Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gubernur BI: Tanpa G20 Setiap Negara Akan Mengambil Kebijakan Berdasarkan Kepentingan dalam Negeri

Kompas.com - 21/04/2022, 12:11 WIB
Rully R. Ramli,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Upaya meredam dampak dari normalisasi kebijakan moneter global menjadi salah satu topik utama yang dibahas dalam Pertemuan Kedua Menteri-menteri Keuangan dan Gubernur Bank Sentral (2nd FMCBG) Presidensi G20 Indonesia di Washington DC, Amerika Serikat.

Selain normalisasi kebijakan moneter, perekonomian global juga masih menghadapi tantangan dari perang Rusia dengan Ukraina, yang berimbas kepada naiknya harga berbagai komoditas, sehingga terjadi inflasi tinggi di berbagai negara dunia.

Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo mengatakan, untuk merespons tantangan-tantangan tersebut, bank sentral negara anggota G20 didorong untuk menyusun suatu rencana yang terkalibrasi dengan baik.

Baca juga: AS hingga Inggris Walkout dari Pertemuan G20, Sri Mulyani: Bukan Kejutan bagi Kami...

Dengan adanya kebijakan bank sentral yang terkalibrasi, Perry bilang, otoritas masing-masing negara dapat menyesuaikan kebijakan yang dibuat, dengan mempertimbangkan juga kondisi inflasi dan pertumbuhan global.

"Ini sangat penting dan ini lah peran yang dijalankan oleh G20. Tanpa G20 setiap negara akan mengambil kebijakan masing-masing, hanya berdasarkan kepentingan dalam negerinya," ujar dia dalam konferensi pers 2nd FMCBG Meeting, Kamis dini hari, (21/4/2022).

"Namun di bawah G20, diskusi disambungkan dengan kepentingan global dan juga memperhitungkan dampak dari satu negara pada negara lain," tambah Perry.

Selain itu, Perry menekankan, pentingnya diskusi ke depan mengenai kebijakan yang akan diambil masing-masing negara, untuk menciptakan panduan bagi negara lainnya.

"Panduan seperti ini sangat penting agar negara-negara dan pasar dapat memperhitungkan, mengantisipasi dalam strateginya sendiri," kata dia.

Terakhir, negara anggota G20 didorong untuk membangun komunikasi yang baik, sehingga dapat direspons denga baik pula oleh negara atau para pemangku kepentingan lain.

"Ini adalah G20, di mana normalisasi pembuatan kebijakan di tengah situasi yang menantang sangat penting agar terkalibrasi dengan baik, terencana dengan baik, dan terkomunikasikan dengan baik," ucapnya.

Baca juga: Kutuk Perang, Negara G20 Desak Rusia Hentikan Serangan ke Ukraina

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com