Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hadapi Ketidakpastian, Bank Masih Ogah Revisi Target Pertumbuhan Kredit Tahun Ini

Kompas.com - 27/04/2022, 15:05 WIB
Rully R. Ramli,
Akhdi Martin Pratama

Tim Redaksi

“Memang sudah mulai kelihatan banyak sekali permintaan kredit di tahun ini, kenaikannya 8 hingga 9 persen, tapi pertumbuhan ini seiring dengan mulai meningkatnya harga komoditas dan perbaikan ekonomi,” kata dia.

Adapun total baki kredit yang disalurkan BNI sepanjang kuartal pertama 2022 tumbuh 5,8 persen secara tahunan yoy menjadi Rp 591,68 triliun.

"Posisi ini sudah lebih tinggi dari kondisi sebelum pandemi yakni kuartal I-2020," ujar Royke.

Bank BUMN yang fokus bergerak pada segmen business banking itu mengaku masih memiliki ruang ekspansi yang besar dengan kondisi likuiditas dan permodalan perseroan saat ini.

Direktur Keuangan BNI Novita Widya Anggraini mengatakan, penghimpunan dana pihak ketiga (DPK) BNI tumbuh 8,4 persen secara yoy, dengan rasio dana murah atau current account and saving account (CASA) masih mendominasi dan terus meningkat menjadi 69,2 persen dari periode sama tahun lalu 67,9 persen.

Baca juga: Akuisisi Bank Mayora Rampung, BNI Gandeng Sea Limited untuk Kembangkan Bank Digital

Pertumbuhan dana murah tersebut mendorong perbaikan cost of fund BNI dari 1,74 persen pada akhir kuartal pertama 2021 menjadi 1,46 persen pada kuartal pertama 2022.

"Ruang untuk ekspansi pun masih terbuka. Ditunjukkan dari loan to deposit ratio yang berada pada 85,02 persen. Di sisi permodalan, rasio kecukupan modal atau capital adequacy ratio (CAR) berada pada posisi 19,3 persen, naik 120 basis poin secara yoy,” ucap Novita.

Sementara itu, Presiden Direktur PT Bank Central Asia Tbk Jahja Setiaatmadja mengatakan, sampai dengan saat ini BCA belum akan melakukan revisi terhadap target pertumbuhan kredit perseroan, yakni di kisaran 6 persen hingga 8 persen secara yoy.

Namun demikian, melihat tingginya fluktuasi perekonomian global, Jahja tidak menutup kemungkinan perseroan melakukan revisi target kredit ke depannya.

"Banyak sekali faktor yang kita perhatikan, dan kalau RBB (rencana bisnis bank) itu baru Juni ya kita tunggu sampai Juni. Nanti kalau kita rasakan ini harus kita rubah, tentu ini kita rubah," katanya.

Lebih lanjut Ia mengatakan, hingga kuartal pertama tahun ini, penyaluran kredit BCA mencapai Rp 637,1 triliun, naik 8,6 persen secara yoy.

Pertumbuhan kredit BCA diikuti oleh perbaikan kualitas pinjaman, sejalan dengan kredit yang direstrukturisasi berangsur kembali ke pembayaran normal.

Bank swasta terbesar itu mencatat rasio loan at risk (LAR) turun ke 13,8 persen pada kuartal I-2022, dibandingkan 19,4 persen pada tahun sebelumnya.

"Rasio kredit bermasalah (NPL) terjaga sebesar 2,3 persen, didukung kebijakan relaksasi restrukturisasi," ucap Jahja.

Baca juga: Permintaan Kredit Meningkat, Likuiditas Perbankan Aman?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com