BAYANGKAN ketika Walt Disney, pencipta Mickey Mouse memutuskan untuk meninggalkan kecintaannya pada ilustrasi dan hanya bekerja selayaknya para pekerja awam pada saat itu?
Kita pasti akan hidup dalam masyarakat yang gelap dan menyedihkan tanpa Donald Duck dan Captain America.
Tetapi situasinya tidak seperti itu, karena pimpinan Disney saat itu, Keith Comstock mengizinkan ia mewujudkan mimpinya.
Walt membuat debut filmnya dan menciptakan monopoli atas undang-undang kekayaan intelektual saat ini.
Ketika William Shakespeare masih hidup, dia menulis drama dan bertindak sebagai produser, peran yang mirip dengan Christopher Nolan di bioskop abad ke-21.
Bedanya, Shakespeare adalah orang miskin yang menjual sebagian besar karyanya hanya untuk bertahan hidup.
Puluhan dasawarsa berlalu, pada tahun 2015 ketika Hideo Kojima, desainer game terkenal dan direktur kreatif Konami memutuskan untuk meninggalkan posisinya dan memulai Kojima Production dan kemudian memproduksi beberapa game terbesar yang pernah ada di dunia.
Apakah dia bisa melakukan itu tanpa sepengetahuan hukum kekayaan intelektual? Singkatnya, tidak.
Pertanyaannya adalah dari mana keuntungan kekayaan intelektual itu? Untuk menjawab itu kita harus terlebih dahulu memahami kekayaan intelektual.
Setiap ide yang telah dipikirkan dan telah diberi warna di atas selembar kertas, setiap melodi yang disusun dan kemudian dinyanyikan, setiap cerita yang ditulis atau ilustrasi yang digambar, setiap ide yang diubah menjadi produk nyata dan memiliki nilai, inilah yang disebut Kekayaan Intelektual atau IP.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.