Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Melemah karena Lockdown China, Ekonomi Korea Selatan hanya Tumbuh 0,7 Persen

Kompas.com - 26/04/2022, 17:07 WIB
Fika Nurul Ulya,
Akhdi Martin Pratama

Tim Redaksi

SEOUL, KOMPAS.com - Pertumbuhan ekonomi Korea Selatan mencapai 0,7 persen pada kuartal I 2022. Meski positif, pertumbuhan ini melambat dibanding kuartal IV tahun 2021 yang sebesar 1,2 persen.

Melambatnya pertumbuhan ekonomi negara keempat terbesar di Asia itu terdampak pembatasan kegiatan untuk mencegah penularan kasus Covid-19.

Pembatasan sosial menambah deretan panjang kendala pemulihan, bersama dengan tingginya harga komoditas, dampak perang antara Rusia dengan Ukraina, serta lockdown di China yang menjadi negara tetangganya.

Baca juga: Bank Indonesia Pangkas Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Jadi 4,5-5,3 Persen

Dikutip dari Nikkei Asia, Selasa (26/4/2022), pertumbuhan ekonomi 0,7 persen ini sedikit lebih tinggi dibanding perkiraan para ekonomi di kisaran 0,6 persen. Secara tahunan, ekonomi negeri K-Pop itu tumbuh 3,1 persen (year on year/yoy), turun dari kuartal IV 2021, 4,2 persen (yoy).

"Tingkat pertumbuhan sedikit lebih baik dari perkiraan kami. Sebagian besar berkat ekspor bersih," ujar Direktur Bank of Korea, Hwang Sang-pil.

"Namun, krisis Ukraina yang berkepanjangan dan perlambatan China merupakan faktor negatif untuk ekspor," tambahnya.

Adapun, rilisnya pertumbuhan ekonomi negeri ginseng itu terjadi di tengah transisi kekuasaan presiden. Dalam dua minggu ke depan, Korea akan melantik Yoon Suk-yeol sebagai pengganti Moon Jae In yang akan lengser.

Lewat kampanyenya, Yoon telah berjanji untuk meningkatkan ekonomi dengan menghapus peraturan yang tidak perlu pada perusahaan dan. Dia juga berjanji akan mengendalikan lonjakan utang pemerintah dan rumah tangga.

Baca juga: Bank Dunia Pangkas Pertumbuhan Ekonomi Dunia Jadi 3,2 Persen, Imbas Perang Rusia-Ukraina

Didorong Ekspor

Asal tahu saja, pertumbuhan positif di kuartal I 2022 ditopang oleh kinerja ekspor yang naik 4,1 persen (ytd) di tengah turunnya konsumsi swasta sebesar 0,5 persen.

Komoditas penyumbang ekspor, yakni semikonduktor. Komoditas ini mendorong produksi produsen utama seperti Samsung Electronics dan SK Hynix.

"Hanya ekspor yang memimpin perekonomian pada kuartal I (2022), dibandingkan dengan kuartal keempat ketika ekspor dan konsumsi swasta (keduanya tumbuh) baik," kata Ekonom Senior di Societe Generale, Oh Suk-tae.

"Pada kuartal kedua, konsumsi akan jauh lebih baik karena aturan menjaga jarak dicabut. Tapi, ekspor akan goyah karena adanya penguncian (lockdown) di China," sambung Oh.

Lebih lanjut dia mengungkapkan, bank sentral Korea, BOK, kemungkinan akan terus menaikkan suku bunga utama untuk menjinakkan lonjakan inflasi, menyusul kenaikan suku bunga 1/4 poin menjadi 1,5 persen awal bulan ini.

Gubernur baru bank sentral, Rhee Chang-yong menjelaskan, kenaikan suku bunga memang akan berfokus pada tingkat inflasi. Namun, langkah yang diambil bank sentral juga akan fleksibel pada arah kebijakan moneter bank.

Rhee bilang, BOK akan melihat bank sentral AS, The Fed, untuk mengambil kebijakan. The Fed sendiri diprediksi akan menaikkan suku bunga acuannya sekitar 50 basis poin (bps) pada awal Mei 2022.

Baca juga: Nilai Ekonomi Digital RI Diprediksi Capai 146 Miliar Dollar AS pada 2025

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com