Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
KILAS

Salam Tempel, Tradisi Bagi-bagi Uang Saat Lebaran

Kompas.com - 24/04/2022, 10:20 WIB
Dwi NH,
A P Sari

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Perayaan Lebaran di Indonesia tidak hanya identik dengan saling bermaaf-maafan, tetapi juga lekat dengan budaya "salam tempel".

Salam tempel yang dimaksud adalah pemberian tunjangan hari raya (THR) berupa sejumlah uang dari orang dewasa kepada anak-anak.

Melansir Cash Matters, Selasa (12/4/2022) , tradisi berbagi uang Lebaran pertama kali dipopulerkan oleh Khalifah Dinasti Fatimiyah di Afrika Utara pada abad pertengahan.

Saat itu, muncul tradisi membagikan uang, pakaian, atau permen kepada anak-anak muda dan masyarakat umum saat hari pertama perayaan Idul Fitri.

Pada akhir era Kesultanan Utsmaniyah (Ottoman) atau sekitar lima abad kemudian, kegiatan bagi-bagi pada hari Lebaran itu mengalami perubahan hanya dalam bentuk uang tunai dan dibagikan untuk lingkup keluarga saja.

Baca juga: Cara Penukaran Uang Baru di BI untuk Angpau Lebaran via Online

Mengutip BBC.com, pemberian uang kepada anak-anak saat Idul Fitri tak lepas dari pengaruh budaya Arab dan Tionghoa.

Dosen Ilmu Sosiologi dan Antropologi Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Semarang (Unnes) Didi Purnomo mengatakan, pengaruh budaya salam tempel menghasilkan akulturasi di berbagai wilayah Indonesia.

"Makanya di Betawi mengenal istilah 'nanggok'. Surabaya ada tradisi 'galak gampil', dan Minang ada 'manambang'," ujarnya.

Pemberian salam tempel untuk anak-anak, kata dia, tidak hanya sekadar tradisi. Ada tiga makna penting dari tradisi yang sudah berjalan lama tersebut.

Baca juga: [KURASI KOMPASIANA] Salam Tempel Jangan Sampai Jadi Budaya Meminta-minta

Pertama, makna pemberian salam tempel untuk anak-anak dimaksudkan agar mereka belajar mengelola uang dan menabung untuk masa depan.

Makna kedua, yakni salam tempel sebagai bentuk penghargaan atau hadiah dari orangtua kepada anak-anak mereka yang telah mencoba menjalankan ibadah saat Ramadhan.

Pemberian salam tempel diharapkan dapat membuat anak semakin termotivasi untuk melaksanakan ibadah serupa pada Ramadhan yang akan datang.

Ketiga, pemberian salam tempel diharapkan dapat menjadi contoh bagi anak-anak terkait perbuatan berbagi kepada sesama atau zakat.

Baca juga: Zakat Saham: Pengertian, Nisab, Cara Menghitung dan Contohnya

Budaya pemberian salam tempel untuk anak-anak masih terus dilakukan oleh masyarakat Indonesia hingga saat ini. Pengaruh tradisi ini juga dibawa para imigran dari Asia ke Nusantara lewat jalur dagang maupun agama.

Tips mengatur keuangan jelang Lebaran

Salam tempel menjadi salah satu alasan mengapa banyak masyarakat Indonesia menyiapkan dana tambahan menjelang Lebaran. Selain salam tempel, ada banyak kebutuhan lain yang harus dipenuhi.

Halaman:
Baca tentang


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com