JAKARTA, KOMPAS.com – GoTo Gojek Tokopedia (GOTO) terus mencatatkan penurunan harga saham dan kini harga sahamnya berada di bawah harga initial public offering (IPO), yakni di posisi Rp 338 per saham atau melemah 1,18 persen pada penutupan sesi I perdagangan.
Head of Technical Analyst Research BNI Sekuritas Andri Zakaria Siregar mengatakan, pola yang terbentuk dari pergerakan GOTO adalah pola zig-zag, dan tren penurunan harga saham GOTO terjadi karena aksi profit taking.
“Untuk potensi penurunan di bawah harga IPO masih terbuka ya, karena kan pola risk-nya turun. Jadi polanya zig-zag, dan pelaku pasar masih cenderung profit taking,” kata Andri kepada Kompas.com, Jumat (22/4/2022).
Baca juga: Harga Saham GoTo Anjlok, Kembali ke Harga IPO Rp 338 Per Saham
IPO GOTO memang kerap dibandingkan dengan IPO Bukalapak (BUKA). Selain keduanya sama– sama perusahaan teknologi, keduanya juga masih mencatatkan kerugian dalam laporan keuangannya.
Namun, Andri menilai pola pergerakan GOTO dengan BUKA cenderung berbeda, utamanya saat beberapa waktu setelah IPO. Dia bilang, BUKA saat awal IPO mengalami auto reject Atas (ARA), sementara itu berbeda dengan GOTO yang hanya naik 13 persen di hari pertama IPO.
“Kalau dibilang seperti BUKA, enggak ya. Tapi memang dalam tren turun, meskipun ada greenshoe, pergerakan agak berat karena market size-nya terlalu besar, dan performa di hari pertama dan kedua tidak seseuai ekspektasi investor, makanya market sudah profit taking,” jelas Andri.
Baca juga: Apakah Saham GoTo Bakal seperti Bukalapak? Ini Penjelasan Analis
Andri menjelaskan, selain karena performance di awal kurang baik, dan didukung oleh laporan kinerja yang belum mencatatkan keuntungan, sentimen pasar masih belum mendukung kenaikan harga saham GOTO.
“Laporan keuangannya masih negatif, dan sentimen pasar dan sektornya juga belum bagus, seperti kinerjanya misalnya. Ekspektasi pasar kan di awal itu GOTO mengalami ARA, jadi performa GOTO juga masih dibawah BUKA,” tegas dia.
Baca juga: BEI Yakin IPO GoTo Bikin Perusahaan Teknologi Makin Minat Melantai di Bursa
Disclaimer: Artikel ini bukan untuk mengajak membeli atau menjual saham. Segala rekomendasi dan analisa saham berasal dari analis dari sekuritas yang bersangkutan, dan Kompas.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan atau kerugian yang timbul. Keputusan investasi ada di tangan Investor. Pelajari dengan teliti sebelum membeli/menjual saham.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.