Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

BI Catat Kredit Perbankan Tumbuh 6,65 Persen pada Maret 2022

Kompas.com - 19/04/2022, 18:30 WIB
Rully R. Ramli,
Yoga Sukmana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Fungsi intermediasi perbankan terus melanjutkan tren pertumbuhan positif, di tengah ketidakpastian ekonomi global yang masih tinggi.

Bank Indonesia (BI) mencatat, penyaluran kredit perbankan tumbuh 6,65 persen secara tahunan (year on year/yoy) pada Maret 2022, sedikit lebih tinggi dari pertumbuhan bulan sebelumnya sebesar 6,33 persen secara yoy.

“Pertumbuhan kredit terjadi di berbagai kelompok bank, segmen kredit, dan sektor ekonomi termasuk subsektor prioritas, seiring berlanjutnya pemulihan aktivitas korporasi dan rumah tangga,” ujar Gubernur BI, Perry Warjiyo dalam konferensi pers virtual, Selasa (19/4/2022).

Baca juga: Ditetapkan Jadi Tersangka Suap Izin Minyak Goreng, Ini Profil Indrasari Wisnu Wardhana

Perry menjelaskan, perbaikan fungsi intermediasi terjadi, baik dari sisi penawaran maupun sisi permintaan.

Dari sisi penawaran, rendahnya suku bunga dan melimpahnya likuiditas membuat perbankan mampu mencatatkan pertumbuhan kredit yang positif.

“Lebih dari itu lending standard dari perbankan itu juga terus mengalami perbaikan, dalam arti bahwa apetite perbankan dalam menyaklurkan kredit itu semakin membaik dan meningkat,” tutur Perry.

Sementara itu dari sisi permintaan, hasil pemantauan BI terhadap ratusan korporasi menunjukkan adanya perbaikan kinerja, terefleksikan dari peningkatan penjualan dan anggaran belanja modal.

Dengan melihat kedua aspek tersebut, bank sentral optimis, fungsi intermediasi perbankan akan tetap tumbuh positif hingga akhir tahun ini, meskipun saat ini kondisi perekonomian dihadapi ketidakpastian global.

Baca juga: Dirjen Kemendag Jadi Tersangka Kasus Minyak Goreng, Faisal Basri: Maling Teriak Maling

“Secara keseluruhan kami perkirkan kredit akan tumuh 6-8 persen untuk tahun 2022,” kata Perry.

Tren pertumbuhan kredit juga diikuti dengan kualitas kredit yang relatif terjaga, tercermin dari rasio kredit bermasalah (Non Performing Loan/NPL) bruto 3,08 persen dan neto 0,87 persen.

“Ketahanan sistem keuangan tetap terjaga dan intermediasi perbankan melanjutkan perbaikan secara bertahap,” ucap Perry.

Baca juga: Kejagung Tetapkan Dirjen Kemendag dan 3 Bos Swasta Jadi Tersangka Kelangkaan Minyak Goreng

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com