Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Produksi CPO Lesu, tapi Harga Tetap Tinggi

Kompas.com - 20/04/2022, 07:58 WIB
Elsa Catriana,
Yoga Sukmana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki) membeberkan volume produksi minyak sawit mentah atau (crude palm oil/CPO) periode Februari 2022.  

Tercatat, produksi CPO Indonesia pada Februari 2022 diperkirakan sebesar 3,5 juta ton dan Palm Kernel Oil (PKO) sebesar 302.000 ton.

Volume tersebut tercatat lebih rendah dari produksi bulan Januari sebesar 3,8 juta ton untuk CPO dan 365.000 ton untuk PKO. Meski demikian, rendahnya produksi pada Februari dinilai karena faktor musiman.

Direktur Eksekutif Gapki Mukti Sardjono mengatakan, di tengah produksi yang lesu, harga CPO dunia mengalami kenaikan. Harga rata-rata CPO CIF Rotterdam pada bulan Februari 2022 mencapai 1.522 dollar AS per ton, lebih tinggi dari harga bulan Januari sebesar 1.358 dollar AS per ton. 

Baca juga: IHSG Dibayangi Aksi Profit Taking, Simak Rekomendasi Saham Hari Ini

Adapun, harga KPBN FOB untuk Februari adalah Rp 15.532 per kilogram, naik dari posisi Januari sebesar Rp 14.811 per kilogram.

"Harga yang tinggi tersebut disebabkan oleh produksi minyak nabati dunia yang tidak seperti diharapkan terutama untuk kedelai di Amerika Selatan," kata Mukti di Jakarta, Selasa (19/4/2022).

Ia pun menjelaskan, harga yang sangat tinggi tersebut berdampak pada konsumsi dan ekspor. Konsumsi dalam negeri untuk pangan bulan Februari 2022 sebesar 489.000 ton, turun 17,3 persen dari posisi Januari.

Adapun konsumsi oleokimia bulan Februari sebesar 178.000 ton dan biodiesel 710.000 ton yang dibandingkan dengan konsumsi Januari masing-masing turun sebesar 2,7 persen dan 3 persen.

Lebih lanjut, total ekspor sawit bulan Februari mencapai 2 juta ton adalah lebih rendah dibandingkan dengan bulan Januari 2,1 juta ton. Karena itu, meskipun harga bergerak naik, nilai ekspor minyak sawit bulan Februari hanya mencapai 2,799 juta dollar AS, lebih rendah 0,6 persen dari nilai bulan Januari sebesar 2.816 juta dollar AS.

Baca juga: Ironi Kemendag: Paling Keras Teriak Mafia Migor, Pejabatnya Malah Jadi Tersangka

"Penurunan ekspor yang besar terjadi untuk tujuan Afrika sebesar dari 278.000 ton di bulan Januari menjadi 134,7 di bulan Februari. Penurunan yang cukup besar juga terjadi untuk tujuan Filipina sebesar  dari 63.000 ton di bulan Januari menjadi 28.000 ton di bulan Februari," kata dia.

Adapun, ekspor untuk tujuan Rusia turun dari 69.000 ton pada Januari menjadi 64.000 ton pada Februari. Ekspor ke Ukraina fluktuatif dengan rata-rata bulanan pada 2021 sebesar 25.000 ton. Pada Januari 2022, ekspor ke Ukraina turun menjadi hanya 256 ton sedangkan pada Februari pulih dan mencapai 15,2 juta ton.

BMKG memperkirakan cuaca sepanjang 2022 akan normal, tetapi situasi geopolitik menimbulkan berbagai ketidakpastian, sehingga meningkatkan upaya efisiensi dan produktivitas merupakan tindakan bijak yang harus dipertahankan.

Baca juga: Dari Telkom hingga Pertamina, Ini Lowongan Rekrutmen Bersama BUMN 2022 yang Masih Terbuka

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com