Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Apakah Saham GoTo Bakal seperti Bukalapak? Ini Penjelasan Analis

Kompas.com - 17/04/2022, 13:00 WIB
Kiki Safitri,
Yoga Sukmana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com – PT GoTo Gojek Tokopedia (GOTO) baru saja melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Senin (11/4/2022). Di awal perdagangan, saham GOTO mengalami kenaikan yang signifikan sebesar 13,02 persen, setelah ditawarkan dengan harga Rp 338 per saham.

Namun setelah itu, pergerakan harga saham GOTO tidak terlalu melejit. Hari kedua setelah IPO, harga saham GOTO turun 3,14 persen, dan diikuti dengan kenaikan–kenaikan tipis di hari selanjutnya. Pada akhir pekan, harga saham GOTO berada di level Rp 376 per sahama taau naik 0,5 persen.

Sejak berencana IPO, GOTO tidak lepas dari bayang–bayang kompetitornya, Bukalapak (BUKA). Selain sama–sama membukukan kerugian saat IPO, harga saham BUKA setelah beberapa hari IPO (2021) juga kandas, dari awalnya di level Rp 850 per saham, kini harga saham BUKA Rp 346 per saham atau turun lebih dari 50 persen.

Lantas apakah mungkin saham GOTO bisa bernasib seperti BUKA?

Baca juga: Tips Bagi-bagi Angpao Lebaran agar Tak Ganggu Keuangan Pribadi

Senior Investment Information Mirae Asset Sekuritas Indonesia Nafan Aji Gusta mengungkapkan, terlalu dini untuk mengambil kesimpulan seperti itu. Hal itu mengingat saham GOTO masih baru tercatat di BEI, bahkan perdagangnya belum genap sepekan.

Namun demikian, Nafan melihat dari sisi teknikal pergerakan harga saham GOTO diiringi dengan volume perdagangan yang cukup baik. Penurunan volume hanya terjadi sehari setelah listing GOTO, yakni pada 12 April 2022, hal itu menunjukkan aksi jual yang tinggi.

Nafan mengatakan pada penutupan perdagangn Kamis, volume perdagangan GOTO berada pada kisaran 3,68 miliar saham, dan ditutup menguat 0,53 persen dibanding Rabu yang volumenya 3,26 miliar saham.

“Jadi memang volumenya tetap di kisaran 3 miliar saham ya. Di sisi lain, penguatan GOTO ini memang tidak terlalu signifikan, dan sehari setelah IPO penurunan candle-nya menunjukkan ada tekanan jual yang terlihat. Namun pada Rabu dan Kamis agak terapresiasi, tapi masih belum mencapai level titik tengahnya,” jelas Nafan kepada Kompas.com, Jumat (15/4/2022).

Nafan menjelaskan, jika diukur secara teknikal, titik tengahnya berada pada kisaran Rp 400 per saham, dan jika menyentuh level tersebut maka yang terjadi adalah GOTO mengalami bullish consolidation. Namun pada penutupannya, GOTO belum menyentuh level tersebut, sehingga masih dalam tren bearish consolidation.

Baca juga: Stagnan, Simak Daftar Lengkap Harga Emas Antam Hari Ini

“Bearish consolidation saat ini, artinya penguatan GOTO masih perlu sentimen, sebab euphoria-nya sudah selesai saat IPO. Jadi (untuk naik lagi) GOTO butuh sentimen positif, dan yang kemungkinan besar yang paling diharapkan investor adalah aksi korporasi emiten. Apakah itu nanti dari Right Isuue, ataupun dividen,” jelas Nafan.

Nafan menilai meskipun sentimen positif dividen harus menunggu perusahaan mendapat profit, namun aksi korporasi seperti right issue juga efektif untuk meningkatkan sentimen positif. Misalkan right issue untuk memperkuat basis SDM GOTO, menjalankan strategi bisnis, atau untuk mempertahankan status decacorn.

“Dari penggunaan transaksi digital memang Indonesia masuk yang terbesar di ASEAN, dan pada tahun 2025 pemerintah memproyeksikan transaksi digital mencapai 124 miliar dollar AS. Jadi sebenarnya, potensi Gross Merchandise Value (GMV) atau Gross Transaction Value (GTV) ini kedepannya masih bisa dioptimalisasikan. Tinggal bagaimana emiten tersebut bisa mencapai profitable, walaupun ini memerlukan proses panjang,” jelas dia.

Di sisi lain, Nafan melihat posisi harga saham GOTO belum mengalami break down dari level support Rp 360 per saham. Jika harga saham GOTO menyentuh level tersebut, ada dua level supprot penting sebagai penentu yakni 340 dan 330.

“Dari analisa saya pribadi, jika GOTO menyentuh level 340 dan 330, saya pikir harga saham tersebut bisa saja terjadi pull back. Paling bisa kembali lagi di level 360. Jadi di analisa teknikal ini juga mesti di-review tiap hari, bagaimana pola candle yang terbentuk. Dalam dua hari memang terbentuk pola candle biru, tapi tipis dan di bawah standar deviasi sehingga GOTO masih bearish consolidation,” jelasnya.

Baca juga: Daftar Instansi yang Gelar Mudik Gratis Lebaran 2022

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com