Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Maudy Ayunda Ungkap Alasan Isu Literasi Digital Anak Muda Perlu Didorong di Forum G20

Kompas.com - 04/05/2022, 09:59 WIB
Elsa Catriana,
Yoga Sukmana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Juru Bicara Presidensi G20 Indonesia Maudy Ayunda membeberkan alasan mengapa pembahasan mengenai literasi keuangan digital, khususnya bagi anak-anak muda, perlu didorong dalam forum internasional G20 Recover Together, Recover Stronger.

Maudy mengatakan sudah banyak program yang dicanangkan oleh pemerintah untuk mendorong literasi keuangan digital anak muda.

Namun menurut dia, masih diperlukan partisipasi banyak orang untuk mewujudkan terjadinya peningkatan literasi keuangan digital khususnya bagi anak-anak muda sehingga platform digital bisa lebih produktif digunakan.

“Masih banyak lagi program yang dilakukan pemerintah yang berkolaborasi dengan banyak pihak untuk meningkatkan literasi digital dan keuangan digital. But of course, there is still room for more action,” ujar Maudy seperti dilansir dari YouTubeSekretariat Presiden di Jakarta, Rabu (4/5/2022).

Baca juga: 10 Emiten Tebar Dividen Usai Lebaran, Ada Saratoga hingga Mitratel

Lebih lanjut Maudy mengatakan, selama pandemi Covid-19, percepatan digitalisasi di Tanah Air terasa sangat nyata.

Ada banyak layanan-layanan yang sebelumnya hanya bisa diakses secara langsung, kini bisa didapatkan secara daring dengan sentuhan jari dari berbagai sektor layanan seperti transportasi, kesehatan, hingga keuangan.

Maudy mengatakan kekuatan digitalisasi yang kuat bisa membuat pemulihan ekonomi Indonesia pasca-pandemi bisa didapatkan dengan mudah. Apalagi mengacu pada data Badan Pusat Statistik (BPS) yang mencatat persentase anak muda produktif di Tanah Air kini mencapai 52 persen lebih.

“Bayangkan jika semua anak muda melek digital. Dengan jumlah tersebut tentu akan menjadi efek bola salju untuk memajukan bangsa,” katanya.

Walau demikian, Maudy mengakui masih adanya tantangan yang besar yang dihadapi dalam mendorong literasi digital anak muda seperti masih adanya kesenjangan infrastruktur yang membuat akses internet masih belum merata.

Baca juga: Ekonomi Hong Kong Terkontraksi 4 Persen Setelah Terapkan Kebijakan Zero Covid-19

Maudy juga membeberkan, berdasarkan riset Indonesia Youth Diplomacy dan Cint 2021, sebanyak 61 persen anak muda di negara anggota G20 masih mengalami kesulitan dalam dalam beberapa hal di tengah digitalisasi seperti akses internet, koneksi yang tidak stabil dan lambat, atau persoalan harga yang belum terjangkau.

Berdasarkan laporan Bank Dunia, rata-rata masyarakat Indonesia menghabiskan 6-9 jam beraktivitas di dunia maya.

"Tapi hanya 3 persen di antaranya yang memiliki nilai komersial. We are clearly using the internet a lot. But not transacting online enough,” ujar Maudy.

Oleh sebab itu menurut Maudy, sudah seharusnya penguatan literasi digital dan keuangan digital di kalangan anak muda dilakukan sehingga diharapkan selain memberi banyak manfaat di masa depan, juga mengasah keterampilan bahkan ilmu bisnis dari anak-anak muda.

"Ini mengapa kita perlu mendorong kesadaran digital agar lebih banyak masyarakat dan anak muda yang dapat langsung merasakan manfaatnya,” pungkas Maudy.

Baca juga: IFG Life: Nasabah Eks Jiwasraya yang Belum Menerima Manfaat Klaim Mohon Bersabar

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com