Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kredit BNI Tembus Rp 591,7 Triliun, Lebih Tinggi dari Sebelum Pandemi

Kompas.com - 26/04/2022, 13:26 WIB
Rully R. Ramli,
Yoga Sukmana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk atau BNI mencatat, kinerja bisnis perseroan terus menunjukkan perbaikan, tercermin dari fungsi intermediasi perbankan yang masih melanjutkan pertumbuhan pada kuartal I-2022.

Direktur Utama BNI Royke Tumilaar mengatakan, total baki kredit yang disalurkan perseroan sepanjang kuartal pertama 2022 tumbuh 5,8 persen secara tahunan (year on year/yoy) menjadi Rp 591,68 triliun.

"Posisi ini sudah lebih tinggi dari kondisi sebelum pandemi yakni kuartal I-2020," ujar dia, dalam konferensi pers virtual, Selasa (26/4/2022).

Baca juga: Makin Kompak, Driver ShopeeFood Seluruh Indonesia Kumpul di Acara #BukbernyaSobatJOS

Adapun segmen business banking masih menjadi penggerak utama bisnis kredit bank pelat merah tersebut, dengan nilai kredit sebesar Rp 483,9 triliun, tumbuh 4,8 persen secara yoy.

Pertumbuhan tersebut terutama dikontribusikan oleh pembiayaan ke segmen korporasi swasta yang tumbuh 9,9 persen yoy menjadi Rp 193,2 triliun, segmen large commercial yang tumbuh 24,5 persen yoy menjadi Rp 46,1 triliun, dan segmen UMKM juga tumbuh 11,8 persen yoy dengan nilai kredit Rp 98 triliun.

"Kenaikan ekspansi kredit di seluruh segmen tersebut sejalan dengan kondisi perekonomian nasional yang juga sudah mulai pulih," ujar Direktur Keuangan BNI Novita Widya Anggraini.

Dari sisi konsumer, kredit payroll dan kredit kepemilikan rumah juga membukukan penguatan kinerja positifnya pada awal tahun ini dengan pertumbuhan masing-masing 18,8 persen dan 8,4 persen secara yoy.

Secara keseluruhan, kredit konsumer tumbuh 11,4 persen yoy, didorong brand consumer banking BNI yang terbentuk sehingga disebut mampu memberi daya saing yang sangat kuat dalam berkompetisi.

Baca juga: Sudah Separuh Jalan, Pembangunan Kilang Minyak GRR Tuban Sudah Capai 49 Persen

Permodalan BNI

Lebih lanjut Novita bilang, perseroan turut memperkuat posisi permodalan dan likuiditas, guna memperkuat pondasi dalam melanjutkan kestabilan kinerja sekaligus menopang pertumbuhan bisnis.

Tercatat, penghimpunan dana pihak ketiga (DPK) BNI tumbuh 8,4 persen secara yoy, dengan rasio dana murah atau current account and saving account (CASA) masih mendominasi dan terus meningkat menjadi 69,2 persen dari periode sama tahun lalu 67,9 persen.

Pertumbuhan dana murah tersebut mendorong perbaikan cost of fund BNI dari 1,74 persen pada akhir kuartal pertama 2021 menjadi 1,46 persen pada kuartal pertama 2022.

"Ruang untuk ekspansi pun masih terbuka. Ditunjukkan dari loan to deposit ratio yang berada pada 85,02 persen. Di sisi permodalan, rasio kecukupan modal atau capital adequacy ratio (CAR) berada pada posisi 19,3 persen, naik 120 basis poin secara yoy,” ucap Novita.

Baca juga: ASDP Akan Beri Diskon Tarif untuk Pemudik yang Menyeberang Pelabuhan Merak Siang Hari

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com