Bahkan, lanjutnya, ANJ menghasilkan energi listrik dari pengolahan limbah menjadi biogas dan menjualnya kepada PLN sebagai independent power producer sehingga menambah pendapatan perusahaan.
Sebagai perusahaan pangan yang berkontribusi pada produksi gas rumah kaca (GRK), ANJ juga terus mengevaluasi bisnis dengan memperhatikan proses bisnis dari pembukaan lahan sampai produksi minyak kelapa sawit.
Baca juga: Dua Anak Perusahaan ANJ di Papua Raih Sertifikasi RSPO
Fitriyansyah menuturkan, produksi GRK ANJ paling besar berasal dari pemakaian pupuk anorganik atau kimia, penggunaan bahan bakar fosil, serta produksi limbah cair.
Untuk mengatasi hal tersebut, ANJ mengurangi pemakaian pupuk anorganik dengan menggunakan pupuk hasil kompos. Bahkan, penggunaan kompos diharapkan bisa mengganti pemakaian pupuk kimia paling tidak hingga 20-30 persen.
Terkait pengurangan penggunaan bahan bakar fosil, ANJ menggunakan pembangkit listrik dari bahan bakar limbah padat kelapa sawit (cangkang dan fiber atau serat).
“Jadi bersyukur teknologi ini sudah ada di pabrik kelapa sawit. Minyaknya diambil, ampasnya kami bakar untuk menghasilkan steam lalu menghasilkan tenaga listrik untuk operasional perusahaan,” terangnya.
Selain mengolah limbah kelapa sawit menjadi energi, ANJ juga mengolah limbah domestik dan plastik lewat program reduce, reuse, recycle (3R).
Baca juga: Grup ANJ Raih Dua Proper Emas dari KLHK
Di luar ketiga hal tersebut, ANJ turut melakukan efisiensi energi dengan memasang lampu ramah lingkungan bertenaga surya, melakukan daur ulang air dalam proses pembuatan minyak sawit, hingga menggunakan alat elektronik berbahan bakar energi terbarukan.
Terkait pengelolaan limbah, Fitriansyah menerangkan, kelapa sawit memiliki empat limbah, yakni tandang buah kosong, serat atau fiber, cangkang, dan limbah cair (POME).
Sementara itu, tandan buah kosong dari buah kelapa sawit digunakan sebagai pupuk organik atau kompos.
Kemudian, lanjutnya, fiber dan cangkang buah sawit dibakar sebagai biomassa untuk memanaskan suatu boiler, menghasilkan steam untuk memutar turbin dan mengubahnya menjadi listrik. Listrik ini digunakan untuk menjalankan proses pembuatan minyak sawit (CPO).
Dia menyebutkan, semua pabrik minyak sawit ANJ sudah memanfaatkan biomassa yang dikombinasikan dengan diesel ketika pabrik berhenti beroperasi.
Baca juga: ANJ Dorong Masyarakat Produksi Pembasmi Hama dan Disinfektan Ramah Lingkungan
Untuk limbah cair atau palm oil mill effluent (POME) yang berbau dan mengandung gas metana, diproses menjadi biogas untuk dijadikan bahan bakar pembangkit listrik.
“Mesin kami menghasilkan 1,8 megawatt. Itu bisa mengurangi GRK dalam satu tahun itu senilai 45-50.000 ton ekuivalen CO2. Artinya, jika tidak diolah menjadi biogas akan ada 45.000 ton CO2 yang dibuang ke udara menjadi GRK,” katanya.
Head of EHS ANJ Group Indra Kurniawan menambahkan, ANJ juga berkomitmen melakukan konservasi air mengingat operasional perusahaan membutuhkan air dalam jumlah besar.
Dalam hal ini, ANJ memastikan kualitas dan kuantitas air yang diambil dengan menyediakan embung untuk program konservasi air dan mengambil air hujan dengan program rain harvesting.
Baca juga: Peduli Krisis Iklim, ANJ Terapkan Inovasi Pertanian Berkelanjutan
“Terkait kelangkaan air yang dapat menimbulkan konflik sosial di sekitar lokasi usaha, kami memastikan limbah yang dihasilkan tidak mencemari air permukaan atau air yang dikonsumsi, baik karyawan perusahaan atau masyarakat sekitar perusahaan,” terangnya.