JAKARTA, KOMPAS.com - Riset terbaru Oracle, "The No Planet B", menemukan bahwa orang-orang sudah kecewa dengan kurangnya kemajuan yang dibuat masyarakat menuju keberlanjutan dan inisiatif sosial.
Selain itu, mereka ingin organisasi mengubah diri dari sekedar omongan menjadi tindakan. Serta, mereka percaya bahwa teknologi dapat membantu organisasi sukses di mana manusia telah gagal.
Riset Oracle ini menggandeng Pamela Rucker, Penasihat CIO dan Instruktur untuk Pengembangan Profesional Harvard. Riset ini mensurvei 11.005 konsumen dan pemimpin bisnis di 15 negara pada 25 Februari – 14 Maret 2022.
Baca juga: Industri Berkelanjutan Diprediksi Tumbuh Pesat, Bank DBS Ajak Nasabah Investasi Sektor ESG
Survei tersebut mengeksplorasi sikap dan perilaku konsumen dan pemimpin bisnis terhadap upaya keberlanjutan dan sosial bersama dengan peran dan harapan kecerdasan buatan (AI) dan robot dalam upaya lingkungan, sosial, dan tata kelola (LST).
Hasil survei menyebutkan, orang-orang dari Asia-Pasifik (APAC) ingin agar bisnis meningkatkan upaya keberlanjutan dan sosial
Perkembangan dua tahun terakhir telah menyoroti keberlanjutan dan upaya sosial, dimana banyak orang di seluruh dunia yang merasa kecewa dengan kurangnya kemajuan dan menyerukan agar perusahaan meningkatkan kedua upaya tersebut.
Baca juga: Lippo Group Pastikan Seluruh Lini Bisnisnya Menerapkan Prinsip ESG
Di bawah ini adalah beberapa temuan utama dari wilayah Jepang-Asia Pasifik.
“Peristiwa dua tahun terakhir telah menyoroti tindakan keberlanjutan dan inisiatif sosial dan orang-orang menuntut perubahan yang nyata. Meskipun ada tantangan untuk mengatasi masalah ini, perusahaan memiliki peluang besar untuk mengubah dunia menjadi lebih baik,” kata Pamela Rucker, CIO Advisor and Instructor for Harvard Professional Development, melalui rilis pers, Kamis (21/4/2022).
Baca juga: Upaya Sido Muncul Utamakan Keberlanjutan Lingkungan dan Masyarakat Diganjar Proper Emas 2021