Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dipicu Lebaran hingga Kenaikan Pertamax, Bank Mandiri Proyeksi Inflasi April 2022 Sebesar 0,80 Persen

Kompas.com - 05/05/2022, 20:40 WIB
Yohana Artha Uly,
Akhdi Martin Pratama

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Laju inflasi pada April 2022 diperkirakan melonjak di dorong momentum musiman Lebaran, kenaikan tarif Pajak Pertambahan Nilai (PPN), dan kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) jenis Pertamax.

Ekonom Bank Mandiri Faisal Rachman memperkirakan Indeks Harga Konsumen (IHK) pada April 2022 akan sebesar 0,80 persen secara bulanan (month-to-month/mtm), lebih tinggi dari Maret 2022 yang sebesar 0,66 persen.

Baca juga: Terangkat Mudik, Inflasi Bulanan Diprediksi Tembus 1,5 Persen

“Peningkatan tersebut terutama didorong oleh faktor musiman Ramadhan yang meningkatkan inflasi makanan, sandang, transportasi, restoran, dan rekreasi,” ujarnya dalam keterangan tertulis, Kamis (5/5/2022).

Selain itu, tekanan inflasi juga berasal dari kenaikan PPN dari 10 persen menjadi 11 persen untuk barang dan jasa non-esensial.

Serta dipengaruhi kebijakan pemerintah yang menyetujui kenaikan harga Pertamax hampir 40 persen dari sebelumnya Rp 9.000 per liter menjadi Rp12.500 per liter. Penyesuaian harga ini menyusul lonjakan harga minyak dunia akibat perang Rusia-Ukraina.

Baca juga: Inflasi Diprediksi Capai 5,5 Persen jika Harga Elpiji dan Pertalite Naik

Bank Mandiri pun memperkirakan untuk inflasi tahunan April 2022 mencapai 3,34 persen, lebih tinggi dari inflasi tahunan Maret 2022 yang sebesar 2,64 persen. Tingkat inflasi tahunan April 2022 menjadi tertinggi dalam tiga tahun terakhir sejak September 2019 yang sebesar 3,39 persen.

Inflasi inti juga diperkirakan akan mencapai 2,62 persen, lebih tinggi dibandingkan inflasi inti Maret 2022 yang mencapai 2,37 persen.

"Inflasi inti naik seiring dengan pelonggaran PPKM, yang meningkatkan mobilitas publik dan permintaan secara keseluruhan," jelas Faisal.

Baca juga: Inflasi AS Naik Tinggi, Apa Dampaknya ke Pasar Modal dan Perekonomian Indonesia?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

Whats New
Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Whats New
Jumlah Investor Kripto RI Capai 19 Juta, Pasar Kripto Nasional Dinilai Semakin Matang

Jumlah Investor Kripto RI Capai 19 Juta, Pasar Kripto Nasional Dinilai Semakin Matang

Whats New
Libur Lebaran, Injourney Proyeksi Jumlah Penumpang Pesawat Capai 7,9 Juta Orang

Libur Lebaran, Injourney Proyeksi Jumlah Penumpang Pesawat Capai 7,9 Juta Orang

Whats New
Program Peremajaan Sawit Rakyat Tidak Pernah Capai Target

Program Peremajaan Sawit Rakyat Tidak Pernah Capai Target

Whats New
Cara Cetak Kartu NPWP Hilang atau Rusak Antiribet

Cara Cetak Kartu NPWP Hilang atau Rusak Antiribet

Whats New
Produsen Cetakan Sarung Tangan Genjot Produksi Tahun Ini

Produsen Cetakan Sarung Tangan Genjot Produksi Tahun Ini

Rilis
IHSG Melemah Tinggalkan Level 7.300, Rupiah Naik Tipis

IHSG Melemah Tinggalkan Level 7.300, Rupiah Naik Tipis

Whats New
Sempat Ditutup Sementara, Bandara Minangkabau Sudah Kembali Beroperasi

Sempat Ditutup Sementara, Bandara Minangkabau Sudah Kembali Beroperasi

Whats New
Sudah Salurkan Rp 75 Triliun, BI: Orang Siap-siap Mudik, Sudah Bawa Uang Baru

Sudah Salurkan Rp 75 Triliun, BI: Orang Siap-siap Mudik, Sudah Bawa Uang Baru

Whats New
Harga Naik Selama Ramadhan 2024, Begini Cara Ritel Mendapat Keuntungan

Harga Naik Selama Ramadhan 2024, Begini Cara Ritel Mendapat Keuntungan

Whats New
Mentan Amran Serahkan Rp 54 Triliun untuk Pupuk Bersubsidi, Jadi Catatan Sejarah bagi Indonesia

Mentan Amran Serahkan Rp 54 Triliun untuk Pupuk Bersubsidi, Jadi Catatan Sejarah bagi Indonesia

Whats New
Kasus Korupsi PT Timah: Lahan Dikuasai BUMN, tapi Ditambang Swasta Secara Ilegal

Kasus Korupsi PT Timah: Lahan Dikuasai BUMN, tapi Ditambang Swasta Secara Ilegal

Whats New
4 Tips Mengelola THR agar Tak Numpang Lewat

4 Tips Mengelola THR agar Tak Numpang Lewat

Spend Smart
Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis, Stafsus Erick Thohir: Kasus yang Sudah Sangat Lama...

Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis, Stafsus Erick Thohir: Kasus yang Sudah Sangat Lama...

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com