Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
KILAS

Semakin Diminati Petani, Serapan KUR Pertanian Tembus Rp 39,337 Triliun

Kompas.com - 04/05/2022, 09:39 WIB
Fransisca Andeska Gladiaventa,
A P Sari

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Serapan Kredit Usaha Rakyat (KUR) semakin diminati oleh para petani. Hal itu ditunjukkan dengan KUR Pertanian yang sudah terserap hingga menembus Rp 39,337 triliun lebih dari alokasi anggaran senilai Rp 90 triliun per Mei 2022.

Ditektur Pembiayaan, Direktorat Jenderal (Ditjen) Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP) Kementerian Pertanian (Kementan) Indah Megahwati mengatakan, penyerapan KUR Pertanian awal tahun ini jauh lebih besar dibandingkan dengan penyerapan tahun lalu pada periode yang sama.

"Tingginya realisasi penyaluran ini dikarenakan Kementan sudah memiliki program kemitraan bernama off taker dan klasterisasi," jelas Indah dalam keterangan tertulis yang diterima oleh Kompas.com, Rabu (4/5/2022).

Baca juga: Permudah Petani Budi Daya Pertanian, Kementan Dorong Pembuatan Klaster KUR Pertanian

Sebagai informasi, program kemitraan bersama off taker telah tertuang dalam Peraturan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian (Permenko) Nomor 2 Tahun 2022 tentang Perlakuan Khusus bagi Penerima KUR Terdampak Pandemi Covid-19.

"Di antara 15 program pertanian yang ada, KUR Pertanian merupakan program prioritas. Salah tiganya yakni Taxi Alat dan Mesin Pertanian (Alsintan) dengan KUR, pupuk nonsubsidi dengan KUR, pembuatan embung dengan KUR, dan sebagainya," kata Indah.

Indah menyebutkan, alokasi KUR Pertanian tahun 2022 dibagi ke dalam beberapa sektor, yakni tanaman pangan dengan alokasi Rp 27,470 triliun dan hortikultura sebesar Rp 11,090 triliun.

"Sedangkan untuk sektor perkebunan sebesar Rp 30,080 triliun dan sektor peternakan sebesar Rp 21,360 triliun," ungkap Indah.

Baca juga: Kementan Klaim Pangan di Banten Aman Jelang Lebaran

Untuk itu, ia menyebutkan, setiap subsektor ada KUR untuk alsintan. Hal ini dilakukan karena mulai tahun 2022, Kementan mempunyai program Taxi Alsintan.

Sebagai informasi, ia mengatakan, bahwa program Taxi Alsintan ini sudah diluncurkan salah satunya di daerah Sumatera Selatan (Sumsel) dengan basis klaster padi.

"Saya harap dengan berbagai model yang kita lakukan dapat membuat serapan KUR tidak menurun, tetapi akan terus meningkat," jelasnya.

Maka dari itu, Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo (SYL) mengatakan, KUR Pertanian yang dibuat ini memang diperuntukan bagi seluruh petani di Indonesia.

Baca juga: Mentan SYL Pastikan Ketersediaan Beras di Jabodetabek Aman

"Dengan adanya KUR Pertanian ini, persoalan permodalan dapat teratasi dengan baik. Sehingga petani dapat mengembangkan pertanian mereka dengan KUR Pertanian," ujar Mentan SYL.

Untuk itu, Direktur Jenderal (Dirjen) PSP Kementan Ali Jamil meminta kepada seluruh petani untuk memanfaatkan KUR Pertanian.

Sebab, pinjaman yang diberikan tersebut dapat diakses sebagai modal awal pengembangan budi daya pertanian dari hulu hingga ke hilir.

Baca juga: TKDN Ditargetkan Capai 50 Persen, Mentan SYL: Kementan Butuh Kerja Sama UMKM

"Anggaran yang besar tersebut dapat digunakan masyarakat terutama yang memiliki kemauan dan semangat tinggi untuk berkarya di dunia usaha tani dan bisa memanfaatkannya untuk pembelian pupuk subsidi," ungkap Ali Jamil.

Tidak hanya itu saja, menurut Ali, pemanfaatan KUR juga dapat dilakukan untuk mendukung berbagai kegiatan pertanian, mulai dari musim tanam, pascapanen, hingga packaging atau pengemasan.

"KUR Pertanian ini dapat membantu petani dalam mengembangkan budi daya pertanian. Jadi, ada banyak manfaat dari program KUR Pertanian dalam rangka mencapai tujuan pembangunan pertanian nasional," ujar Ali.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com