Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Nama Mata Uang Arab Saudi adalah Riyal Saudi, Ini Sejarahnya

Kompas.com - 10/05/2022, 10:54 WIB


KOMPAS.com - Riyal Saudi adalah mata uang negara Arab Saudi. Pemahaman mengenai nama mata uang Arab Saudi diperlukan untuk menambah wawasan internasional.

Karena itu, penting mengetahui ciri-ciri mata uang Arab Saudi yang masih berlaku, termasuk mengenai gambar mata uang Arab Saudi.

Berikut ini ulasan mengenai sejarah mata uang Arab Saudi, lengkap dengan nilai tukarnya terhadap Dollar AS dan Rupiah.

Baca juga: Daftar Negara Uni Eropa yang Tidak Menggunakan Mata Uang Euro

Kode Riyal Saudi

Kode mata uang Riyal Arab Saudi yang berlaku secara internasional sesuai standar ISO 4217 adalah SAR. Dengan demikian, SAR adalah singkatan untuk mata uang untuk Riyal Saudi.

Riyal Saudi juga sering disingkat dengan huruf SR. Dalam aktivitas sehari-hari, SR menjadi simbol dari mata uang Arab Saudi.

Dikutip dari laman resmi The Saudi Arabian Monetary Authority (SAMA) atau Bank Sentral Arab Saudi, mata uang Arab Saudi yang masih berlaku saat ini terdiri dari beberapa pecahan uang kertas dan koin.

Gambar mata uang Arab Saudi berbeda-beda pada masing-masing pecahan. Untuk uang kertas pecahan 50 Riyal Saudi misalnya, dicetak dengan ukuran 155 x 70 mm dengan warna dominan hijau.

Di bagian depan uang kertas itu terdapat potret Penjaga Dua Masjid Suci Raja Salman Bin Abdulaziz Al Saud dan gambar Masjid Kubah Al-Sakhra. Bagian belakang catatan menunjukkan pemandangan Masjid Al-Aqsa di Al-Quds Al-Shareef.

Sementara itu, untuk uang koin pecahan 10 Halala pada bagian depan terdapat lambang nasional kerajaan terukir di tengah dengan gelar Raja (Penjaga Dua Masjid Suci) dan motif tanaman berulang di atasnya.

Baca juga: Daftar Negara yang Memakai Dollar AS sebagai Mata Uang Resmi

Nama Raja (Salman bin Abdulaziz Al Saud) terukir di bagian bawah lambang dengan tahun Hijriah (1438) di sisi kanan dan tahun Masehi (2016) di sebelah kiri. Bagian atas dan bawah sisi depan diukir dengan motif tumbuhan.

Sedangkan di bagian belakang tercantum angka 10 terukir di tengah dengan denominasi dalam kata-kata Arab ditempatkan di atas dan denominasi dalam bahasa Inggris (TEN HALALAS) di bawah. Selain itu, bagian atas dan bawah dari sisi sebaliknya diukir dengan pola tanaman berulang.

Perlu diketahui, 1 Riyal Saudi terdiri dari 100 Halala uang koin perak Riyal, yang berlaku sejak awal lahirnya Riyal Saudi.

Sejarah mata uang Arab Saudi

Dikutip dari Investopedia, asal usul Riyal Saudi tidak lepas dari sejarah pembentukan Kerajaan Arab Saudi. Pada tahun 1932, Kerajaan Arab Saudi sebagai sebuah negara, dibentuk dengan menggabungkan Kerajaan Hijaz dan Kesultanan Najd.

Baca juga: Daftar Negara yang Menggunakan Mata Uang Euro

Setelah pembentukannya, Arab Saudi menggunakan sistem moneter bimetal berdasarkan kedaulatan emas Inggris dan Riyal perak

Pada tahun 1952, sistem moneter direformasi untuk menggunakan mata uang tunggal. Mata uang ini adalah Riyal Saudi, yang didukung oleh guinea emas Saudi yang setara dengan kedaulatan emas Inggris.

Sistem tersebut bertahan hingga tahun 1959 dan berakhir ketika digantikan sebuah sistem berdasarkan uang kertas yang dikeluarkan oleh SAMA atau Bank Sentral Arab Saudi.

Sebelum Riyal Saudi dipatok ke Dollar AS, Riyal Saudi dipatok ke Special Drawing Rights (SDR), yang merupakan aset cadangan internasional yang dibuat oleh International Monetary Fund (IMF).

Baca juga: IDR adalah Mata Uang Negara Indonesia, Apa Perbedaan IDR dan Rp?

Nilai tukar Riyal Saudi

Per Selasa (10/5/2022), 1 Riyal Saudi setara dengan Rp 3.870. Adapun Riyal Saudi dipatok ke Dollar AS dengan nilai tukar 3,75 per dollar AS. Ini telah menjadi nilai tukar tetap sejak tahun 1986.

