Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Imbas Lockdown di China, Harga Minyak Dunia Kian Merosot

Kompas.com - 25/04/2022, 10:19 WIB
Yohana Artha Uly,
Yoga Sukmana

Tim Redaksi

Sumber Bloomberg

JAKARTA, KOMPAS.com - Harga minyak mentah dunia kian merosot pada perdagangan awal pekan ini. Hal itu dipicu oleh kekhawatiran bahwa lockdown di China akan membebani permintaan global. Terlebih China merupakan importir minyak mentah terbesar di dunia.

Mengutip Bloomberg Senin (25/4/2022) pukul 9.30 WIB, harga minyak mentah berjangka Brent untuk kontrak Juni 2022 turun 2,77 persen turun ke level 103,70 dollar AS per barrel. Sementara harga minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) AS untuk kontrak Juni 2022 turun 2,81 persen ke level 99,20 dollar AS per barrel.

Padahal sepanjang pekan lalu, kedua harga minyak dunia itu sudah anjlok hampir 5 persen, karena kekhawatiran rendahnya permintaan dan semakin ketatnya pasokan minyak di pasar global.

Baca juga: Harga Emas Antam Turun Rp 1.000 per Gram, Simak Rinciannya

Kini harga minyak dunia semakin menyusut usai China melaporkan kasus kematian harian di Kota Shanghai bertambah 12 orang pada Jumat (22/4/2022). Angka kematian itu naik dari hari sebelumnya tercatat ada sebanyak 11 kasus kematian. Otoritas China pun memperingatkan bahwa virus corona itu menyebar secara diam-diam.

Shanghai tengah menghadapi lonjakan kasus terparah, bahkan lebih parah daripada yang terjadi Wuhan pada awal 2020. Pada Jumat pekan lalu, Shanghai juga melaporkan 2.736 kasus positif baru dan 20.634 kasus tanpa gejala, melonjak dari hari sebelumnya yang bertambah 1.931 kasus baru.

Shanghai merupakan kota pusat bisnis yang memiliki 26 juta penduduk dan menyumbang sekitar 4 persen dari konsumsi minyak China. Kebijakan lockdown di beberapa kota akibat peningkatan kasus Covid-19 membuat permintaan minyak dari China menjadi turun.

Baca juga: Simak Kurs Rupiah Hari Ini di Bank Mandiri Hingga BNI

Ini tercermin dari perkiraan permintaan China untuk bensin, solar, dan bahan bakar penerbangan pada April 2022, yang turun 20 persen dibandingkan periode sama di tahun sebelumnya. Itu setara dengan penurunan konsumsi minyak mentah 1,2 juta barrel per hari, menurut orang-orang yang memiliki pengetahuan mendalam tentang industri energi China.

Kesulitan China menghadapi Covid-19 semakin memperparah volatilitas pasar minyak global yang sudah terganggu akibat perang Rusia di Ukraina. Konflik kedua negara itu telah menimbulkan kekhawatiran tentang pasokan minyak mentah dan inflasi yang tinggi ketika ekonomi mulai pulih usai dua tahun di hantam pandemi.

Dana Moneter Internasional (IMF) bahkan telah melaporkan memangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi global tahun ini menjadi 3,6 persen, dari proyeksi sebelumnya sebesar 4,4 persen pada Januari 2022. Alasannya, perekonomian global terimbas perang Rusia-Ukraina dan laju kenaikan inflasi tinggi kini menjadi bahaya nyata bagi banyak negara.

Baca juga: Simak Aturan Halalbihalal Lebaran 2022

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber Bloomberg
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com