Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Akhiri Pekan, Harga Minyak Mentah Kembali Naik

Kompas.com - 07/05/2022, 07:36 WIB
Erlangga Djumena

Editor

Sumber Antara

NEW YORK, KOMPAS.com - Harga minyak mentah naik hampir 1,5 persen pada akhir perdagangan Jumat (6/5/2022) waktu setempat (Sabtu pagi WIB), membukukan kenaikan mingguan kedua berturut-turut.

Kenaikan emas hitam ini didorong faktor sanksi Uni Eropa terhadap minyak Rusia sehingga meningkatkan prospek pasokan yang lebih ketat dan membuat para pedagang mengabaikan kekhawatiran tentang pertumbuhan ekonomi global.

Harga minyak mentah berjangka Brent untuk pengiriman Juli menguat 1,49 dollar AS atau 1,3 persen, menjadi 112,39 dollar AS per barrel. Harga minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) AS untuk pengiriman Juni naik 1,51 dollar AS atau 1,4 persen ditutup pada 109,77 dollar AS per barrel.

Baca juga: Harga Minyak Dunia Melonjak Usai Uni Eropa Ajukan Boikot Impor dari Rusia

"Dalam waktu dekat, fundamental untuk minyak adalah bullish  dan hanya kekhawatiran perlambatan ekonomi di masa depan yang menahannya," kata Analis Price Futures Group, Phil Flynn.

Untuk minggu ini, harga minyak WTI naik sekitar 5,0 persen, sementara minyak Brent naik hampir 4,0 persen setelah Uni Eropa menetapkan embargo terhadap minyak Rusia sebagai bagian dari paket sanksi terberatnya atas konflik di Ukraina.

Uni Eropa sedang mengubah rencana sanksinya, berharap untuk memenangkan negara-negara yang enggan dan mengamankan dukungan suara bulat yang dibutuhkan dari 27 negara anggota, tiga sumber Uni Eropa mengatakan kepada Reuters. Proposal awal menyerukan diakhirinya impor Uni Eropa atas produk minyak mentah dan minyak Rusia pada akhir tahun ini.

"Embargo Uni Eropa yang membayangi minyak Rusia memiliki kemampuan untuk menekan pasokan secara akut. Bagaimanapun, OPEC+ tidak berminat untuk membantu, bahkan ketika reli harga energi memacu tingkat inflasi yang berbahaya," kata Analis PVM, Stephen Brennock.

Pada Kamis (5/5/2022), panel Senat AS mengajukan RUU yang dapat mengekspos OPEC+ ke tuntutan hukum untuk kolusi dalam meningkatkan harga minyak.

Di sisi pasokan, jumlah rig minyak AS, indikator awal produksi masa depan, naik lima rig menjadi 557 minggu ini, tertinggi sejak April 2020.

Investor memperkirakan permintaan yang lebih tinggi dari Amerika Serikat di musim gugur ini karena Washington mengumumkan rencana untuk membeli 60 juta barel minyak mentah guna mengisi kembali persediaan darurat. Namun tanda-tanda melemahnya ekonomi global memicu kekhawatiran permintaan, membatasi kenaikan harga minyak.

Pada Kamis (5/5/2022), bank sentral Inggris memperingatkan Inggris mendapat risiko ganda dari resesi dan inflasi di atas 10 persen. Bank sentral menaikkan suku bunga seperempat poin persentase menjadi 1,0 persen, tertinggi sejak 2009.

Pembatasan ketat COVID-19 di China menciptakan hambatan bagi ekonomi terbesar kedua di dunia dan importir minyak terkemuka.

Pihak berwenang Beijing mengatakan semua layanan yang tidak penting akan ditutup di distrik terbesarnya Chaoyang, rumah bagi kedutaan besar dan kantor-kantor besar.

Baca juga: Kekhawatiran Pasokan dan Penguatan Dollar AS Picu Harga Minyak Dunia Stabil di 110 Dollar AS

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber Antara
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com