INOVASI PERBANKAN

BrandzView
Konten ini merupakan kerja sama Kompas.com dengan Jenius

Program Pembiayaan Hijau, Wujud Nyata Sektor Perbankan dalam Membangun Masa Depan Berkelanjutan

Kompas.com - 26/04/2022, 14:32 WIB
Erlangga Satya Darmawan,
Anissa DW

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Sebagai bagian dari komitmen Indonesia dalam mewujudkan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs), berbagai langkah dan strategi perlu diupayakan seluruh pihak, termasuk perbankan.

Salah satu aspek yang diupayakan perbankan dan memegang peran penting dalam mewujudkan visi tersebut adalah pembiayaan hijau.

Program Lingkungan Perserikatan Bangsa Bangsa (UNEP) menyatakan bahwa tujuan pembiayaan hijau adalah untuk meningkatkan aliran keuangan.

Dari perbankan, misalnya, aliran keuangan dapat ditingkatkan melalui kredit mikro, asuransi, dan investasi kepada sektor publik, swasta, serta nirlaba agar dapat digunakan untuk prioritas-prioritas pembangunan berkelanjutan.

Pada dasarnya, pembiayaan hijau diperlukan untuk membantu mengatasi permasalahan perubahan iklim. Lebih dari itu, pembiayaan hijau juga jadi modal untuk memitigasi bencana yang tak terprediksi pada masa depan.

Baca juga: Dukung Investasi Berkelanjutan, BTPN Luncurkan Produk Reksa Dana Saham Berbasis LST dan Digital

Dari laman kemenkeu.go.id, para ilmuwan yang tergabung dalam Intergovernmental Science-Policy Platform on Biodiversity and Ecosystem Services (IPBES) menilai bahwa pembiayaan hijau berperan penting dalam mencegah terjadinya pandemi pada masa depan.

Alih-alih harus mengeluarkan biaya besar untuk mengobati penyakit kronis pada masa mendatang, pandemi Covid-19 yang terjadi saat ini sebaiknya dapat menjadi pembelajaran sekaligus momentum untuk mengakselerasi transformasi green economy.

Sepakat dengan hal tersebut, Deputi Bidang Ekonomi Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional Republik Indonesia (PPN)/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) Amalia Adininggar Widyasanti berpendapat bahwa tak semua kesulitan yang terjadi akibat pandemi berakibat buruk.

Pasalnya, pandemi justru memberikan kesempatan beberapa sektor untuk semakin tumbuh. Salah satunya, percepatan transformasi ekonomi hijau.

Oleh karena itu, pandemi Covid-19 menjadi pemicu bagi pemerintah untuk mereposisi ulang kebijakan pada masa depan dengan mengutamakan prinsip-prinsip pembangunan berkelanjutan.

Dalam sektor bisnis, pandemi Covid-19 juga telah mengubah arah dan tren investasi serta pembiayaan perbankan.

Kontribusi perbankan

Saat ini, program pembiayaan hijau memang menjadi fokus utama perbankan dalam menciptakan pembangunan berkelanjutan.

Lewat program tersebut, pihak perbankan turut mendorong seluruh sektor untuk ikut ambil bagian menjaga generasi masa depan.

Adapun seluk-beluk dan urgensi pembiayaan hijau yang diterjemahkan perbankan dalam operasionalnya dapat dilihat lewat kinerja bank, salah satunya PT Bank BTPN Tbk.

Bank BTPN, yang berkomitmen untuk turut menyalurkan kredit ke sektor berkelanjutan dengan mengusung pendekatan environmental, social, and governance (ESG), telah mengucurkan kredit pembiayaan berkelanjutan senilai Rp 12,04 triliun pada akhir 2021.

Head of Wholesale Banking Nathan Christianto mengatakan, aktifnya Bank BTPN dalam menyalurkan kredit pembiayaan hijau tak terlepas dari dua misi utama yang mereka usung.

Baca juga: Ini Alasan BTPN Syariah Terus Genjot Pembiayaan ke Segmen Ultra Mikro

Pertama, Bank BTPN sebagai bagian dari Sumitomo Mitsui Banking Corporation (SMBC) Group berkomitmen untuk membantu memitigasi dampak perubahan iklim. Upaya tersebut merupakan bagian dari program “Roadmap Addressing Climate Change”.

