Bunyi antara hukum permintaan dengan hukum penawaran memang berbanding terbalik. Meski begitu, kedua hukum tersebut dibutuhkan untuk mencapai keseimbangan harga di pasar.
Baca juga: Apa Itu Riba: Pengertian, Jenis, Contoh, dan Hukumnya dalam Islam
Bunyi hukum penawaran ini tentunya merupakan kebalikan dari hukum permintaan. Hukum permintaan berlaku ketika suatu harga barang atau jasa turun, maka jumlah permintaan akan naik. Sebaliknya, ketika harga barang yang diminta naik, maka permintaan akan turun.
Berikut beberapa faktor yang dapat memengaruhi penawaran:
Harga barang adalah faktor utama yang memengaruhi hukum penawaran. Peningkatan dan penurunan harga barang akan berpengaruh pada keuntungan yang didapat dari penjualan barang atau jasa.
Spekulasi tentang harga produk di masa depan dapat memengaruhi penawaran suatu produk. Jika harga produk naik di masa depan, maka pasokan produk tersebut akan berkurang di pasar saat ini karena keuntungan yang diharapkan oleh penjual di masa depan, begitupun sebaliknya.
Faktor teknologi juga memiliki peran penting dalam proses penawaran produk sebab mesin yang lebih canggih akan menghasilkan barang lebih banyak atau lebih cepat. Dengan begitu, produsen dapat menekan biaya produksi dan menambah kuantitas barang secara leluasa.
Faktor lain yang mempengaruhi penawaran adalah adanya produsen baru. Misalnya penjualan produk A mendatangkan keuntungan, maka kemungkinan besar akan muncul produsen-produsen lain yang berkecimpung di usaha tersebut. Stok di pasang jadi banyak, sehingga penawaran barang atau jasa pun ikut meningkat.
Pajak yang ditetap pemerintah terhadap suatu produk dapat memengaruhi kuantitas prduk di pasaran sesuai bunyi hukum penawaran.
Faktor non-ekonomi dapat berupa keputusan pribadi produsen, kondisi lingkungan sekitar, dan terjadinya bencana alam. Hal-hal di luar kontrol ini juga berkontribusi terhadap keputusan penawaran produsen dalam suatu pasar.
Hal ini dapat terjadi sebab biaya yang dkeluarkan untuk suatu produk akan bertambah dengan adanya pajak. Pajak akan memengaruhi hukum penawaran karena kuantitas produk yang tinggi tentunya berbanding lurus dengan pajak yang harus dibayarkan perusahaan.
Ketersediaan sumber daya yang dibutuhkan untuk produksi barang dan jasa juga punya pengaruh besar terhadap penawaran. Sumber daya ini tidak hanya mencakup bahan baku, tetapi juga tenaga kerja. Kelangkaan sumber daya berdampak pada keterbatasan penawaran dari pihak produsen.
Dalam menjalankan aktivitas bisnis, perusahaan kemungkinan memiliki perkiraan terkait adanya kenaikan harga barang dan jasa. Selanjutnya, perusahaan pun mengambil keputusan untuk menyesuaikan stok dan penawaran barang dan jasa.
Terakhir dalam hukum penawaran, ada faktor hukum penawaran berupa harga bahan baku pengganti. Keberadaan bahan baku pengganti dimanfaatkan pelaku usaha ketika bahan baku utama mengalami kenaikan harga.
Contohnya adalah ketika bahan baku berupa kopi mengalami kenaikan. Sebagai imbasnya, jumlah penawaran bahan baku alternatif seperti teh jadi lebih murah. Oleh karenanya, angka penawaran produk teh meningkat.
Baca juga: Mengenal Riba Fadhl: Pengertian, Contoh, dan Hukum Larangannya
Kesimpulannya, hukum penawaran selalu berbanding terbalik dengan hukum permintaan. Bunyi hukum penawaran adalah jika harga naik, penawaran meningkat, sehingga jika harga turun, penawaran juga akan turun.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.