Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pembiayaan Baru BFI Finance Kuartal I 2022 Capai Rp 4,8 Triliun

Kompas.com - 28/04/2022, 16:41 WIB
Agustinus Rangga Respati,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - PT BFI Finance Indonesia Tbk (BFI Finance) mencatat pembiayaan baru (booking) pada kuartal-1 2022 senilai Rp 4,8 triliun. Jumlah ini merupakan rekor terbesar yang pernah dicatat perusahaan dalam satu kuartal.

Nilai ini meningkat 61,8 persen dibandingkan periode yang sama di tahun sebelumnya. Jika dibandingkan dengan kuartal sebelumnya, jumlah ini naik 10,9 persen.

Direktur Keuangan sekaligus Corporate Secretary BFI Finance Sudjono mengatakan, peningkatan nilai booking ini turut mengatrol jumlah total piutang yang dikelola. Tercatat, total piutang yang dikelola naik 14,3 persen dibandingkan kuartal-I 2021, menjadi Rp 15,6 triliun.

Baca juga: Jasa Raharja: Peserta Mudik Gratis BUMN Dapat Asuransi Selama Perjalanan Pulang-Pergi

"Mobilitas masyarakat yang semakin tinggi serta peningkatan kebutuhan dan konsumsi jelang Ramadhan juga turut mendukung kinerja Perseroan sepanjang kuartal satu kemarin,” ujar dia dalam keterangan tertulis Rabu (28/4/2022).

Ia menambahkan, rasio kredit macet atau Non-Performing Financing (NPF) bruto tetap stabil membaik di angka 1,06 persen dan neto sebesar 0,26 persen.

Sementara, nilai aset mencapai Rp 16,4 triliun. Atau, angka ini lebih tinggi 15,4 persen secara tahunan.

Dari sisi pendapatan, ia memaparkan, perusahaan mencatatkan kinerja yang mengagumkan pada kuartal pertama. Adapun, laba bersih perusahaan meningkat 72,5 persen ke Rp 396 miliar.

Ia membeberkan, peningkatan laba yang tinggi ini tidak terlepas dari bertumbuhnya pendapatan total sebesar 18,4 persen secara tahunan menjadi Rp 1,2 triliun.

Sudjono menjelaskan, hasil tersebut diimbangi dengan penurunan total biaya sebesar 3,6 persen yang didukung oleh penurunan biaya dana (cost of fund) dan biaya kredit (cost of credit) yang turun dibanding tahun sebelumnya, dengan biaya operasional meningkat secara proporsional.

Berikutnya dari nilai relaksasi kredit, per 31 Maret 2022, sisa nilai piutang dari kontrak yang melakukan relaksasi terkait pandemi COVID-19 tersisa 6,9 persen dari keseluruhan nilai piutang pembiayaan yang dikelola.

Jumlah ini turun secara signifikan dari nilai persentase tertinggi 35,5 persen di September 2020. Ia mengaku, sebagian besar dari piutang relaksasi tersebut sudah dalam tahap pembayaran normal, dengan 1,3 persen sisanya masih dalam program relaksasi.

"Diharapkan piutang relaksasi ini dapat dituntaskan sepenuhnya di 2022 mengingat sejak akhir 2021 kurvanya sudah terus menurun," imbuh dia.

Sebagai catatan, piutang pembiayaan yang dikelola berdasarkan jenis aset terdiri dari komposisi mobil (bekas dan baru) sebesar 70,7 persen. Kemudian, disusul oleh alat berat dan mesin sebesar 12,5 persen. Sisanya, adalah motor bekas sebanyak 10,4 persen.

Sementara lainnya sebanyak 6,4 persen seperti property-backed financing (PBF) atau pembiayaan berjaminan sertifikat rumah dan ruko, pembiayaan syariah, dan pembiayaan chanelling dengan anak usaha Pinjam Modal (PT Finansial Integrasi Teknologi).

Baca juga: Industri Asuransi Masih Stagnan, Sinarmas MSIG Life Dukung Roadmap AAJI

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

KKP Gandeng Kejagung untuk Kawal Implementasi Aturan Tata Kelola Lobster

KKP Gandeng Kejagung untuk Kawal Implementasi Aturan Tata Kelola Lobster

Whats New
Pengusaha Harap Putusan MK soal Pilpres Dapat Ciptakan Iklim Investasi Stabil

Pengusaha Harap Putusan MK soal Pilpres Dapat Ciptakan Iklim Investasi Stabil

Whats New
IHSG dan Rupiah Kompak Menguat di Akhir Sesi 23 April 2024

IHSG dan Rupiah Kompak Menguat di Akhir Sesi 23 April 2024

Whats New
Rupiah Diramal Bisa Kembali Menguat di Bawah Rp 16.000 Tahun Ini

Rupiah Diramal Bisa Kembali Menguat di Bawah Rp 16.000 Tahun Ini

Whats New
Bagaimana Prospek IPO di Indonesia Tahun Ini Usai Pemilu?

Bagaimana Prospek IPO di Indonesia Tahun Ini Usai Pemilu?

Whats New
Harga Makanan Global Diperkirakan Turun, Konsumen Bakal Lega

Harga Makanan Global Diperkirakan Turun, Konsumen Bakal Lega

Whats New
Laba Bersih Astra Agro Lestari Turun 38,8 Persen, Soroti Dampak El Nino

Laba Bersih Astra Agro Lestari Turun 38,8 Persen, Soroti Dampak El Nino

Whats New
Naik, Pemerintah Tetapkan Harga Acuan Batu Bara hingga Emas April 2024

Naik, Pemerintah Tetapkan Harga Acuan Batu Bara hingga Emas April 2024

Whats New
Alasan Mandala Finance Tak Bagi Dividen untuk Tahun Buku 2023

Alasan Mandala Finance Tak Bagi Dividen untuk Tahun Buku 2023

Whats New
Efek Panjang Pandemi, Laba Bersih Mandala Finance Turun 35,78 Persen

Efek Panjang Pandemi, Laba Bersih Mandala Finance Turun 35,78 Persen

Whats New
Heboh soal Beli Sepatu Rp 10 Juta Kena Bea Masuk Rp 31 Juta, Cek Ketentuannya

Heboh soal Beli Sepatu Rp 10 Juta Kena Bea Masuk Rp 31 Juta, Cek Ketentuannya

Whats New
KB Bank Targetkan Penyelesaian Perbaikan Kualitas Aset Tahun Ini

KB Bank Targetkan Penyelesaian Perbaikan Kualitas Aset Tahun Ini

Whats New
Astra Agro Lestari Sepakati Pembagian Dividen Rp 165 Per Saham

Astra Agro Lestari Sepakati Pembagian Dividen Rp 165 Per Saham

Whats New
Ditopang Pertumbuhan Kredit, Sektor Perbankan Diprediksi Semakin Moncer

Ditopang Pertumbuhan Kredit, Sektor Perbankan Diprediksi Semakin Moncer

Whats New
Survei: 69 Persen Perusahaan Indonesia Tak Rekrut Pegawai Baru untuk Hindari PHK

Survei: 69 Persen Perusahaan Indonesia Tak Rekrut Pegawai Baru untuk Hindari PHK

Work Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com