Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Simak Cara Memutus Mata Rantai Generasi Sandwich

Kompas.com - 11/05/2022, 09:05 WIB
Agustinus Rangga Respati,
Yoga Sukmana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Lepas dari label generasi sandwich ternyata tidak semudah yang dibayangkan. Bahkan menjadi generasi sandwich mungkin tak terhindarkan bagi beberapa anak muda sekarang ini.

Secara definitif, generasi sandwich dapat dikatakan sebagai seseorang yang menanggung beban anaknya sekaligus beban orang tuanya secara keuangan dan psikologis.

Meskipun demikian, bukan mustahil seseorang dapat lepas dari generasi sandwich. Untuk itu, ada beberapa langkah yang perlu dilakukan seseorang agar dapat lepas dari generasi sandwich dan menjauhkan kemungkinan menimbulkan generasi sandwich di masa yang akan datang.

Baca juga: Wall Street Mulai Bangkit, Saham–saham Teknologi Naik Tipis

Founder OneShildt Financial Planning dan CEO PT Cerdas Keuangan Indonesia Mohamad Andoko mengatakan, cara untuk memutus generasi sandwich adalah harus melek literasi keuangan.

"Cerdas keuangan untuk diri mereka sendiri, sehingga mereka nanti tidak akan membebani ke anak-anak mereka di masa datang," kata dia kepada Kompas.com beberapa waktu lalu.

Ia menambahkan, generasi sandwich perlu untuk mulai belajar mengelola keuangan, membedakan utang produktif dan utang konsumtif, dan menyusun anggaran.

Selain itu, sangat penting bagi generasi sandwich mulai memperhitungkan dana pensiun.

Ia yakin jika hal di atas dapat dijalankan dengan baik, generasi sandwich tidak akan menjadi beban untuk anak-anak mereka di masa datang.

Baca juga: UMKM Bisa Dapat Modal Rp 300 Juta lewat W20 Sispreneur, Ini Cara Daftarnya

Selanjutnya dalam mengembangkan diri sebagai generasi sandwich yang melek literasi keuangan, ia menyebut pentingnya memiliki kebiasaan menabung.

"Misalnya untuk orang yang tidak pernah bisa menabung, biasakan menabung dari yang kecil dulu, misalnya 10 persen secara terus menerus untuk jadi dana darurat," terang dia

"Jangan sampai seseorang sudah investasi, tapi ketika terjadi sesuatu yang darurat justru mengambil dana investasi. Belum lagi kalau saat itu nilai investasinya sedang jeblok, Jadi lebih baik menabung dan sisihkan untuk dana darurat," tambah dia.

Setelah seseorang memiliki kebiasaaan untuk menabung dan memiliki dana darurat, baru setelah itu melangkah ke tingkat selanjutnya yaitu investasi.

Baca juga: Buwas: Empat Tahun Berturut-turut Indonesia Tidak Impor Beras

Sementara bagi generasi sandwich yang ingin meningkatkan pendapatannya dapat memulai kegiatan sampingan. Ia bilang, kreativitas adalah modal yang sangat berharga untuk memulai bisnis. Selain itu, memulai bisnis dari sektor jasa juga dapat dilakukan bagi generasi sandwich dengan modal pas-pasan.

"Saat ini, jangan sampai keterbatasan akan modal menjadi penghambat seseorang untuk memulai bisnisnya," kata dia.

Lebih lanjut, Andoko berpesan pentingnya generasi sandwich untuk mengendalikan keinginan. Pasalnya dengan mengendalikan keinginan tujuan finansial akan semakin mudah dicapai.

"Kebutuhan seseorang bisa diukur, sementara keinginan tidak bisa diukur," tegas dia.

Adapun lebih jauh, ia berbagi tips tentang bagaimana seseorang mengatur keuangan setiap bulan melalui 5 cara.

Baca juga: Lirik Nikel, Elon Musk Kirim Timnya ke Indonesia

Pertama, selalu cek kondisi keuangan dengan mengetahui jumlah aset dan utang. Hal ini berguna agar seseorang dapat dengan mudah melacak kondisi dan posisi keuangannya.

Kemudian, gunakan sebagian uang untuk mengembangkan diri. Tujuannya agar seseorang memiliki nilai tawar dan daya jual yang baik di dunia kerja. Hal ini berpotensi meningkatkan penghasilan ke depan.

