Oleh: Fauzi Ramadhan dan Fandhi Gautama
KOMPAS.com - Setiap pengusaha memiliki tujuan bisnisnya masing-masing. Akan tetapi, tujuan utama mereka berbisnis tetaplah sama, yakni memperoleh keuntungan sebanyak-banyaknya.
Keuntungan ini tidak datang secara tiba-tiba, melainkan harus diusahakan dengan proses yang tepat, baik, dan konsisten, misalnya melalui proses pemantauan (monitoring) keuangan.
Melalui pemantauan keuangan, pebisnis dapat memantau keluar masuknya anggaran berbisnis, menghindari kesalahan keuangan, serta mengevaluasi strategi bisnis.
Namun, bagaimana cara memantau keuangan yang baik dan benar? Bersama Tung Desem Waringin, seorang motivator sekaligus pakar pemasaran Indonesia, dalam siniar (podcast) Smart Inspiration edisi Smart Business episode “Keuntungan Dramatis”, kita akan dibimbing untuk memahami pemantauan keuangan serta jurus-jurusnya agar mencapai keuntungan.
Kaya, media pembelajaran global di bawah The Humanitarian Leadership Academy, menjelaskan pemantauan keuangan sebagai suatu proses penyusunan laporan keuangan yang teratur dan terkini. Hal ini dilakukan untuk meninjau kemajuan dan keputusan sumber daya suatu proyek, contohnya bisnis.
Sebelum lebih lanjut membahas pemantauan keuangan, Tung Desem mengungkapkan tiga variabel penting dalam kesuksesan menjalankan perusahaan, yaitu pemasaran (marketing), kontrol, dan sumber daya manusia.
Tung Desem mengungkapkan bahwa pemantauan keuangan merupakan bagian dari kontrol bisnis. Melalui proses ini, bisnis dapat dikontrol, diatur, dan dijaga keuangannya. Jika berhasil dijalankan, maka keuntungan dapat mengalir dengan/tanpa keterlibatan pemilik bisnis sehingga dapat disebut sebagai keuntungan dramatis.
Baca juga: Tiga Langkah Jitu Kelola Keuangan Usai Ramadhan, Apa Saja?
Lantas, agar mencapai keuntungan dramatis, Tung Desem mengungkapkan lima jurus memantau keuangan yang dapat dilakukan.
“Di tempat saya, contohnya, bagian yang menerbitkan invoice (rincian transaksi) dengan bagian yang menagih itu berbeda,” ungkap Tung Desem. Selain itu, ia juga menambahkan bahwa bagian yang mengatur keluar-masuk keuangan harus dipisah.
Pemisahan ini dilakukan agar satu bagian atau orang tidak mengontrol satu kuasa keuangan. Dengan demikian, kecurangan akibat peluang kontrol keuangan yang besar dapat dihindari.
Lagi-lagi, pemisahan kuasa keuangan harus dilakukan, khususnya dalam modal atau harta pemilik bisnis.
Meskipun modal bisnis berasal dari pemilik bisnis, kontrol akan harta pemilik bisnis harus dilakukan agar pengelolaan keuangan bisnis tidak carut-marut.
Tung Desem menyayangkan seorang pimpinan yang turut andil dalam mengatur penjualan dan keuangan bisnis. Padahal, menurutnya hal ini tidak boleh dilakukan.
“Di tempat saya, pimpinan (unit) tidak boleh pegang uang. Apabila dia menarik uang dari bagian pembelian, siapa yang berani ngontrol dia? Maka harus accounting yang mencatat,” ungkap Tung Desem.