Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Anggaran Belanja Barang Capai Rp 1.481 Triliun, Jokowi: Beli Produk Dalam Negeri...

Kompas.com - 28/04/2022, 12:14 WIB
Fika Nurul Ulya,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Presiden Joko widodo (Jokowi) meminta seluruh kementerian/lembaga (K/L) hingga Pemerintah Daerah (Pemda) membelanjakan anggaran untuk produk-produk dalam negeri. Belanja tersebut meliputi belanja modal dan belanja barang.

Menurutnya, belanja produk dalam negeri adalah pegangan agar Indonesia mampu menghadapi gejolak ekonomi dan politik global.

"Ini sudah dua kali saya sampaikan, bekerja fokus untuk peningkatan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN). Artinya, belanja barang modal dan jasa, harus diarahkan kepada pembelian produk-produk dalam negeri," kata Jokowi dalam Pembukaan Musyawarah Perencanaan Pembangunan Nasional (Musrenbangnas) 2022 di Jakarta, Kamis (28/4/2022).

Baca juga: Dilema Jokowi: Pilih Harga Minyak Goreng Turun atau Devisa Hilang?

Jokowi mengungkapkan, anggaran negara untuk belanja barang modal dan jasa mencapai ratusan triliun. Jika dijumlah, totalnya termasuk belanja BUMN mencapai sekitar Rp 1.481 triliun.

Dia tak ingin angka yang besar itu hanya dibelanjakan untuk barang-barang impor. Hal ini membuat produksi dalam negeri tidak berkembang dan tidak meningkat.

"Saya ingatkan lagi, potensi belanja barang modal dan jasa di (pemerintah) pusat ini ada Rp 526 triliun dan daerah Rp 535 triliun. Artinya total sudah Rp 1.062 triliun + BUMN Rp 420 triliun. Ini angka yang besar sekali," tutur Jokowi.

Baca juga: Jokowi: Tanam Jagung di Mana Pun Tumbuh, Kenapa Masih Impor?

Mantan Gubernur DKI Jakarta ini meminta semua pihak arahkan semua pembelian ke produk-produk dalam negeri. Di sisi lain hilangkan dan kurangi sebanyak-banyaknya pembelian barang impor.

Di saat yang sama, siapkan kapasitas produksi nasional dan buat kebijakan yang berpihak kepada industri substitusi impor yang memproduksi kebutuhan dalam negeri.

"Misalnya jagung masih impor, tanam jagung. Kenapa? Tanam jagung di manapun juga tumbuh. Kenapa masih impor? Kedelai, kita juga masih impor, padahal banyak daerah yang sesuai untuk penanaman kedelai. Lakukan ini," pinta Jokowi.

Baca juga: Impor Indonesia Naik 32 Persen, Didominasi Komoditas Nonmigas

Jokowi juga meminta ada pendampingan kepada UMKM sehingga bisa naik kelas dan produknya memenuhi standar global. Begitu pun mempercepat proses hilirisasi industri di dalam negeri.

Misalnya, dorong daerah-daerah yang memiliki pertambangan untuk membangun smelter. Sementara daerah-daerah yang memproduksi coklat, kopi, didorong masuk ke industri di wilayahnya masing-masing.

"Ini meningkatkan nilai tambah yang berlipat-lipat dan membuka lapangan kerja yang sebesar-besarnya untuk rakyat. Sekali lagi saya ingatkan, jangan kita hanya menjadi pengekspor bahan mentah, pengekspor raw material. Stop," tandasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com