Lalu, ia bilang seseorang harus melakukan investasi secara terus menerus.

Seseorang juga perlu untuk memperlajari manajeman utang, sekurang-kurangnya dapat mengetahui utang konsumtif dan utang yang produktif.

"Utang produkitif, memiliki peluang aset yang meningkat di masa yang akan datang. Sedangkan, utang konsumtif justru dapat membuat nilai aset menurun," kata dia.

Berikutnya, seseorang perlu menaruh uang sesuai dengan manajemen risiko masing-masing. Terakhir untuk dapat memiliki keuangan yang sehat, sangat penting untuk mengkombinasikan pengetahuan dengan mindset. Sehingga, seseorang memiliki kebiasaan finansial yang baik.

"Jadi suatu hari mereka dapat sejahtera, atau mereka dapat menjadi kaya," tutup dia.

Baca juga: AS Buka 11 Juta Lowongan Kerja, RI Jajaki Kerja Sama Magang

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Survei Prudential: 68 Persen Warga RI Pertimbangkan Proteksi dari Risiko Kesehatan

Survei Prudential: 68 Persen Warga RI Pertimbangkan Proteksi dari Risiko Kesehatan

Earn Smart
7 Contoh Kebijakan Fiskal di Indonesia, dari Subsidi hingga Pajak

7 Contoh Kebijakan Fiskal di Indonesia, dari Subsidi hingga Pajak

Whats New
'Regulatory Sandbox' Jadi Ruang untuk Perkembangan Industri Kripto

"Regulatory Sandbox" Jadi Ruang untuk Perkembangan Industri Kripto

Whats New
IHSG Melemah 0,83 Persen dalam Sepekan, Kapitalisasi Pasar Susut

IHSG Melemah 0,83 Persen dalam Sepekan, Kapitalisasi Pasar Susut

Whats New
Nasabah Bank DKI Bisa Tarik Tunai Tanpa Kartu di Seluruh ATM BRI

Nasabah Bank DKI Bisa Tarik Tunai Tanpa Kartu di Seluruh ATM BRI

Whats New
Genjot Layanan Kesehatan, Grup Siloam Tingkatkan Digitalisasi

Genjot Layanan Kesehatan, Grup Siloam Tingkatkan Digitalisasi

Whats New
Pelita Air Siapkan 273.000 Kursi Selama Periode Angkutan Lebaran 2024

Pelita Air Siapkan 273.000 Kursi Selama Periode Angkutan Lebaran 2024

Whats New
Puji Gebrakan Mentan Amran, Perpadi: Penambahan Alokasi Pupuk Prestasi Luar Biasa

Puji Gebrakan Mentan Amran, Perpadi: Penambahan Alokasi Pupuk Prestasi Luar Biasa

Whats New
Pengertian Kebijakan Fiskal, Instrumen, Fungsi, Tujuan, dan Contohnya

Pengertian Kebijakan Fiskal, Instrumen, Fungsi, Tujuan, dan Contohnya

Whats New
Ekspor CPO Naik 14,63 Persen pada Januari 2024, Tertinggi ke Uni Eropa

Ekspor CPO Naik 14,63 Persen pada Januari 2024, Tertinggi ke Uni Eropa

Whats New
Tebar Sukacita di Bulan Ramadhan, Sido Muncul Beri Santunan untuk 1.000 Anak Yatim di Jakarta

Tebar Sukacita di Bulan Ramadhan, Sido Muncul Beri Santunan untuk 1.000 Anak Yatim di Jakarta

BrandzView
Chandra Asri Bukukan Pendapatan Bersih 2,15 Miliar Dollar AS pada 2023

Chandra Asri Bukukan Pendapatan Bersih 2,15 Miliar Dollar AS pada 2023

Whats New
Tinjau Panen Raya, Mentan Pastikan Pemerintah Kawal Stok Pangan Nasional

Tinjau Panen Raya, Mentan Pastikan Pemerintah Kawal Stok Pangan Nasional

Whats New
Kenaikan Tarif Dinilai Jadi Pemicu Setoran Cukai Rokok Lesu

Kenaikan Tarif Dinilai Jadi Pemicu Setoran Cukai Rokok Lesu

Whats New
Puasa Itu Berhemat atau Boros?

Puasa Itu Berhemat atau Boros?

Spend Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com