Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Luhut Sebut Bloomberg dan Google Puji Indonesia soal Perkembangan Energi Bersih

Kompas.com - 21/04/2022, 22:07 WIB
Ade Miranti Karunia,
Yoga Sukmana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan menyebut Bloomberg dan Google memuji Indonesia terkait perkembangan energi bersih.

Kata Luhut, Indonesia dianggap lebih maju dari Amerika Serikat (AS) dalam hal transisi energi menuju energi ramah lingkungan. Luhut mengatakan pujian disampaikan Bloomberg dan Google saat ia melakukan kunjungan kerja ke AS.

"Yang paling menarik pada kunjungan saya ke Amerika Serikat kali ini adalah pertemuan saya dengan CEO Bloomberg L.P. Michael Bloomberg. Beliau sampaikan bahwa Indonesia sebagai negara dengan ekonomi terbesar di ASEAN, punya potensi besar sebagai tempat tujuan investasi terkait pengembangan energi bersih yang mampu membantu menggerakkan perekonomian negara," tulis Luhut dalam unggahan di Instagram pribadinya,@ Kamis (21/4/2022).

"Selain Mike Bloomberg, pujian juga disampaikan oleh delegasi dari Google. Mereka katakan bahwa mekanisme transisi energi di Indonesia sudah lebih maju daripada negara maju seperti Amerika," sambungnya.

Baca juga: Bahlil Ungkap Penyebab Indonesia Sulit Capai Target Realisasi Investasi

 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 

A post shared by Luhut Binsar Pandjaitan (@luhut.pandjaitan)

Luhut berharap transisi menuju energi baru terbarukan (EBT) saat ini bukan hanya jadi jargon semata, tapi harus jadi misi seluruh umat manusia. Apalagi persoalan transisi energi ini bakal menjadi isu prioritas yang dibahas pada pertemuan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 di Indonesia pada akhir tahun 2022.

"Di hadapan ratusan pengusaha ternama di dunia, saya jelaskan dengan bangga bagaimana kami sungguh bersemangat dan menyambut baik Bloomberg NEF Summit yang akan diselenggarakan untuk pertama kali nya di Bali pada November 2022 mendatang.

Luhut mengatakan gelaran Bloomberg NEF Summit di Indonesia akan menjadi yang pertama di Asia Tenggara. Sebagai Presidensi G20, Indonesia juga menjadikan transisi energi sebagai salah satu isu prioritas.

Selain itu, Luhut juga menyebut Bloomberg dan Google nampak tertarik dengan upaya yang dilakukan oleh Indonesia untuk mencapai nol emisi karbon (net zero emission)

"Dinginnya suhu udara di New York tidak mengurangi semangat kami untuk mengajak seluruh delegasi yang terdiri dari sektor swasta dan publik untuk memberikan saran, masukan, serta dukungan yang konkret mengenai transisi energi sehingga pemulihan global masa pandemi bisa kita capai bersama-sama," tutur dia.

Luhut berharap keseriusan pemerintah Indonesia mencapai nol emisi karbon pada 2060 mampu menarik investor lebih banyak lagi ke Tanah Air.

Baca juga: Luhut Ajak Pelajar Bantu Pemerintah Majukan Petani untuk Inovasi Teknologi

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Indef: Banjir Barang Impor Harga Murah Bukan Karena TikTok Shop, tapi...

Indef: Banjir Barang Impor Harga Murah Bukan Karena TikTok Shop, tapi...

Whats New
Emiten Menara TBIG Catat Pendapatan Rp 6,6 Triliun Sepanjang 2023

Emiten Menara TBIG Catat Pendapatan Rp 6,6 Triliun Sepanjang 2023

Whats New
LKPP: Nilai Transaksi Pemerintah di e-Katalog Capai Rp 196,7 Triliun Sepanjang 2023

LKPP: Nilai Transaksi Pemerintah di e-Katalog Capai Rp 196,7 Triliun Sepanjang 2023

Whats New
?[POPULER MONEY] Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis | Pakaian Bekas Impor Marak Lagi

?[POPULER MONEY] Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis | Pakaian Bekas Impor Marak Lagi

Whats New
Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Whats New
Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Whats New
Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Whats New
Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Whats New
Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Whats New
Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Whats New
Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Whats New
Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Work Smart
Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Whats New
Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Whats New
Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com