Riyal ditetapkan terhadap dolar karena hubungan historis antara kedua negara. Selama perang Arab-Israel, di mana AS berpihak pada Israel, Arab Saudi memberlakukan embargo minyak terhadap AS yang menyebabkan harga minyak melonjak.

Akhirnya, para pihak mencapai kesepakatan bahwa AS akan membeli minyak dari Arab Saudi, dan dengan semua hasilnya, dan bahwa Arab Saudi akan memberi harga semua minyak secara global dalam Dollar AS.

Arab Saudi menerima bantuan militer sebagai bagian dari kesepakatan. Dari sana, secara ekonomi, itu menguntungkan Arab Saudi untuk mematok mata uangnya ke Dollar AS karena sebagian besar ekonomi Saudi berbasis Dollar AS.

Baca juga: Lengkap, Ini Daftar Nama Mata Uang Negara ASEAN

 

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Video rekomendasi
Video lainnya


Rekomendasi untuk anda
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
27th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

Terkini Lainnya

Mulai Terapkan 'Smart Meter', Dirut PLN: Bisa Pantau Penggunaan Listrik secara 'Realtime'

Mulai Terapkan "Smart Meter", Dirut PLN: Bisa Pantau Penggunaan Listrik secara "Realtime"

Whats New
Elnusa Tebar Dividen Rp 189 Miliar, 50 Persen dari Laba Bersih 2022

Elnusa Tebar Dividen Rp 189 Miliar, 50 Persen dari Laba Bersih 2022

Whats New
Digitalisasi Bikin Pertamina Hemat Rp 48,7 Triliun

Digitalisasi Bikin Pertamina Hemat Rp 48,7 Triliun

Whats New
Pelunasan Biaya Haji bagi Kuota Tambahan Dibuka hingga 12 Juni 2023

Pelunasan Biaya Haji bagi Kuota Tambahan Dibuka hingga 12 Juni 2023

Whats New
Soal Aturan Larangan Pakaian Bekas Impor, Teten: Kita Enggak Akan Pernah Merevisi

Soal Aturan Larangan Pakaian Bekas Impor, Teten: Kita Enggak Akan Pernah Merevisi

Whats New
Kebijakan Larangan Impor Pakaian Bekas Dinilai Sudah Tepat

Kebijakan Larangan Impor Pakaian Bekas Dinilai Sudah Tepat

Whats New
Greenpeace dan Walhi Tolak Masuk Tim Kajian Ekspor Pasir Laut, KKP: Kalau Pintar, Harusnya Tawaran Diterima

Greenpeace dan Walhi Tolak Masuk Tim Kajian Ekspor Pasir Laut, KKP: Kalau Pintar, Harusnya Tawaran Diterima

Whats New
Peretas Korea Utara Diduga Lakukan Pencurian Kripto Senilai 35 Juta Dollar AS

Peretas Korea Utara Diduga Lakukan Pencurian Kripto Senilai 35 Juta Dollar AS

Whats New
ANJT Bakal Tebar Dividen 30 Persen dari Laba Bersih, Cek Jadwalnya

ANJT Bakal Tebar Dividen 30 Persen dari Laba Bersih, Cek Jadwalnya

Whats New
Hasil Kunker Menperin Agus ke Jepang: Isuzu Bakal Pindahkan Pabrik Truk dari Thailand ke RI

Hasil Kunker Menperin Agus ke Jepang: Isuzu Bakal Pindahkan Pabrik Truk dari Thailand ke RI

Whats New
Menteri PUPR Optimis Pembangunan Dasar IKN Rampung 2024

Menteri PUPR Optimis Pembangunan Dasar IKN Rampung 2024

Whats New
Bea Cukai Lelang Puluhan Royal Enfield, Harga Mulai Rp 23 Juta

Bea Cukai Lelang Puluhan Royal Enfield, Harga Mulai Rp 23 Juta

Whats New
Zurich dan BNP Paribas Dikabarkan Bakal Akuisisi Astra Life

Zurich dan BNP Paribas Dikabarkan Bakal Akuisisi Astra Life

Whats New
Ingin Ikut Uji Coba LRT Jabodebek? Daftar 'Online' Dulu Mulai 10 Juli 2023

Ingin Ikut Uji Coba LRT Jabodebek? Daftar "Online" Dulu Mulai 10 Juli 2023

Whats New
Premi Industri Asuransi Turun Jadi Rp 101,34 Triliun, Ini Penyebabnya

Premi Industri Asuransi Turun Jadi Rp 101,34 Triliun, Ini Penyebabnya

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+