Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bicara Tren, Bos GroupM Asia Pacific Buka-bukaan soal Strategi Pemasaran di Era Serbadigital

Kompas.com - 21/04/2022, 15:14 WIB
Yakob Arfin Tyas Sasongko,
Sri Noviyanti

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com – Transformasi digital yang melaju cepat telah mengubah perilaku masyarakat dalam berbagai aspek kehidupan. Kini, digitalisasi seolah telah menjadi bagian mutlak dari keseharian pascapandemi Covid-19.

Salah satu perubahan yang paling kentara adalah perilaku masyarakat dalam melakukan kegiatan konsumsi dan belanja. Untuk melakukan dua kegiatan ini, masyarakat mengandalkan platform digital.

Hal itu pun berdampak terhadap strategi marketing atau pemasaran yang dilakukan berbagai brand untuk menyasar konsumen secara efektif.

Fenomena tersebut diakui oleh CEO GroupM Asia Pacific Region Ashutosh Srivastava. Menurutnya, tren digitalisasi memberikan peluang sekaligus tantangan.

“Digitalisasi membawa sejumlah manfaat bagi pegiat pemasaran. Di era digital seperti saat ini, semakin banyak media yang tersedia mengakibatkan semakin banyak pula informasi yang bisa diperoleh (pelaku kegiatan pemasaran) untuk membaca perubahan perilaku konsumen,” ujar Ashutosh saat berbincang dengan Kompas.com di Jakarta, Selasa (19/4/2022).

Baca juga: Digital Marketing: Definisi, Jenis, Kelebihan, dan Contohnya

Ashutosh menilai, digitalisasi memberi wawasan baru bagi pelaku kegiatan pemasaran dari brand untuk mengatur strategi kampanye yang efektif dalam skala besar.

Meski begitu, digitalisasi memberi tantangan tersendiri karena pegiat pemasaran dihadapkan dengan pilihan media yang semakin beragam.

Oleh karena itu, pelaku pemasaran dituntut untuk cermat dalam mengatur strategi pemasaran, khususnya terkait biaya. Sebab, pelaku pemasaran harus memastikan bahwa bujet yang dikeluarkan perusahaan atau brand pemakai layanan harus sebanding dengan imbal hasil yang diperoleh.

Di sisi lain, Ashutosh menilai bahwa digitalisasi telah meningkatkan keterampilan dan memperluas keahlian seseorang, serta menciptakan lebih banyak spesialisasi di berbagai bidang, seperti pemasaran dan e-niaga.

Tak hanya itu, media digital dan platform yang bermunculan secara masif pun punya keunikan dan membawa spesialisasinya masing-masing.

Baca juga: 3 Alasan Gen Z Perlu Belajar Digital Marketing

Pihaknya menilai, hal itu merupakan kesempatan menarik. Pasalnya, digitalisasi mendorong lahirnya bakat-bakat baru serta pemanfaatan teknologi canggih untuk mendukung kegiatan pemasaran.

Oleh karena itu, lanjut Ashutosh, ada sejumlah hal yang perlu diperhatikan oleh brand ataupun perusahaan di era digital untuk memperluas pasar.

“Hal itu lantaran perdagangan digital kini meningkat tajam dan diiringi perkembangan platform belanja e-commerce yang pesat,” kata Ashutosh.

Menurutnya, saat ini, semakin banyak platform jual beli yang langsung menyasar ke konsumen. Hal ini dikarenakan proses kegiatan pemasaran melalui media sosial (medsos) semakin mudah sehingga siapa pun punya akses langsung pada konsumen.

Sebagai contoh, pendekatan pemasaran dengan melibatkan influencer melalui medsos. Influencer dianggap memiliki peran yang cukup besar untuk memengaruhi perilaku konsumen.

Baca juga: Genjot E-commerce, GroupM dan Tokopedia Jalin Kemitraan

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com