Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

IHSG Melaju di Zona Hijau, Rupiah Lesu

Kompas.com - 22/04/2022, 09:28 WIB
Kiki Safitri,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

Sumber RTI

JAKARTA, KOMPAS.com - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bergerak di zona hijau pada awal perdagangan di Bursa Efek Indonesia (BEI) Jumat (22/4/2022). Hal ini berbeda dengan mata uang garuda yang melemah pada perdagangan pasar spot.

Melansir data RTI, pukul 09.11 WIB, IHSG berada pada level 7.283,17 atau naik 6,98 poin (0,1 persen) dibanding penutupan sebelumnya pada level 7.276,19.

Sebanyak 203 saham melaju di zona hijau dan 147 saham di zona merah. Sedangkan 220 saham lainnya stagnan. Adapun nilai transaksi hingga saat ini mencapai Rp 1,2 triliun dengan volume 1,4 juta miliar saham.

Bursa Asia mayoritas merah dengan penurunan Hang Seng Hong Kong 0,9 persen, Nikkei 1,9 persen, dan Strait Times naik 0,19 persen. Sementara itu, Shanghai Komposit menguat 0,1 persen.

Baca juga: IHSG Diprediksi Menguat, Simak Rekomendasi Saham Hari Ini

Wall Street pagi ini ditutup merah dengan penurunan S&P 500 sebesar 1,4 persen, Nasdaq Komposit 2,07 persen, dan Dow Jones Industrial Average (DJIA) 2,07 persen.

Sebelumnya, Head of Technical Analyst Research BNI Sekuritas, Andri Zakaria Siregar mengatakan, hari ini IHSG akan menguat, ditopang oleh kinerja kuartalan dari perbankan big caps, seperti Bank Central Asia (BBCA), Bank Mandiri (BMRI), Bank Rakyat Indonesia (BBRI), dan Bank Negara Indonesia (BBNI).

“Hari ini IHSG masih naik terbatas karena ada pola triangle, dan pergerakannya masih didukung oleh laporan keuangan dari saham – saham perbankan big caps,” kata Andri kepada Kompas.com.

Baca juga: Mirae Asset Prediksi IHSG Tembus 7.748 Selama Ramadhan, Saham Apa Saja yang Bisa Jadi Pilihan?

Nilai tukar rupiah terhadap dollar AS di pasar spot pagi ini melemah. Melansir Bloomberg, pukul 09.05 WIB rupiah bergerak pada level Rp 14.365 per dollar AS, atau turun 21 poin (0,15 persen) dibanding penutupan sebelumnya di level Rp 14.344 per dollar AS.

Pengamat pasar uang Ariston Tjendra mengatakan, pelemahan rupiah terjadi karena sentimen pidato Gubernur The Fed yang mengonfirmasi kenaikan suku bunga 50 basis poin pada rapat moneter the Fed di bulan Mei.

"Nilai tukar rupiah berpotensi melemah terhadap dollar AS hari ini setelah pidato Gubernur The Fed, Jerome Powell. Akibat pernyataan tersebut, yield obligasi pemerintah AS, dan indeks dollar AS kembali naik," kata Ariston kepada Kompas.com.

Yield AS tenor 10 tahun kembali ke atas 2,95 persen, dan indeks dollar AS bertahan di atas angka indeks 100.

Di sisi lain, minat investor asing yang masih tinggi terhadap pasar saham Indonesia mungkin bisa menahan pelemahan rupiah. Kemarin net buy asing naik lagi mencapai Rp 1,19 triliun rupiah.

Ariston memprediksi rupiah hari ini akan bergerak pada kisaran Rp 14.380 per dollar AS sampai dengan Rp 14.340 per dollar AS.

Disclaimer: Artikel ini bukan untuk mengajak membeli atau menjual saham. Segala rekomendasi dan analisa saham berasal dari analis dari sekuritas yang bersangkutan, dan Kompas.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan atau kerugian yang timbul. Keputusan investasi ada di tangan Investor. Pelajari dengan teliti sebelum membeli/menjual saham.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber RTI
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pemerintah Sebut Tarif Listrik Seharusnya Naik pada April hingga Juni 2024

Pemerintah Sebut Tarif Listrik Seharusnya Naik pada April hingga Juni 2024

Whats New
Jasa Marga: 109.445 Kendaraan Tinggalkan Jabotabek Selama Libur Panjang Paskah 2024

Jasa Marga: 109.445 Kendaraan Tinggalkan Jabotabek Selama Libur Panjang Paskah 2024

Whats New
Survei Prudential: 68 Persen Warga RI Pertimbangkan Proteksi dari Risiko Kesehatan

Survei Prudential: 68 Persen Warga RI Pertimbangkan Proteksi dari Risiko Kesehatan

Earn Smart
7 Contoh Kebijakan Fiskal di Indonesia, dari Subsidi hingga Pajak

7 Contoh Kebijakan Fiskal di Indonesia, dari Subsidi hingga Pajak

Whats New
'Regulatory Sandbox' Jadi Ruang untuk Perkembangan Industri Kripto

"Regulatory Sandbox" Jadi Ruang untuk Perkembangan Industri Kripto

Whats New
IHSG Melemah 0,83 Persen dalam Sepekan, Kapitalisasi Pasar Susut

IHSG Melemah 0,83 Persen dalam Sepekan, Kapitalisasi Pasar Susut

Whats New
Nasabah Bank DKI Bisa Tarik Tunai Tanpa Kartu di Seluruh ATM BRI

Nasabah Bank DKI Bisa Tarik Tunai Tanpa Kartu di Seluruh ATM BRI

Whats New
Genjot Layanan Kesehatan, Grup Siloam Tingkatkan Digitalisasi

Genjot Layanan Kesehatan, Grup Siloam Tingkatkan Digitalisasi

Whats New
Pelita Air Siapkan 273.000 Kursi Selama Periode Angkutan Lebaran 2024

Pelita Air Siapkan 273.000 Kursi Selama Periode Angkutan Lebaran 2024

Whats New
Puji Gebrakan Mentan Amran, Perpadi: Penambahan Alokasi Pupuk Prestasi Luar Biasa

Puji Gebrakan Mentan Amran, Perpadi: Penambahan Alokasi Pupuk Prestasi Luar Biasa

Whats New
Pengertian Kebijakan Fiskal, Instrumen, Fungsi, Tujuan, dan Contohnya

Pengertian Kebijakan Fiskal, Instrumen, Fungsi, Tujuan, dan Contohnya

Whats New
Ekspor CPO Naik 14,63 Persen pada Januari 2024, Tertinggi ke Uni Eropa

Ekspor CPO Naik 14,63 Persen pada Januari 2024, Tertinggi ke Uni Eropa

Whats New
Tebar Sukacita di Bulan Ramadhan, Sido Muncul Beri Santunan untuk 1.000 Anak Yatim di Jakarta

Tebar Sukacita di Bulan Ramadhan, Sido Muncul Beri Santunan untuk 1.000 Anak Yatim di Jakarta

BrandzView
Chandra Asri Bukukan Pendapatan Bersih 2,15 Miliar Dollar AS pada 2023

Chandra Asri Bukukan Pendapatan Bersih 2,15 Miliar Dollar AS pada 2023

Whats New
Tinjau Panen Raya, Mentan Pastikan Pemerintah Kawal Stok Pangan Nasional

Tinjau Panen Raya, Mentan Pastikan Pemerintah Kawal Stok Pangan Nasional

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com