastikan kamu sudah menyusun rencana investasi yang terukur. Tujuan keuangan dan instrumen investasi harus jelas dan sesuai profil risiko.
Jangan lupa juga untuk rajin melakukan riset, bertanya pada orang-orang yang sudah lebih dulu berinvestasi, dan memperkaya literasi keuangan. Hal ini tentu bisa melindungi diri kamu agar tidak gampang tertipu investasi bodong.
Yang paling penting, tujuan berinvestasi bukanlah untuk menjadi kaya secara mendadak seperti para crazy rich. Niat investasi adalah menyisihkan sebagian penghasilan untuk ditabung agar tidak digunakan untuk hal-hal konsumtif. Dengan harapan, tabungan tersebut dapat bertambah dalam jangka waktu tertentu dan nominal yang realistis.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.