Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dana Pemda Mengendap Rp 202,35 Triliun di Bank, Tertinggi di Jawa Timur

Kompas.com - 21/04/2022, 06:16 WIB
Fika Nurul Ulya,
Akhdi Martin Pratama

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati melaporkan, simpanan dana Pemerintah Daerah (Pemda) di bank kembali melonjak di atas Rp 200 triliun pada Maret 2022. Jumlahnya kini mencapai Rp 202,35 triliun.

Bendahara negara ini mengungkapkan, dana Pemda ini merupakan yang tertinggi dalam 3 tahun terakhir di periode yang sama. Tercatat, peningkatan dana mencapai Rp 200 triliun terjadi pada Maret 2019, yakni Rp 200,02 triliun.

Dana ini tercatat naik Rp 19,03 triliun atau 10,38 persen dibanding Februari 2022. Dibanding bulan Maret 2021, dana meningkat Rp 20,01 triliun atay 10,98 persen (mtm).

Baca juga: Realisasi PEN Baru 11,6 Persen, Ini Respons Sri Mulyani

"Bulan Maret ini posisi dana pemerintah daerah di bank meningkat lagi, bahkan tembus Rp 200 triliun. Ini pernah kejadian di tahun 2019, yaitu posisi Maret mencapai Rp 200 triliun dana Pemda di bank," kata Sri Mulyani dalam konferensi pers APBN KITa, Rabu (20/4/2022).

Adapun di periode yang sama pada tahun 2020, dana Pemda menyusut ke angka Rp 177,52 triliun. Begitu pula di tahun 2021 yang sebesar Rp 182,33 triliun.

"Tahun ini kembali di Rp 202,35 triliun, sesudah tahun-tahun sebelumnya dana Pemda di bank sebetulnya sudah menurun di bawah level Rp 180 triliun, yaitu Rp 177 triliun dan naik sedikit ke Rp 182 triliun," beber dia.

Baca juga: Soal Subsidi Energi, Sri Mulyani: Biasanya Rp 15-19 Triliun, Tahun Ini Rp 38 Triliun

Mantab Direktur Pelaksana Bank Dunia ini menyebut, tingginya simpanan dana Pemda terjadi ketika penyaluran Dana Alokasi Umum (DAU) yang masuk dalam komponen transfer ke daerah dan dana desa (TKDD), serta Pendapatan Asli Daerah (PAD) meningkat.

Di sisi lain, belanja Pemda masih terkontraksi pada Maret 2022. Sri Mulyani mencatat, TKDD mencapai Rp 176,5 triliun dari target APBN Rp 769,6 triliun. TKDD ini naik sebesar 2 persen (yoy) dari kontraksi 0,9 persen di Maret 2021.

Dirinci lebih lanjut, transfer ke daerah mencapai Rp 165,7 triliun dari target Rp 701,6 triliun, sementara dana desa Rp 10,8 triliun dari target Rp 68 triliun.

"Belanja belum meningkat, maka kita bisa prediksi bahwa Pemda memiliki dana di bank yang pasti meningkat signifikan. Dan ini ternyata betul," ungkap Sri Mulyani.

Lebih lanjut dia menjelaskan, nominal saldo tertinggi berada di wilayah Jawa Timur sebesar Rp 26,85 triliun. Sedangkan yang terendah di wilayah Sulawesi Barat sebesar Rp 1,14 triliun.

Sri Mulyani bilang, Pemda punya potensi besar untuk ikut mendorong pemulihan ekonomi di masing-masing daerahnya menggunakan anggaran tersebut.

"Pemda diharapkan mampu melakukan eksekusi belanja, maka kita berharap pada kuartal kedua, ketiga nanti, akselerasi pemulihan ekonomi bisa terjaga, karena ekonomi sedang mengalami tekanan baru, yaitu dengan lonjakan komoditas yang sangat tinggi," tandas Sri Mulyani.

Baca juga: Sri Mulyani: Pelapor Harta di PPS Didominasi Pegawai Berharta Rp 1 Miliar-Rp 10 Miliar

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Astra Infra Group Bakal Diskon Tarif Tol Saat Lebaran 2024, Ini Bocoran Rutenya

Astra Infra Group Bakal Diskon Tarif Tol Saat Lebaran 2024, Ini Bocoran Rutenya

Whats New
Dampak Korupsi BUMN PT Timah: Alam Rusak, Negara Rugi Ratusan Triliun

Dampak Korupsi BUMN PT Timah: Alam Rusak, Negara Rugi Ratusan Triliun

Whats New
Cek, Ini Daftar Lowongan Kerja BUMN 2024 yang Masih Tersedia

Cek, Ini Daftar Lowongan Kerja BUMN 2024 yang Masih Tersedia

Whats New
Rincian Harga Emas Hari Ini di Pegadaian 29 Maret 2024

Rincian Harga Emas Hari Ini di Pegadaian 29 Maret 2024

Spend Smart
Kecelakaan Beruntun di GT Halim Diduga gara-gara Truk ODOL, Kemenhub Tunggu Investigasi KNKT

Kecelakaan Beruntun di GT Halim Diduga gara-gara Truk ODOL, Kemenhub Tunggu Investigasi KNKT

Whats New
Indef: Banjir Barang Impor Harga Murah Bukan Karena TikTok Shop, tapi...

Indef: Banjir Barang Impor Harga Murah Bukan Karena TikTok Shop, tapi...

Whats New
Emiten Menara TBIG Catat Pendapatan Rp 6,6 Triliun Sepanjang 2023

Emiten Menara TBIG Catat Pendapatan Rp 6,6 Triliun Sepanjang 2023

Whats New
LKPP: Nilai Transaksi Pemerintah di e-Katalog Capai Rp 196,7 Triliun Sepanjang 2023

LKPP: Nilai Transaksi Pemerintah di e-Katalog Capai Rp 196,7 Triliun Sepanjang 2023

Whats New
?[POPULER MONEY] Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis | Pakaian Bekas Impor Marak Lagi

?[POPULER MONEY] Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis | Pakaian Bekas Impor Marak Lagi

Whats New
Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Whats New
Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Whats New
Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Whats New
Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Whats New
Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Whats New
Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com