Pekan Ketiga Ramadhan, Harga Cabai Rawit hingga Telur Ayam Naik

JAKARTA, KOMPAS.com - Memasuki pekan ketiga bulan puasa, sejumlah harga komoditas pangan terpantau naik.

Mengutip dari data Pusat Informasi Harga Pangan Strategis (PIHPS) periode Senin, (18/4/2022), komoditas yang mengalami kenaikan adalah cabai rawit hijau, minyak goreng curah, daging sapi kualitas 1, dan telur ayam ras segar.

1. Cabai rawit hijau

Komoditas cabai rawit hijau hari ini dibanderol Rp 45.950 per kilogram. Angka ini mengalami kenaikan sebesar 3,72 persen atau Rp 1.650 per kilogram dibandingkan hari kemarin.

Tak sedikit Provinsi yang harga cabai rawit hijaunya mahal. Misalnya, di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung harga komoditas ini dibanderol Rp 52.500, di Kota Bandung dibanderol Rp 48.750, dan di Kota Tanjung Pandan dibanderol Rp 52.500.

Baca juga: Bulog Salurkan 8 Truk Kedelai Asal AS ke Perajin Tahu Tempe

2. Minyak goreng curah

Harga minyak goreng curah juga masih terpantau naik. Secara nasional, komoditas ini dibanderol Rp 20.200 per kilogram, naik Rp 200 dibandingkan harga kemarin.

Di Kota Bandung harga komoditas ini dibanderol Rp 26.500, di Bekasi Rp 22.250, dan di Kota Cirebon harga minyak goreng curah dibanderol Rp 21.500.

3. Daging sapi kualitas

Selain cabai rawit hijau dan minyak goreng curah, harga daging sapi kualitas 1 juga naik. Harga daging sapi kualitas 1 dibanderol Rp 134.650 per kilogram. Angka ini mengalami kenaikan Rp 450 per kilogram dibandingkan harga kemarin.

Harga daging sapi paling mahal ada di Kepulauan Bangka Belitung yang dibanderol Rp 165.000 per kilogram. Kemudian disusul Bogor dengan harga daging Rp 160.000 dan di Palembang sebesar Rp 150.000 per kilogram.

4. Telur ayam ras segar

Harga komoditas telur ayam ras segar secara nasional juga naik sebesar Rp 250. Harga komoditas ini dibanderol menjadi Rp 25.950 per kilogram.

Di Kabupaten Lombok Timur, harga telur ayam rasnya dibanderol Rp 28.000, Kepulauan Bangka Belitung dibanderol Rp 27.600, dan di Kota Mataram Rp 26.000.

Baca juga: Saham WIR Asia Milik Yenny Wahid Digembok Bursa Setelah Melonjak 560 Persen sejak IPO