Sebagai informasi, program itu merupakan perwujudan komitmen SMBC sebagai salah satu anggota Aliansi Perbankan Nol Bersih (Net-Zero Banking Alliance).

Aliansi tersebut dibuat dengan tujuan menyelaraskan portofolio pinjaman dan investasi dengan ketentuan emisi gas rumah kaca untuk mewujudkan nol emisi pada 2050.

“Dalam Roadmap Addressing Climate Change, SMBC berkomitmen untuk mencapai nol emisi melalui operasinya secara grup selambat-lambatnya 2030. Selain itu, SMBC juga akan menyalurkan 30 triliun yen dalam bentuk pembiayaan berkelanjutan serta mencapai nol emisi di seluruh portofolio pinjaman dan investasinya paling lama 2050,” ujar Nathan dalam pesan tertulis yang diterima Kompas.com, Rabu (20/4/2022).

Kedua, Bank BTPN juga mendukung Peraturan Otoritas Jasa Keuangan (POJK) No. 51/POJK.03/2017 tentang Penerapan Keuangan Berkelanjutan bagi Lembaga Jasa Keuangan, Emiten, dan Perusahaan Publik.

“Dalam mendukung komitmen SMBC tersebut, kami sudah melakukan berbagai upaya, seperti penghematan konsumsi bahan bakar minyak (BBM) dan energi di cabang-cabang Bank BTPN, digitalisasi proses operasional dan bisnis, serta menyalurkan pembiayaan hijau," jelas Nathan.

Perlu diketahui, Bank BTPN memiliki produk pembiayaan khusus yang mendukung pembiayaan hijau lewat green loan dan sustainability-linked loan bagi nasabah korporasi.

Komitmen Bank BTPN berinvestasi di beberapa sektor

Bank BTPN menyalurkan pembiayaan hijau ke beberapa sektor, salah satunya sektor pembangkit tenaga listrik dengan energi baru terbarukan (EBT).

Menurut Nathan, sektor EBT penting karena memiliki kerangka kerja matang dan merupakan salah satu komponen utama perindustrian yang berfungsi menggerakan ekonomi. Tak hanya itu, EBT juga berperan penting dalam mencapai target nol emisi.

Salah satu wujud penyaluran pembiayaan hijau Bank BTPN di sektor ini adalah pembiayaan terhadap proyek Pembangkit Listrik Tenaga Air Hasang di Toba Samosir, Sumatera Utara.

Berkat pembiayaan tersebut, Bank BTPN tersebut mendapat penghargaan ‘Renewable Energy Deal of The Year’ di ajang The Asset pada 2018.

Baca juga: Pembiayaan Hijau Jadi Upaya Perbankan Dukung Pemerintah Penuhi Target SDGs

Selain sektor energi, fasilitas pembiayaan hijau yang dikucurkan oleh Bank BTPN ke sektor properti.

Komitmen Bank BTPN di sektor tersebut ditunjukan dengan memberikan pembiayaan hijau senilai Rp 1,06 triliun pada 2021 kepada perusahaan pengembang yang memiliki properti bersertifikasi Green Property dari BCA Greenmark, yaitu PT Kepland Investama.

“Transaksi tersebut juga diharapkan dapat meningkatkan kepercayaan nasabah di Indonesia dan kawasan Asia Tenggara terhadap kemampuan Bank BTPN sebagai koordinator pembiayaan hijau,” kata Nathan.

Tak hanya pemberian kredit pembiayaan hijau, Bank BTPN dan SMBC juga membantu Kepland Investama dalam menerapkan kerangka pembiayaan hijau atau Green Loan Framework dan Green Loan Documentation.

Upaya tersebut dilakukan agar program pembiayaan hijau Bank BTPN sejalan dengan Green Loan Principles yang ditetapkan oleh Loan Market Association dan Asia Pacific Loan Market Association (APLMA).

Pada akhirnya, seluruh upaya tersebut diharapkan dapat menjadi jalan percepatan dalam mewujudkan SDGs.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of

komentar di artikel lainnya
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com