JAKARTA, KOMPAS.com – Memasuki musim rilis kinerja keuangan kuartal I tahun 2022, bertepatan jelang libur panjang lebaran, pergerakan harga saham perbankan cenderung menguat. Ini tentunya tidak lepas dari perolehan laba bersih yang tumbuh signifikan.
Namun demikian, hal ini juga kontras dengan kondisi pasar di domestik yang terjadi saat ini. Dimana dalam beberapa hari terakhir Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengalami pelemahan, seiring dengan aksi profit taking investor jelang libur panjang lebaran.
Beberapa emiten yang telah merilis laporan keuangan kuartalan seperti PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI), PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI), dan PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) juga mengalami kenaikan harga saham dalam sepekan. BBNI, sepekan naik 6,9 persen, BBCA naik 6,8 persen, dan BBRI naik 0,8 persen. Dalam tiga bulan terakhir sektor perbankan menguat sekitar 2,3 persen.
Baca juga: Mengekor Global, Rupiah dan IHSG Bergerak di Zona Merah
Associate Director of Research and Investment Pilarmas Investindo Sekuritas Maximilianus Nico Demus mengatakan, sektor perbankan memang sudah menguat sejak awal tahun. Dia menilai hal ini lantaran sektor perbankan merupakan sektor yang memiliki daya tahan di tengah kondisi ekonomi yang tidak pasti serta cepat recovery, saat kondisi mulai pulih.
“Seiring menjelang Lebaran, biasanya transaksi perbankan akan meningkat, dan kalau bicara janga pendek tentu biasanya mulai mengalami kenaikan sehabis Lebaran. Jika bicara jangka panjang, kami yakin saham perbankan masih layak dikoleksi,” kata Maximilianus kepada Kompas.com, Rabu (27/4/2022).
Dia merinci, salah satu katalis akan mempengaruhi harga saham, utamanya saham perbankan adalah rencana The Fed menaikkan suku bunga yang akan dilakukan pada 3–4 Mei 2022. Yang mana pada tanggal tersebut, pasar domestik masih libur lebaran, sehingga hal ini akan menjadi perhatian pasar kedepannya.
“Bulan depan The Fed akan menaikkan suku bunga 50 hingga 75 bps. Itu artinya, gejolak yang tadinya akan dikenakan pada saat itu, akan ketahan karena kita libur Lebaran, dan kita akan melihat dampaknya saat kita mulai masuk nanti,” jelas dia.
Baca juga: Turun Lagi, Harga Emas Antam Menyusut Rp 1.000 Per Gram Hari Ini
Kenaikan suku bunga The Fed juga berarti jarak dengan suku bunga Bank Indonesia akan mengecil, dan ini berpotensi mendorong capital outflow atau aliran dana asing keluar dari pasar domestik. Sehingga, mau tidak mau BI juga akan menaikkan suku bunganya.
“Saat pasar modal domestik aktif kembali, dampak itu tetap akan terasa, dan itu juga berarti jarak antara tingkat suku bunga The Fed dan Bank Indonesia semakin mengecil, dan berpotensi terjadi capital outflow. Rekomendasi saham sebelum dan sesudah lebaran, BBCA, BBRI, BMRI, dan ARTO,” ujar dia.
Sementara itu, Direktur PT Anugerah Mega Investama Hans Kwee mengatakan, secara umum pergerakan positif saham–saham perbankan masih menjadi kekuatan untuk menggerakkan indeks. Tapi, menjelang libur lebaran, kemungkinan pelaku pasar melakukan aksi profit taking.
“Menjelang lebaran, dan karena libur cukup panjang, kemungkinan pelaku pasar akan melakukan aksi profit taking. Namun usai lebaran pasar mungkin akan bergerak rebound ya,” kata Hans kepada Kompas.com, Rabu (27/4/2022).
Hans mengatakan, pergerakan juga memperhatikan bagaimana kondisi global yang terjadi selama pasar domestik tutup. Rencananya Teh Fed akan menaikkan suku bunga 50 bps hingga 75 bps, sehingga hal ini akan menjadi kekhawatiran pasar selama periode libur lebaran.
“Selama libur, The Fed berencana menaikkan suku bunga 50 bps, kita belum tau bagaimana respon pasar keseluruhan. Kemudian juga sesudahnya akan dinaikkan lagi 75 bps. Jadi, masih menunggu respon pasar,” jelas dia.
Hans merekomendasikan beberapa saham perbankan yang dinilai paling bagus dikoleksi menjelang dan sesudah lebaran, seperti BBNI, BBRI, dan BMRI.
Sementara itu, Senior Investment Information Mirae Aset Sekuritas Indonesia Muhammaf Nafan Aji Gusta mengatakan, memasuki hari libur lebaran, pasar sdikit mengalami goncangan. Hal ini juga seiring dengan sentimen kenaikan suku bunga The Fed. Namun demikian, fundamental domestik
“Kalau kita lihat, secara fundamental, market domestik ini cenderung solid, dan dari sektor perbankan terjadi pertumbuhan yang cukup baik dari segi kredit, termasuk kredit investasi dan kredit konsumen. Beberapa saham yang patut dicermati adalah BBNI, BBRI, BMRI dan BBCA,” tegas Nafan.
Adapun beberapa bank yang sudah merilis kinerja keuangannya untuk periode kuartal I tahun 2022, mencakup BBRI dengan perolehan laba bersih Rp 12,2 triliun naik 78,13 persen dibanding tahun lalu. Kemudian, BBNI yang juga membukukan laba bersih sebesar Rp 3,96 triliun atau tumbuh 63,2 persen dibanding kuartal I 2021, dan BBCA merup laba bersih sebesar Rp 8,1 triliun, atau tumbuh 14,6 persen secara tahunan (YoY).
Baca juga: Sebelum Beli Valas, Cek Dulu Kurs Rupiah Hari Ini
Disclaimer: Artikel ini bukan untuk mengajak membeli atau menjual saham. Segala rekomendasi dan analisa saham berasal dari analis dari sekuritas yang bersangkutan, dan Kompas.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan atau kerugian yang timbul. Keputusan investasi ada di tangan Investor. Pelajari dengan teliti sebelum membeli/menjual saham.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.