Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Naik 33,18 Persen, Dalam 3 Bulan BSI Raup Laba Rp 987,68 Miliar

Kompas.com - 28/04/2022, 12:36 WIB
Kiki Safitri,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com – PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) mencatatkan kinerja positif di kuartal I tahun 2022. BSI mencatatkan pertumbuhan laba bersih 33,18 persen menjadi Rp 987,18 miliar per Maret 2022 dibanding periode saham tahun lalu Rp 742 miliar.

Direktur Utama BSI Hery Gunardi menyampaikan, pertumbuhan laba bersih ditopang oleh membaiknya kondisi pandemi, yang terbukti dari terkendalinya kasud Covid-19 saat ini. Selain itu, dibukanya kembali mobilitas mendorong optimisme pertumbuhan ekonomi di tanah air.

“Kita bersyukur, indikator–indikator ini cukup baik, sehingga laba bersih mengalami pertumbuhan 33,18 persen secara tahunan, mencapai Rp 987,68 miliar per Maret 2022,” kata Hery secara virtual, Kamis (28/4/2022).

Baca juga: Naik Dua Kali Lipat, Pupuk Indonesia Bukukan Laba Rp 5,13 Triliun di 2021

Dari sisi aset, emiten dengan kode BRIS ini mencatatkan pertumbuhan 15,73 persen menjadi Rp 271,29. Demikian juga dengan pembiayaan yang tumbuh double digit, sebesar 11,59 persen menacpai Rp 177,51 triliun. Dana Pihak Ketika (DPK) juga juga mencapai Rp 238,53 triliun atau tumbuh 16,07 persen yoy.

Dari sisi kualitas pembiayaan, BSI terus menunjukkan perbaikan yang ditandai dengan Non Performing Financing (NPF) net menjadi 0,9 persen di Maret 2022. NPF gross juga turun, dari 3,09 persen di Maret 2021 menjadi 2,9 persen di Maret 2022.

Hery mengatakan, BSI juga terus memperkuat cadangan, sehingga cash coverage ratio meningkat signifikan sebesar 150,09 persen.

Sementara itu, Direktur Finance and Strategy BSI Ade Cahyo Nugroho mengungkapkan, dari sisi profitability, Return of Equity atau ROE dan juga Return of Asset atau ROA mengalami pertumbuhan yang positif. ROE mencapai 16,58 persen, sementara tahun lalu 14 persen, sementara ROA juga tumbuh 1,93 persen, dibanding sebelumnya 1,72 persen.

Sementara itu, Net Operating Margin juga meningkat menjadi 1,92 persen dibandingkan sebelumnya, 2,11 persen.

“Yang cukup signifikan adalah ketika bank syariah ini bergabung, kami berhasil menurunkan cost of fund dari 2,2 persen tahun lalu, menjadi 1,6 persen. Saya rasa ini membuat BSI menjadi salah satu bank yang cukup kompetitif dari sisi cost of fund,” ujar Cahyo.

Cahyo menambahkan, dari hasil merger juga menunjukkan tanda yang positif dari segi cost efisiensi, dimana rasio beban operasional terhadap pendapatan operasional (BOPO) BSI mengalami penurunan, dari kisaran 80 persen, menjadi 75,35 persen.

BSI juga mencatatkan pertumbuhan nasabah tabungan mencapai lebih dari Rp 100 triliun. Dimana pertumbuhan ini dikontribusikan dari pertumbuhan nasabah Tabungan Wadiah sebesar 24 persen secara YoY.

“Pertama kalinya BSI memiliki tabungan lebih dari Rp 100 triliun. Pertumbuhan ini sangat besar berasal dari Tabungan Wadiah yang tumbuh hampir 24 persen,” jelas Cahyo.

Baca juga: Laba Bersih Bank Mandiri Melesat 70 Persen Jadi Rp 10 Triliun pada Kuartal I-2022

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com